Indonesia Positif

Penyuluh dan Petani Perang Melawan Tikus Ditengah Pandemi Covid-19

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 09:03 | 68.68k
(FOTO: AJP TIMES Indonesia)
(FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Menteri pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo, SH. MH menegaskan bahwa ketersediaan pangan bagi 267 juta masyarakat Indonesia harus tersedia melalui peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan, agar kesejahteraan petani meningkat dengan perbaikan daya saing dan peningkatan nilai ekspor.

Pertanian tidak boleh berhenti di tengah Pademi Covid 19, karena pertanian merupakan garda terdepan dalam pencegahan infeksi covid 19 karena berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh, produksi bahan makanan pada masa pademi covid 19 tetap terus berjalan tegas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian Prof. Dr. Ir. Dedy Nushamsy, M.Agr. 

Di tengah kondisi pademi covid 19 penyuluh dan petani sebagai garda terdepan di minta selalu siap untuk bekerja keras menproduksi dengan tidak mengabaikan protocol SOP kesehatan untuk mengantisipasi penhyebaran covid 19. 

bbpp batu 2

Kepala BBPP Batu selaku penanggung jawab wilayah kostratani di Kabupaten Malang memantau kegiatan pengedalian hama tikus di desa Kauman, Kecamatan Ngantang agar tanaman padi dapat panen terhindar serangan hama tikus sehingga petani dan penyuluh melakukan gropyokan. 

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan menyampaikan bahwa menekan serangan tikus di Kecamatan Ngantang dengan bantuan emposan dan dilakukan secara groprokan dengan luas tanaman padi kurang lebih 200 ha yang dilakukan Bersama petani selama 3 hari berturut-turut. 
Penyuluh pertanian BPP Ngantang Rina Chaesar, SST, menginformasikan metode gropyokan tikus lebih efektif untuk mengatasi gagal tumbuh dan gagal panen tanaman padi.

Tikus bisa dengan cepat menyerang sawah-sawah yang baru saja dilakukan penanaman, jika kondisi ini dibiarkan maka dalam waktu singkat tanaman padi muda akan rusak dan sulit untuk bisa dipertahankan hidup lebih lama.

bbpp batu 3

Dalam melakukan kegitan gropyokan penyuluh dan petani tetap mengikuti SOP pencegahan Covid 19 dengan menjaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan dan mandi setelah melakukan kegiatan dan berjemur di terik sinar matahari.

"Memang perkembangan tikus ini sangat cepat. Jadi satu ekor bisa melahirkan 6 sampai 8 ekor. Kemudian dia saat berusia 21 hari sudah bisa berkembang biak pisah dengan induknya, jadi perlu kita antisipasi dari awal," sebutnya.

Gropyokan tikus jika dilaksanakan secara intensif maka akan sangat efektif, hasilnya cukup memuaskan karena biasanya bisa ditangkap ratusan ekor tikus sekali gropyokan. Tikus secara endemik merupakan hama padi paling potensial, menyerang tanaman padi saat musim tanam dan merusak hasil padi saat menjelang panen. Hal ini tentu saja sangat merugikan para petani. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES