Peristiwa Daerah

TMMD ke-109 di Jawa Timur, Pengabdian Kodam V Brawijaya untuk Negeri

Kamis, 22 Oktober 2020 - 15:10 | 71.61k
Kedekatan antara TNI dan warga di desa sasaran Program TMMD ke-109 Kodam Brawijaya, Kamis (22/10/2020).(Dok.Pendam)
Kedekatan antara TNI dan warga di desa sasaran Program TMMD ke-109 Kodam Brawijaya, Kamis (22/10/2020).(Dok.Pendam)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-109 di wilayah Kodam V Brawijaya telah digelar di tiga wilayah meliputi Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Sidoarjo.

Program TMMD -109 Lamongan dilaksanakan tepatnya di Desa Tebluru, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Sasaran fisik berupa pipanisasi yang sebelumnya merupakan program desa dengan menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD).

Sasaran fisik ini telah dikerjakan selama 4 tahun di mana tiap tahun hanya mampu menyelesaikan pipanisasi sepanjang 200 meter sehingga total pipa yang sudah terpasang sepanjang 800 meter dan masih tersisa kurang lebih 950 meter.

Dengan sisa tersebut, pemasangan pipanisasi membutuhkan waktu selama 5 tahun ke depan. Dengan adanya beberapa sasaran dari program TMMD-109 salah satunya pipanisasi, proyek itu dapat diselesaikan secara tuntas.

Pak Widji, salah satu warga Desa Tebluru mengatakan pipanisasi ini dapat mengaliri lahan pertanian seluas 450 Ha. Awalnya, saat musim kemarau tidak dapat ditanami padi dan hanya dapat panen satu kali dalam satu tahun.

"Dengan adanya TMMD 109 ini, Insya Allah masyarakat Desa Tebluru bisa panen dua kali untuk tanaman padi dan satu kali untuk tanaman palawija karena sudah adanya sumber air yang tidak berhenti airnya yang dihasilkan dari sumber air di bukit yang berada di Desa Tebluru," katanya.

Kapendam V/Brawijaya Kolonel Arm Imam Haryadi mengatakan, di saat pandemi Covid-19, kehadiran Satgas TMMD -109 Kodim 0812/Lamongan bisa membantu masyarakat dalam mewujudkan perekonomian yang lebih maju.

Dengan mengoptimalkan irigasi pertanian melalui pipanisasi, kegiatan lain yang dilakukan personel TMMD Kodim 0812 Lamongan adalah pembangunan jalan rabat beton sepanjang 900 meter dari Desa Tembluru ke Desa Taman Prijek.

Kemudian bak pembagi air, posko Covid, dan rumah singgah/isolasi serta bedah rumah. Kegiatan ini melibatkan mantan teroris Ali Fauzi Manzi, mendengar namanya saja publik pasti tertuju pada tragedi bom Bali tahun 2002 silam.

TMMD-2.jpg

Mantan napi teroris itu hidupnya kini, seakan berbalik 180 derajat. Kehadirannya sering muncul di media sebagai narasumber bertajuk bahaya radikalisme sekaligus penceramah.

Adik kandung Amrozi itu, kini mengelola Yayasan Lingkar Perdamaian yang berada di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Yayasan Tersebut menampung beberapa mantan napi terorisme.

Ali Fauzi mengatakan banyak impian yang ingin ia lakukan demi perkembangan desanya, salah satunya meningkatkan perekonomian masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani.

Adanya program TMMD ke-109 di Desa Tebluru dinilai sangat tepat. Selain berdampak pada segi pembangunan, TMMD ini bisa mengoptimalkan beberapa fasilitas umum. "Saya kira ke depannya pertanian juga semakin meningkat dengan adanya program ini,” kata Ali fauzi

TMMD 109 juga di laksanakan di Desa Bajulan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk. Kedatangan TNI di lokasi itu, sangat disambut dengan antusias oleh warga sekitar.

Ada yang menarik dari salah satu lokasi yang dijadikan sasaran TMMD -109 ini. Sebelum adanya TMMD-109 desa Bajulan ini masih terisolir, jalan yang dilalui masyarakat masih jalan setapak di mana jalan tersebut sejarahnya merupakan jalan rute Jenderal Sudirman.

Sasaran fisik berupa proyek pelebaran dan pengerasan jalan di Desa Bajulan Kecamatan Loceret ini mempunyai nilai manfaat lebih bagi masyarakat, jika dibanding proyek-proyek fisik lainnya.

Dengan dipermudahnya akses jalan ini, tidak hanya membantu melancarkan pemenuhan kebutuhan sosial dasar bagi warga setempat tapi juga menambah nilai historis dari jalan desa tersebut.

"Pembangunan fisik berupa peninggian jalan sepanjang 2,5 kilometer dan lebar 3 meter, TMMD di Nganjuk itu juga di laksanakan pembangunan rumah tidak layak huni atau RTLH. Termasuk adanya program non fisik mengenai sosialisasi protokol kesehatan dan bahaya Covid-19," ucap Kapendam.

Terpisah, Mbah Jirah (79) salah satu warga Dusun Magersari mengatakan, kedatangan TNI di Dusun itu, seakan membuka kenangan puluhan tahun silam, tepatnya ketika Jenderal Soedirman pernah singgah di Desa Bajulan.

"Jenderal Soedirman bersama pasukannya pernah menginap di rumah ayah saya dan saat ini satgas TMMD-109 singgah di rumah saya. Alhamdulillah adanya TNI di Desa ini direspon baik dari warga," kata mbah Jirah.

Pak Lauji, Kepala Desa Bajulan mengatakan jika semula warga sangat kesulitan untuk akses jalan menuju  Kabupaten kediri. "Sekarang warga sangat antusias karena dengan menggunakan kendaraan pun bisa tembus," kata Lauji.

Pelaksanaan program TMMD Kabupaten Sidoarjo dilaksanakan di Desa Kedungkembar Kecamatan Prambon. Di sini, Satgas TMMD melaksanakan pembangunan penyangga jalan Desa Jati Alun-alun, proyek pembangunan penyangga jalan Desa Cangkringturi.

"Juga proyek pembangunan penyangga jalan simpang, normalisasi kali avor Kajartengguli RW 3, pembangunan plengsengan sirip jembatan simpang serta pembangunan pagar SDN 4 Kedungkembar dan pemasangan lampu PJU 50 titik," kata Kapendam V/Brawijaya.

Penyempitan sungai dan pendangkalan kali avor sangat merugikan warga, pada saat hujan deras menjadi banjir dan sawah terendam air. Setelah dinormalisasi, kondisi sungai saat ini diharapkan bisa kembali seperti semula, sungai menjadi lebar dan debit air meningkat.

"Dulu kami sangat was was pada musim hujan, karena saat hujan lebat pasti kebanjiran, dengan adanya normalisasi ini membuat kami bisa tenang” kata Pak Basuki, warga Desa Kedungkembar.

Semua sasaran TMMD 109 telah sesuai dengan kebutuhan warga desa. Partisipasi warga dalam membangun akses jalan menuju dan dari desa ke desa lainnnya lebih optimal dan terlihat antusias dalam setiap rangkaian kegiatan TMMD.

Tanpa disadari selama satu bulan warga dan TNI telah menjalin kemesraan dalam bergotong-royong memperbaiki beberapa infrastruktur desa. Terwujudnya kemanunggalan ini tentu menjadi kekuatan yang tangguh berupa ikatan yang kuat bersama rakyat baik secara fisik maupun non fisik.

Seluruh hasil program TMMD 109, baik berupa pembangunan jalan penghubung, pipanisasi maupun fasilitas umum lainnnya tidak serta merta membawa perubahan signifikan terhadap infrastruktur desa. Perlu ada tindaklanjut dari pemerintah setempat serta kesadaran warga untuk merawatnya.

Setelah TMMD 109 Kodam V Brawijaya rampung, semua pihak harus berkontribusi dalam percepatan pembangunan daerah dan menempatkan desa sebagai subjek pembangunan. Harapannya pemerintah desa bisa memberdayakan sendiri wilayahnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES