Peristiwa Internasional

WHO Sebut Remdesivir Kurang Efektif Obati Covid-19

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 15:13 | 81.47k
WHO menyebutkan bahwa obat remdesivir dari perusahaan farmasi Gilead Sciences Inc tidak secara signifikan membantu pasien Covid-19. (Foto: Sascha Steinbach/EPA)
WHO menyebutkan bahwa obat remdesivir dari perusahaan farmasi Gilead Sciences Inc tidak secara signifikan membantu pasien Covid-19. (Foto: Sascha Steinbach/EPA)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa obat Remdesivir dari perusahaan farmasi Gilead Sciences Inc tidak secara signifikan membantu pasien Covid-19. Hal ini disampaikan usai keluar hasil uji coba, pada Kamis (15/10/2020) lalu.

WHO menyebutkan dalam uji coba "Solidaritas" yang dilakukan menyimpulkan bahwa remdesivir terlihat hanya memiliki sedikit efek atau tidak sama sekali pada waktu kematian 28 hari atau lama waktu rawat inap pada pasien dengan penyakit pernapasan.

Pihak Gilead Sciences Inc pun sempat melayangkan kritik pada hasil data dari WHO. Gilead juga  mempertanyakan temuan ini dengan mengatakan bahwa "data yang muncul dari WHO tidak konsisten".

Gilead menyebutkan, bahwa temuan tersebut bersifat terlalu awal dan ada studi-studi lain yang menjadi validasi manfaat obat ini. Salah satunya adalah melibatkan 1.062 pasien yang dibandingkan dengan plasebo. Hasilnya menunjukkan waktu pemulihan yang lebih cepat.

"Data yang muncul di studi WHO ini tidak konsisten. Bukti yang lebih kuat dari berbagai penelitian random dan terkontrol yang diterbitkan dalam junal peer-reviewed memvalidasi manfaat klinis remdesivir," kata Gilead.

Perusahaan ini mengatakan ada ketidakjelasan dari penarikan kesimpulan yang dilakukan. Karena,  ada perbedaan pelaksanaan uji coba dari satu tempat ke tempat lain dan antar pasien yang menerima obat tersebut.

Menurut informasi dari Straits Times, Jumat (16/10/2020), pejabat kesehatan ternama di AS, Dr Anthony Fauci memprediksi bahwa remdesivir dapat menjadi standar perawatan.

Peneliti WHO juga mengevaluasi hasil uji coba WHO membenarkan kesimpulan yang disampaikan. Pernyataan tersebut juga menjadi jawaban atas kritikan yang dilayangkan Gilead.

"Ini hasil yang dapat diandalkan. Jangan biarkan siapapun memberikan kesimpulan sebaliknya. Sebab, mereka tengah mencobanya," kata ahli statistik independen WHO, Dr Richard Peto yang dikutip Reuters.

Peto menambahkan kemungkinan manfaat remdesivir yang muncul pada sejumlah pasien dipengaruhi oleh faktor kesempatan.

Seperti diketahui, pengobatan antivirus dengan Remdesivir ini merupakan salah satu yang digunakan untuk merawat Presiden AS Donald Trump setelah dikonfirmasi positif virus corona.

Dalam beberapa studi sebelumnya, remdesivir memang menunjukkan efeknya dalam memperpendek waktu untuk pulih, meskipun Uni Eropa juga tengah menyelidiki kemungkinan cedera ginjal yang disebabkan oleh pengobatan ini.

Sementara, uji coba yang dilakukan oleh WHO melibatkan 11.266 pasien berusia dewasa di lebih dari 30 negara. WHO menyebut bahwa bukti yang ditunjukan bersifat konklusif.

Selain Remdesivir, uji coba Solidaritas yang dilakukan oleh WHO juga mengevaluasi hydroxychoroquine yang juga disimpulkan hanya memberikan sedikit pengaruh dalam membantu pasien bertahan atau lebih cepat keluar dari rumah sakit. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES