Ekonomi

Kementan RI: Kolaborasi dan Kemitraan, Kunci Pengembangan Agribisnis Talas Beneng

Kamis, 22 Oktober 2020 - 07:04 | 87.98k
Pengembangan talas beneng. (FOTO: Dok. Kementan RI).
Pengembangan talas beneng. (FOTO: Dok. Kementan RI).

TIMESINDONESIA, JAKARTATalas Beneng merupakan komoditas unggul lokal Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat yang saat ini telah menjadi salah satu komoditas ekspor untuk mendorong program strategis Kementerian Pertanian (Kementan RI) yaitu Gerakan tiga kali lipat ekspor atau Gratieks.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Budi S. Januardi, Talas Beneng akan dikembangkan dalam satu kawasan dengan luas 100 hektar-an yang disebut Kampung Talas Beneng. Pengelolaan ini merupakan juga implementasi konsep korporasi petani yakni dari hulu ke hilir yang dijalankan Kementan sehingga proses produksinya maksimal dan petani terjamin memperoleh peningkatan kesejahteraan.

"Dari 100 hektar itu akan kita buat konsep agro-edu-wisata seluas 10 hektar, sedangkan 90 hektar lainnya untuk budidaya talas beneng. Konsep agro-edu-wisata Talas Beneng akan menggandeng pengusaha-pengusaha setempat," ungkap Budi di Pandeglang, dikutip dari keteangan tertulis, Kamis (22/10/2020). 

Budi menyebutkan selain ada spot perbibitan dan budidaya, akan dibangun juga berbagai sarana pengolahan produk talas beneng dan spot edukasi untuk pembelajaran mengenai talas beneng.

"Pengembangan nantinya diarahkan untuk wisata berbasis agro yang akan diintegrasikan antara wisata talas beneng dengan wisata madu," tuturnya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan RI, Suwandi mengatakan pengembangan Talas Beneng merupakan langkah yang tepat. Pasalnya sangat berpeluang untuk mendongkrak pendapatkan dan kesejahteraan petani serta penumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kementan mengapresiasi langkah Kabupaten Pandeglang dalam upaya mengembangkan Talas Beneng ini. Apalagi menggunakan pendektan korporasi petani," katanya.

Menurut Suwandi, korporasi petani sudah diuji coba di beberapa lokasi dan terbukti kinerjanya meningkatkan produksi, nilai tambah dan kesejahteraan petani itu sendiri serta membangun cara bertani yang maju, mandiri dan modern.

"Saya berharap dengan skala lahan hamparan yang luas, integrated farming dengan komoditas penunjang dan komoditas utama, kolaborasi dan sinergi dengan pembiayaan, sumber pendanaan dari swadaya, KUR, Pandeglang bisa mengikuti daerah lainnya yang sudah berhasil," ungkap dia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan transformasi pengelolaan pertanian dari yang semula dikerjakan sendiri-sendiri menjadi korporasi adalah salah satu upaya penguatan sektor pertanian yang menjadi program strategis. Korporasi pertanian mengkosolidasikan penggunaan teknologi pertanian berbasis digital, bibit unggul dan pengembangan produk turunanya.

"Korporasi petani tumbuh menjadi salah satu program prioritas untuk membangun proses bisnis dari hulu ke hilir. Sebab Pertanian, merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya dalam menghadapai pandemi Covid-19 saat ini," kata  orang nomor 1 di Kementan RI ini soal pengembangan Agribisnis Talas Beneng. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES