Universitas Bhayangkara Gelar Wisuda Daring, Rektor: Lebih Berbeda Rasanya
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pandemi Covid-19 tak membuat Universitas Bhayangkara Surabaya (Ubhara) menggagalkan pelaksanaan wisuda sarjana angkatan 51 dan magister angkatan 27. Namun untuk kali ini, wisuda digelar secara daring, Sabtu (17/10/2020).
Wisuda memang digelar secara daring, namun antusias mahasiwa untuk mengikuti kesakralan wisuda tak luntur. Dengan memakai toga dan berada di rumah masing-masing para wisudawan tetap berwajah senang dan bahagia.
"Jadi wisuda daring baru pertama kali karena situasi pandemi covid 19. Tentunya ini pengalaman yang baik bagi kita semuanya bukan hanya Ubhara saja tapi hampir semua perguruan tinggi seperti itu," ujar Rektor Universitas Bhayangkara, Brigjend Pol (Purn.) Drs Edy Prawoto SH Mhum.
Dari 960 wisudawan, Ubhara hanya menghadirkan para wisudawan terbaik dari masing-masing prodi saja, sementara wisudawan yang lain mengikuti secara daring.
Meski digelar secara daring sama sekali tidak mengurangi nilai-nilai dan kekhidmatan dari prosesi wisuda. Justru kata Edy, nilai dari wisuda daring lebih bisa dirasakan oleh para wisudawan dan khusunya orang tua Karena orang tua yang sejatinya mewisuda dengan memindahkan pita di topi.
"Yang memindahkan pita itu orang tuanya, itukan rasanya beda dengan kalau wisuda di sini. Mereka dengan khidmat mengikuti kegiatan ini dari rumah, dan kita di sini yang mengikuti juga lebih khidmat sesuai dengan runtutan acara," tuturnya.
Prosesi wisuda daring menurutnya jauh lebih tenang dan ruangan tidak riuh dengan padatnya mahasiswa dan justru bisa membuat pelaksanaan wisuda lebih khidmat.
Para wisudawan yang telah diwisuda secara daring kata Edy juga telah melakukan pembelajaran secara daring pula. Menurutnya, sistem daring membuat mahasiswa memiliki kreatifitas tinggi dan akan lebih serius dalam belajar.
Edy menambahkan, Dirjen Dikti telah memmberikan arahan kepada Perguruan tinggi untuk dapat melakukan inovasi pembelajaran daring jauh sebelum adanya pandemi covid-19.
"Dari menteri dan dirjen itu kebetulan dari dulu sudah ada arahan kepada kita, jadi tidak seratus persen kehadiran mahasiswa dikampus, nah kebetulan ada pandemi sekalian kita terapkan," jelasnya.
Dalam prosesi wisuda daring Universitas Bhayangkara Surabaya, ada satu wisudawan yang diwakili oleh orang tuanya. Hal itu karena mahasiswa tersebut telah meninggal dunia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |