Ekonomi

BI: Kehadiran Ladara Indonesia Perkuat Sektor UMKM

Rabu, 21 Oktober 2020 - 13:40 | 67.09k
Bandoe Widiarto dari BI berbicara saat acara Ayo ke Ladara yang digelar secara virtual, Rabu (21/10/2020). (Foto: Tangkapan Layar)
Bandoe Widiarto dari BI berbicara saat acara Ayo ke Ladara yang digelar secara virtual, Rabu (21/10/2020). (Foto: Tangkapan Layar)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) turut mengapresiasi kehadiran Ladara Indonesia sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian, melalui penguatan sektor UMKM. Bandoe Winarto dari Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI menyampaikan, pengembangan UMKM berbasis digital menjadi salah satu upaya untuk pemulihan ekonomi di tengah pandemi. 

Bandoe mengungkapkan UMKM merupakan sektor yang memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional. Kreativitas, digitalisasi, dan sinergi merupakan kunci untuk memajukan UMKM sebagai perekonomian nasional di era digital. 

"Kreativitas dilakukan dengan meningkatkan nilai tambah produk UMKM," kata Bandoe saat acara "Ayo ke Ladara", Rabu (21/10/2020). 

Bandoe menyampaikan digitalisasi melalui inisiasi UMKM Go Digital dan integrasi ekonomi keuangan digital melalui infrastruktur sistem pembayaran yang cepat, mudah, dan murah, aman, dan andal. Digitalisasi pembiayaan pemasaran dan produksi juga terus berkembang. Hal ini tentu akan mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik kelas. 

Selama masa pandemi, berdasarkan survei kepada UMKM binaan bank sentral ini sebanyak 72,6 persen pelaku UMKM omzetnya turun hingga modalnya mengalami hambatan. UMKM pun banyak yang mengambil langkah penambahan saluran pemasaran termasuk media digital. 

“Pandemi menjadi salah satu bagian dari tranformasi ke  teknologi, pembatasan aktivitas fisik menjadi kebiasaan baru yang membuat penggunaan teknologi digital menjadi alternatif mengatasi kesulitan aktivitas ekonomi,” imbuhnya. 

Untuk mendorong digitalisasi, BI menyediakan instrumen sistem pembayaran yang cepat, murah, aman dan andal melalui Quick Respond Code Indonesian Standard (QRIS). Bandoe mengungkapkan selama masa pandemi total jumlah merchant mencapai 4,8 juta dengan jumlah transaksi mencapai 11 juta transaksi dengan nominal mencapai Rp790 miliar. Tingginya realisasi itu, kata dia, karena biaya transaksi pemrosesan QRIS hingga Desember 2020 masih dibebaskan. 

Sementara itu, Bandoe menambahkan inovasi permodalan UMKM dengan memanfaatkan layanan keuangan digital juga menjadi alternatif pembiayaan, mengingat penyaluran kredit yang diakses UMKM baru mencapai 19-20 persen dari total realisasi kredit perbankan. Oleh karena itu pemanfaatan inovasi permodalan UMKM karena digitalisasi keuangan perlu diseimbangkan dengan perlindungan konsumen seiring teknologi yang berkembang. 

Bandoe juga berharap kehadiran Ladara ini juga membantu perekonomian dengan membantu para UMKM. Ia juga berharap adanya marketplace TNI ini dapat mengedukasi masyarakat tentang perkembangan teknologi dibidang ekonomi. 

Platform e-commerce Ladara Indonesia telah diluncurkan pada 13 November 2019. Pada hari ini, seperti disampaikan Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto, masyarakat sudah dapat bertransaksi di seluruh Indonesia dengan menggunakan aplikasi Ladara.

Selain jual beli barang secara online, Ladara Indonesia juga menghadirkan fitur menabung emas secara digital yang dikenal sebagai Ladara Emas. Marketplace TNI juga memiliki fitur unggulan yakni bisa menabung emas dengan mudah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES