Angkat Kopi Pagaralam, Anggota DPR RI Dorong Kolaborasi Pihak Terkait
TIMESINDONESIA, PAGARALAM – Guna mensejahterahkan petani kopi di wilayah reses dapilnya, anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar Dapil Sumsel II, Bobby Adhityo Rizaldi SE Ak MBA CFE mendengarkan aspirasi petani kopi di Kota Pagaralam, Kamis (22/10/2020).
Dalam kegiatan reses di rumah produksi Putra Abadi, Kecamatan Dempo Selatan, Bobby mengakui tak sedikit hambatan yang dihadapi petani kopi di wilayah reses dapilnya.
"Apa yang diinginkan petani kopi, saya tampung. Mulai dari hulu hingga ke hilirnya," ujar dia saat melakukan reses masa sidang I tahun 2020-2021.
Mengangkat kopi di daerah katanya harus ada kolaborasi, baik petaninya, pelaku industri kopi, serta penggiat kopi yang tergabung di komunitas kopi.
"Kopi yang di pasar tidak harus kopi kategori fine coffe atau specialty yang harus memenuhi cupping skor 80, itukan sulit bagi petani kopi. Mana kebutuhan pasar dan mana untuk kopi komoditas (asalan). Tidak semua kopi dijual harus fine coffe," katanya.
Ditambahkan Ketua Forum Komunikasi Pengusaha Kopi Pagaralam (FKPKP), Indra didampingi Yeni Asmara salahsatu pelaku usaha kopi mengatakan, pada dasarnya petani ataupun pelaku usaha kopi siap menghasilkan kopi berkualitas, hanya saja soal pasar dalam hal ini buyer.
"Bicara kopi Pagaralam mendunia, saya berharap kopi Pagaralam bisa digemari (dikenal) paling tidak di tingkat Sumsel," harapnya.
Demikian juga ditambahkan, Weni didampingi Gerut perwakilan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kota Pagaralam, pihaknya berharap apa yang menjadi curahan kawan-kawan baik itu petani kopi, pelaku usaha kopi dan penggiat kopi bisa dijembatani.
"Kami juga mengharapkan kopi Pagaralam tak hanya dikenal, namun usaha petani kopi bisa maju dan berkembang bersama-sama," ungkapnya.
Kopi Pagaralam Sudah Mendunia
Sementara Daroe Handoyo, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) menyebut Kopi Pagaralam sudah mendunia. Bahkan di Indonesia sendiri juga sudah terkenal berkualitas baik.
"Jika orang sudah tahu kopinya enak, pasti disembunyikan," katanya saat melakukan dialog dengan petani kopi, pelaku usaha kopi, pegiat kopi yang tergabung dalam komunitas.
Menurut pria yang juga anggota Dewan Kopi Indonesia (Dekopin), untuk menghasilkan kopi enak banyak dipengaruhi faktor. Faktor-faktor inilah yang harus diketahui, baik petani ataupun pelaku usaha kopi.
"Kopi enak itu, 60 persen dipengaruhi kualitas bahan bakunya atau greenbin (biji kopi), 20 persen prosesingnya, 10 persen roasting, 5 persen barista sisanya faktor lain," bebernya dalam kegiatan di Kota Pagaralam. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |