Gaya Hidup

Fakta Menarik Fery Unardi, Berhenti dari Harvard Demi Fokus Bangun Traveloka

Rabu, 21 Oktober 2020 - 14:53 | 176.80k
Fery Unardi pendiri Traveloka. (FOTO: Insiklopedia Indonesia)
Fery Unardi pendiri Traveloka. (FOTO: Insiklopedia Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemunculan berbagai startup yang didirikan para orang muda terbaik Indonesia, tak hanya bersaing di kancah nasional, tetapi juga regional, bahkan internasional. Salah satu sosok penting di dunia startup tersebut adalah Ferry Unardi, pendiri dari Traveloka.

Dilansir dari berbagai sumber TimesIndonesia mengumpulkan beberapa fakta menarik dari Ferry Unardi hingga dapat membuat Traveloka menjadi salah satu startup yang berhasil berlabel unicorn.

1. Lulus sekolah langsung ke Amerika Serikat

Ferry Unardi adalah seorang asli Minang. Pria kelahiran 16 Januari 1988 ini menghabiskan masa kecilnya di Padang. Setelah lulus SMA, Ferry langsung terbang ke Amerika Serikat untuk menjadi seorang insinyur, tepatnya di Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat.

2. Bekerja di Microsoft selama 3 tahun

Begitu lulus pada tahun 2008, Fery memilih untuk menetap dan bekerja di Amerika Serikat. Tak tanggung-tanggung, pria kelahiran 31 tahun lalu ini bekerja di salah satu perusahaan raksasa dunia, Microsoft, tepatnya di Seattle.

3. Mengunjungi Perusahaan di China

Tiga tahun menjadi masa terpanjang Ferry karena keinginannya untuk kembali ke Indonesia dan membuat sebuah startup terus mem buncah. Setelah berdiskusi dengan beberapa temannya, Ferry memilih untuk belajar ke China. Tidak hanya belajar bahasa Mandarin, salah satu founder dari Traveloka ini juga mengunjungi beberapa perusahaan raksasa seperti Alibaba, Ctrip, Taobao, dan Qunar. Dia mencoba belajar berbisnis langsung dari ahlinya.

4. Melanjutkan Kuliah di Harvard

Bertapa di China malah membuatnya semakin ragu karena dia sendiri tidak memiliki latar belakang seorang duunia bisnis. Begitu kembali ke Amerika Serikat, Ferry memutuskan untuk belajar bisnis di Sekolah Bisnis Harvard.

5. Keluar dari Harvard

Namun, ternyata meneruskan studi di Harvard tidaklah membuatnya leluasa menyelami dunia startup. Kegelisahannya semakin mmebuncah. Baru satu semester berkuliah, Ferry sudah tidak betah dan memilih untuk fokus pada startup-nya. Pilihan ini memang terdengar sangat tidak masuk akal mengingat Harvard adalah salah satu universitas terbaik. Tetapi keputusannya sudah bulat.

6. Tidak ada maskapai yang mau bekerja sama

Sekembalinya ke Indonesia, Ferry membangun Traveloka bersama dua sahabatnya, Albert Zhang dan Derianto Kusuma. Keduanya adalah teman yang ditemuinya ketika masih di Microsoft. Di awal pembuatannya, Traveloka hanya digunakan untuk mesin pembanding harga tiket pesawat.

Tetapi pada pertengahan 2013, Traveloka berubah menjadi reservasi tiket. Dan di awal, tidak banyak maskapai yang mau bekerja sama bahkan hampir tidak ada. Tetap karena kegigihan para founder, termasuk Ferry Unardi, Traveloka dapat terus berkembang.

7. Dari delapan orang menjadi ribuan orang

Ferry dan teman-temannya hanya berjumlah delapan orang untuk mengawali Traveloka. Tetapi setelah berubah menjadi sistem reservasi tiket, pembagian pekerjaan dibagi dalam beberapa divisi dan karyawannya pun terus bertambah. Tidak hanya karyawan, nilai valuasi Traveloka pun terus bertambah, hingga Rp26,2 triliun. Selain itu, Ferry Unardi juga masuk ke dalam Forbes “30 Under 30”. Kekayaannya pun diperkirakan mencapai Rp2,09 triliun.

Demikian kisah Ferry Unardi ketika membesarkan Traveloka,  membutuhkan pengorbanan yang juga besar hingga kini Traveloka menjadi salah satu startup unicorn di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES