Peristiwa Daerah

TKW Indramayu Ruri, Sempat Kabur dan Kerja Serabutan Sebelum Meninggal

Selasa, 20 Oktober 2020 - 15:11 | 105.96k
Potret Ruri Alfath Mujaida, TKW yang meninggal dunia saat akan dipulangkan ke Indonesia. (FOTO: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Potret Ruri Alfath Mujaida, TKW yang meninggal dunia saat akan dipulangkan ke Indonesia. (FOTO: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYURuri Alfath Mujaida (25), seorang TKW Indramayu mengalami kisah tragis saat merantau di Negeri Jiran Malaysia. Pasalnya, dia sempat mengalami penyiksaan dari majikannya, dan meninggal dunia saat akan pulang kembali ke Indonesia.

Menurut kakak Ruri, Juju Juhaeriyah (41), Ruri berangkat ke Malaysia pada tiga tahun lalu. Tujuannya adalah untuk memperbaiki perekonomian keluarga, dan membantu orang tua. Apalagi, teman-temannya banyak yang sukses dan membangun rumah.

"Akhirnya Ruri pergi ke Malaysia melalui sponsor," ujarnya kepada TIMES Indonesia saat ditemui di kediamannya di Blok Bloran I Desa Parean Girang Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu, Selasa (20/10/2020).

Kepergian Ruri ke Malaysia ini sempat ditentang suaminya. Namun, Ruri tetap nekad berangkat ke Malaysia.

Potret-Ruri-Alfath-Mujaida-2.jpg

Juju melanjutkan, saat berangkat ke Malaysia tersebut, Ruri sama sekali tanpa visa dan paspornya pun tidak diketahui apakah asli atau tidak. Dia berangkat melalui jalur air. Transitnya ke Batam dahulu, baru kemudian langsung ke Malaysia.

Dari cerita Ruri, lanjut Juju, selama setahun awal dia tidak mendapatkan gaji. Ruri dan tenaga kerja lainnya yang bekerja di majikan Malaysia tersebut, kerap disiksa.

"Begitu majikannya hamil dan dirawat di rumah sakit, Ruri dan lainnya kabur," jelasnya.

Setelah kabur, Ruri bekerja serabutan demi mengisi perutnya. Dia pun tinggal di sebuah rumah kontrakan. Di sana, dia bertemu dengan kawan asal Myanmar yang juga bekerja di Malaysia.

Kondisi Ruri sempat menurun akibat menderita penyakit TBC, sekitar 5 bulan lalu. Teman Myanmar tersebut membantu Ruri menjalani pengobatan di rumah sakiit dan membiayainya.

Kondisi Ruri yang terus menurun dan tubuhnya menjadi kurus kering. Pihak keluarga pun berkoordinasi dengan pihak Tim Reaksi Cepat Tanggap Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Indramayu, untuk segera memulangkan Ruri ke tanah air, dan bisa dirawat oleh keluarganya.

Namun ternyata takdir berkata lain. Dalam perjalanan menuju Batam, Ruri menghembuskan nafas terakhir, akibat tidak kuat menahan sakit yang dideritanya. Jenazahnya pun dibawa kembali ke Malaysia dan masuk rumah sakit.

Pihak keluarga mengalami kesulitan untuk memulangkan jenazah Ruri. Pasalnya, pihak agensi meminta sejumlah uang kepada keluarga Ruri, agar jenazahnya bisa dipulangkan kembali ke Indramayu.

Juju menjelaskan, pihak keluarga dimintai uang sejumlah Rp 32 juta supaya jenazah bisa dipulangkan kembali ke tanah air dan dimakamkan di kampung halamannya. Kalau tak mampu, pihak keluarga diminta membayar Rp 9,9 juta supaya jenazah bisa dimakamkan di Malaysia.

Pihak keluarga tentu saja tidak sanggup untuk membayar uang sebanyak itu. Apalagi, kondisi keluarga yang tidak mampu dan sedang berduka karena meninggalnya Ruri. "Pengennya pulang dimakamkan di sini. Tapi jenazahnya masih tertahan di rumah sakit di Malaysia," ungkapnya.

Juju mengaku sangat kehilangan adik bungsunya tersebut. Pasalnya, Ruri meninggalkan dua orang anak yang masih kecil. Apalagi, Ruri dan suaminya sudah berpisah.

Sebelum meninggal, Juju sempat video call bersama Ruri, bahwa Ruri ingin pulang dan sudah tidak kuat dengan kondisinya saat itu.

"'Ruri mau pulang, sudah tidak kuat. Dari situ saya nangis," tutur Juju menirukan ucapan Ruri.

Saat ini, pihak keluarga TKW Indramayu itu, dibantu oleh Tim Reaksi Cepat Tanggap Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Indramayu, sedang berusaha agar jenazah Ruri bisa dipulangkan dan secepatnya dimakamkan di tanah kelahirannya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES