Politik Pilkada Serentak 2020

Cabup Bandung Kurnia Agustina Dorong Ekonomi Kreatif Perajin Gerabah

Senin, 19 Oktober 2020 - 21:15 | 44.75k
Cabup Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina mengunjungi pengrajin gerabah di Kampung Legok Nyenang RT 01 RW 02 Desa Bandasari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, Senin (19/10/2020). (FOTO: Tim NU for TIMES Indonesia)
Cabup Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina mengunjungi pengrajin gerabah di Kampung Legok Nyenang RT 01 RW 02 Desa Bandasari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, Senin (19/10/2020). (FOTO: Tim NU for TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada Serentak 2020

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Calon Bupati Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina mengaku terkesan dengan adanya pengrajin gerabah, saat mengunjungi Kampung Legok Nyenang RT 01 RW 02 Desa Bandasari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, Senin (19/10/2020). Oleh karena itu Kurnia mendorong lokasi pengrajin gerabah tersebut kedepannya bisa dijadikan destinasi wisata.

Teh Nia, sapaan Kurnia, mengagumi dengan kesederhanaan tempat dan sumber daya manusia, masyarakat mampu menghasilkan sesuatu yang lumayan rapih, etnik dan berpotensi. Menurut Teh Nia, hal tersebut harus digali dengan maksimal.

"Apalagi tadi Si Abah bilang terkait bahan baku, ternyata kasihan teman-teman pengrajin ini belum diberikan semacam perlindungan untuk mereka bisa leluasa berkreasi, bahan baku yang tersedia dan ada," tutur Teh Nia.

Teh Nia mengungkapkan jika semua pihak mau duduk bersama, maka gerabah ini bisa menjadi ikon dan Kampung Legok Nyenang ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata. Apalagi, jika para anak muda dan karang tarunanya ikut menggali potensi gerabah ini dengan berbagai macam kreasi anak muda. "Ini bisa jadi destinasi buah tangan dalam rangka ekonomi kreatif," ucapnya.

Sementara itu, seorang pengrajin gerabah, Ecep Sudana (35) mengatakan produksi gerabah ini sudah dilakukan selama 20 tahun lebih. Namun ada beberapa kendala yang dialaminya seperti sulitnya mendapatkan bahan baku gerabah yaitu tanah liatnya. Ia mengaku bekerja sama dengan petani untuk mendapatkan bahan baku tanah liat tersebut.

"Jadi, saling memanfaatkan dan bekerja sama, yang petani punya buat menyiram tanaman, saya dapat tanahnya. Kendala yang kedua paling alat buat ngadon, bikin adonan tanah, seperti cetakan sistik, dan kendala yang ketiga paling permodalan," tutur Ecep.

Sedangkan untuk pemasaran gerabah ini, Ecep menjelaskan kalau pendil dikirim ke rumah sakit dan bidan. Sedangkan cetakan serabi dikirim ke pasar-pasar. Ia bersyukur karena untuk pemasaran bisa berjalan lancar. Ecep mengirim hasil produksinya ke Bandung, kemudian oleh pembeli, kata Ecep, bisa dikirim kembali ke Bali, Sumatera, Medan, dan Palembang.

"Selama ini belum ada kerjasama dengan pemerintah atau siapapun. Saya juga belum mengajukan. Makanya Ibu Kurnia Agustina ke sini mau mencurahkan isi hati saya gimana-gimananya," ungkap Ecep.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES