Peristiwa Daerah

Wali Kota Batu Suguhkan Tari Monel untuk Peserta Konferwil AMSI Jatim

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 05:12 | 357.08k
Tarian Monel yang akan dibawakan dalam Konferwil AMSI Jatim besok. (Muhammad Dhani Rahman/TIMESINDONESIA)
Tarian Monel yang akan dibawakan dalam Konferwil AMSI Jatim besok. (Muhammad Dhani Rahman/TIMESINDONESIA)

TIMESINDONESIA, BATUWali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi secara khusus mempersembahkan tari monel kepada delegasi Konferensi Wilayah 2 Asosiasi Media Siber Indonesia Jawa Timur (Konferwil AMSI Jatim) yang akan dilaksanakan Sabtu (24/10/2020) di Kota Batu.

Tarian yang dipernah ditonton oleh 16 Duta Besar Negara Sahabat di Jakarta ini akan dibawakan khusus oleh para Putri Kota Wisata Kota Batu kepada para peserta Konferwil AMSI Jatim.

Tarian yang juga pernah ditampilkan di Rotterdam Belanda dan Gyeungjo Korea Selatan ini ditampilkan sebagai ucapan selamat datang kepada para peserta di Kota Batu. "Sugeng rawuh di Kota Batu," ujar wali kota. 

Tarian Monel a

Tari Monel merupakan tari kreasi yang diciptakan oleh Kabid Kebudayaan, Dinas Pariwisata Kota Batu, Winarto Ekram. Tarian ini dibuat terinpirasi dari tari tradisi yaitu Jaran Monelan dan Jaran Kepang Dor.

Karakter yang dibangun dalam tari Monel yaitu sigrak dan semangat.Pembawaan tari Monel yang lucu dan unik dalam bentuk gerak dan teknik geraknya memberikan ciri dan gaya yang identik.

Karakter gaya gerak tari Monel lucu dan unik. Kecenderungan tarian berfokus pada gerak kaki dan egolan penari yang khas.

"Berawal dari satu kesenian tradisional yang hidup di daerah Jabung, Kabupaten Malang yang biasanya disebut dengan sebutan Jaran Monelan. Biasanya tarian ini dibawakan pada saat-saat tertentu seperti pesta hajatan masyarakat," ujar Winarto Ekram kepada TIMES Indonesia.

Tarian Jaran Monelan ini kemudian dikemas menjadi sebuah tarian baru atau menjadi tarian kreasi baru dengan menghilangkan property kuda dan beberapa proterti lainnya.

"Tarian ini saya buat berangkat dari keprihatinan saya melihat tarian tradisi ini yang lambat laun mulai punah, bahkan saat tahun 2008 tinggal satu kelompok Jaranan Monel yang hidup, itu pun tidak pernah main lagi, hanya property yang masih ada," ujar Winarto.

Kegelisahan ini mendorong Winarto untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dibuatlah tarian kreasi baru, dikemas ulang dan mengadaptasi bentuk lainnya. Contohnya dari sisi kostum Winarto menggabungkan relief Gapuro Candi Jago digabungkan kostum Wayangan Topeng Malangan.

Tarian ini pun membuat penonton berdecak, karena gayanya yang energik dan teknik jaran kepangnya yang sangat menarik. Bahkan secara keilmuan, banyak yang tertarik untuk menjadikan karya tari kemasan baru ini dijadikan bahan karya tulis ilmiah untuk jenjang S1 dan S2.

"Pesan moral tidak terlalu pada makna tarian ini, pesan moral bagaimana orang sekarang harus menghargai karya lama dan menjadi karya baru yang lebih menarik dan punya ketertarikan bagi generasi sekarang," ujar Winarto mengakhiri perbincangan terkait tari monel yang disiapkan menyambut Konferwil AMSI Jatim di Kota Batu. (*)

Ekoran-Edisi-Sabtu-24-Oktoberr-2020-Walikota-Batu-Suguhkan-Tari-Monel-di-Konferwil-AMSI-Jatim.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES