Pendidikan

Bikin Program Sangiran Masuk Sekolah, BPSMPS Gandeng SMA Pradita Dirgantara

Minggu, 18 Oktober 2020 - 15:42 | 98.71k
Program Sangiran Masuk Sekolah menggandeng SMA Pradita Dirgantara pada Sabtu, (16/10/2020) digelar secara daring.
Program Sangiran Masuk Sekolah menggandeng SMA Pradita Dirgantara pada Sabtu, (16/10/2020) digelar secara daring.

TIMESINDONESIA, BOYOLALI – Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) yang memiliki program Sangiran Masuk Sekolah menggandeng SMA Pradita Dirgantara untuk melaksanakan programnya pada Sabtu, (16/10/2020) secara daring.

Kepala BPSMP Sangiran Iskandar Mulia Siregar SSi mengatakan, situs Manusia Purba Sangiran sangat perlu dan harus disebarluaskan. Namun dalam kondisi pandemi, dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan informasi. 

Sangiran Masuk Sekolah 2

Kalau selama ini Sangiran Masuk Sekolah dilaksanakan secara luring, namun dalam kondisi saat ini harus dilaksanakan secara online. "Semoga tidak mengurangi makna dari kegiatan ini, dan informasi yang ingin disampaikan bisa disampaikan dengan baik,” ujarnya.

Iskandar juga berterima kasih kepada SMA Pradita Dirgantara atas kerjasama dan kesempatan yang diberikan kepada BPSMPS sehingga acara Sangiran Masuk Sekolah dapat terlaksana. 

Sementara, Kepala Sekolah SMA Pradita Dirgantara Kolonel (Kes) Dr Yulianto Hadi, MM mengatakan, masa pandemi merupakan musibah bagi semua orang. Kendati begitu tetap memberikan hikmah yang sangat besar sehingga lebih kreatif dalam proses pembelajaran.

"Pertemuan langsung mungkin terbatas, namun jika diadakan secara daring bisa langsung diikuti oleh ratusan siswa,” kata Yulianto dalam sambutannya.

Sangiran Masuk Sekolah 3

Siswa SMA Pradita Dirgantara yang berasal dari seluruh Indonesia belum semuanya bisa mendatangi Situs Manusia Purba Sangiran. Karenanya ia berharap di lain kesempatan siswa dapat mendatangi situs tersebut sehingga siswa dapat mengetahui langsung seperti apa yang diteorikan dalam sejarah. 

Kepala sekolah meyakini bahwa program Sangiran Masuk Sekolah yang dilakukan secara daring dapat memberikan pelajaran dan teori-teori seoptimal mungkin kepada siswa-siswi SMA Pradita Dirgantara. 

Apalagi, sambung dia, siswa-siswi di SMA Pradita Dirgantara mulai kelas X sudah diajarkan mengenai critical essay. Mereka harus mampu menangkap persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat dengan ilmu yang didapatkan serta merumuskan teori-teori dari ilmu yang telah dipelajari. 

Untuk mendukung proses tersebut, SMA Pradita Dirgantara mencari sebanyak mungkin sumber ilmu untuk bekal siswa-siswinya. Sehingga siswa dapat lebih kritis dalam mencermati kehidupan di lingkungannya.

Dalam acara inti Sangiran Masuk Sekolah, dihadirkan dua pembicara. Pembicara pertama yaitu Iskandar Mulia Siregar, S.Si, Kepala BPSMP Sangiran. Ia memaparkan mengenai Situs Sangiran yang menjadi Situs Prasejarah Dunia. 

Pada awal pemaparannya Iskandar menjelaskan mengenai lokasi Situs Manusia Purba Sangiran. Kemudian mengenai sejarah terbentuknya situs tersebut. Terakhir ia memaparkan tentang isi Situs Manusia Purba Sangiran. 

Pembicara kedua Prof Dr Harry Widianto, DEA, spakar arkeologi  manusia purba, memaparkan mengenai proses kedatangan manusia di kepulauan nusantara. Prof Harry merupakan penulis buku "Trilogi Sangiran" yang banyak menjadi rujukan terkait manusia purba jenis Homo Erectus di Indonesia.  

Menurut Prof Harry, situs yang ada di Sangiran merupakan nenek moyang manusia yang ada di nusantara. Situs tersebut telah memberikan banyak data mengenai masa lalu manusia berupa fosil baik hewan, manusia maupun artefak-artefak mereka. 

"Di Indonesia saat ini terdapat penduduk sebanyak 266 juta jiwa, di lebih dari 17.000 pulau dan dengan 756 bahasa daerah. Beragamnya manusia yang ada di Indonesia disebabkan oleh kepulauan nusantara yang berada di atas lempeng tektonik, berada di lintasan Ring of Fire dan terdapat teori migrasi out of Taiwan. Ini yang merupakan migrasi terakhir yang membentuk penduduk nusantara saat ini," paparnya.

Proses penghunian manusia di Kepulauan Nusantara tidak hanya sebatas kehadiran para Austronesia sejak 4.000 tahun yang lalu. Namun sudah berlangsung berbagai migrasi dari periode yang lebih tua. 

Bukti-bukti kehidupan masa lalu didapat dari fosil manusia, fosil binatang, dan artefak yang dalam endapan purba. Itu semua sampai ke tangan peneliti yang kemudian dilakukan rekonstruksi kehidupan manusia di masa lalu. 

Prof Harry Widianto menyampaikan bahwa Kepulauan Nusantara merupakan multi ras dan etnik. Etnik merupakan budaya sedangkan ras merupakan bentuk fisik. Ras sama, namun karena budayanya kita menjadi etnik yang berlainan. 

“Kesadaran multikulturalitas bangsa menjadi penting karena kita bisa mengetahui ras kita, bagaimana asal usulnya, kenapa menjadi seperti ini, sehingga yang mengatakan perbedaan itu sebenarnya tidak ada. Berbeda secara fisik, tapi secara sejarah masih satu runtutan," jelasnya.

"Mari menyadari masalah ini, memahami masalah migrasi yang ada di nusantara sehingga kita bisa mengetahui bahwa kita semua adalah saudara," sambung Prof Harry di SMA Pradita Dirgantara dalam program Sangiran Masuk Sekolah.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES