Indonesia Positif

PLAP Universitas Ciputra Ajak Mayarakat Tingkatkan Prinsip GAS Check di Masa Pemulihan Pandemi

Selasa, 20 Oktober 2020 - 09:08 | 125.18k
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Secara Daring dalam Meningkatan Literasi Keuangan Keluarga
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Secara Daring dalam Meningkatan Literasi Keuangan Keluarga

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kondisi pandemi covid- 19 yang membuat kondisi ekonomi keluarga terpengaruh, sehingga sebagian keluarga mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan keluarganya. Karenanya, Program Studi Akuntansi Universitas Ciputra melalui Pusat Layanan Akuntansi dan Perpajakan (PLAP), mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan serial pelatihan pengelolaan keuangan keluarga kepada para orang tua dan karyawan Sekolah Citra Berkat.

Seri pertama dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2020 dengan tema Mengelola Keuangan dan Hutang Keluarga. Dalam kegiatan ini, peserta diajak untuk terlibat aktif dalam diskusi melalui media zoom. Peserta difasilitasi untuk melakukan diskusi dengan pemateri sehingga diharapkan peserta menjadi lebih luas wawasannya dalam mengelola keuangan dan hutang keluarga.

daring

Materi Pengeloaan Keuangan Keluarga secara umum dibawakan oleh Luky Patricia Widianingsih dosen Akuntansi Manajemen dan Entrepreneurship. Pengelolaan keuangan keluarga perlu dijalankan dengan Prinsip GAS Check.

“Goal adalah prinsip pertama dimana tujuan keuangan keluarga harus berhasil ditentukan terlebih dahulu. Tujuan tersebut haruslah memenuhi kriteria "SMART" spesific, measurable, atainable, realistic dan timely. Dengan tujuan yang jelas maka besar kemungkinan pengeluaran yang tidak perlu dapat ditekan. Prinsip kedua adalah Allocate. Alokasi diperlukan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tetap dikendalikan pengeluarannya,” jelasnya

Luky menambahkan alokasi penghasilan sebesar 50% digunakan untuk biaya hidup, 30% untuk simpanan, dan 20% untuk kebutuhan bersenang-senang. Sedangkan dalam kondisi pandemi seperti saat ini, sebaiknya sebuah keluarga menggunakan 80% pengelurannya untuk kebutuhan hidup, 20% untuk disimpan, dan tidak ada alokasi untuk kebutuhan yang sifatnya bersenang-senang. Prinsip ketiga adalah Strategi.

“Lalu tujuan yang telah dijabarkan dalam rencana keuangan dapat tercapai maka perlu digunakan strategi yaitu dengan melakukan check atau memeriksa pencapaian keuangan kita berdasarkan rasio hutang terhadap asset, rasio komitmen hutang terhadap penghasilan untuk belanja rutin, rasio pendapatan, rasio kecukupan kas, dan rasio investasi,” imbuh Luky.

Pada kesempatan yang sama Materi Pengelolaan Hutang dibawakan Oleh Eko Budi Santoso dosen Akuntansi dan Perpajakan. Menurutnya agar kita bisa aman dari hutang, harus mempunyai prinsip jitu yaitu Prinsip 3B (bersyukur, bersepakat, dan bekerja sama).

eko

“Sebelum melakukan berhutang maka sebuah keluraga hendaknya bersyukur atas rejeki dan kondisi yang ada, sehingga akan menghambat pemikiran untuk berhutang. Dalam hidup keluarga tentunya harus selalu ada kesepakatan. Hutang dalam keluarga harus dilakukan atas dasar kesepakatan anggota keluarga dan jangan diputuskan sepihak saja. Dalam membayar hutang, sebuah keluarga juga harus bekerjasama untuk melunasi hutang,” ungkap Eko.

Eko juga menyampaikan bahwa hutang bukan gaya hidup dan hutang bukan untuk gaya. Jika ingin berhutang, maka sebuah keluarga harus tahu tujuan berhutang untuk apa? Hutang untuk kegiatan produktif lebih baik daripada hutang untuk konsumtif. Sebelum berhutang, cara pelunasan juga sudah harus diperhitungkan. Jangan sampai terjadi besar pasak daripada tiang. Apabila sudah terlanjur berhutang, sebaiknya pelunasan hutang harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan keuangan keluarga. Sebelum hutang pertama lunas sebaiknya jangan melakukan pengajuan hutang tambahan.

“Selain Prinsip 3B, ada tips agar sebuah keluarga tidak hidup dalam hutang. Tips 1, batasi besaran cicilan hutang dengan maksimal 30% dari penghasilan. Tips 2, batasi akses untuk mendapat fasilitas pinjaman dalam bentuk apapun. Tips 3, harus berani bilang CUKUP! atas godaaan hutang,” kata Eko.

Setelah mendapatkan materi tersebut, peserta sangat antusias melakukan diskusi. Mereka menyampaikan bahwa godaan untuk melakukan hutang sangat besar, apalagi dengan adanya market place yang banyak menawarkan belanja dengan cicilan.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini merupakan hasil dari Hibah Abdimas internal Universitas Ciputra dengan Pendanaan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Ciputra. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES