Peristiwa Daerah

Kelompok Wanita Tani di Banyuwangi Sukses Kembangkan Urban Farming "SISTER SAY"

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 12:12 | 279.57k
Penyuluhan Pertanian Srono, Margawati dan Ketua KWT Sri Tanjung  Desa Wonosobo, Husein menunjukkan produk hasil olahan pangan (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)
Penyuluhan Pertanian Srono, Margawati dan Ketua KWT Sri Tanjung Desa Wonosobo, Husein menunjukkan produk hasil olahan pangan (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Konsep pertanian dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau urban farming saat ini menjadi tren tersendiri di kalangan masyarakat. Seperti dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Tanjung di Dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi.

Beranggotakan 25 orang, kelompok tani dibawah naungan Gapoktan Sri Wangi binaan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi tersebut sukses mengembangkan konsep urban farming.

"Ide ini muncul karena melihat latarbelakang dari masyarakat kami yang mayoritas aktivitasnya bertani," ungkap Bu Husein, Ketua KWT Sri Tanjung, kepada TIMESIndonesia, Sabtu (17/10/2020).

Pertanian Srono 2

Menurut Husein, selama ini konsep yang dibangun dalam KWT Sri Tanjung adalah bentuk pemberdayaan masyarakat lebih tentang bagiamana mengolah hasil pangan.

"Alhamdulillah kami sudah ada produk hasil pangan namanya Sri Wangi. Bentuknya produk kering serbuk empon-empon menjadi minuman. Seperti jahe, kunyit, temulawak dan lain lain," ujar Husein yang juga istri Kepala Dusun Krajan Kulon.

Ketua Gapoktan Sri Wangi, Sutaji mengatakan, kelompok taninya saat ini sedang mengembangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Yakni aktualisasi pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal dengan maksimalisasi produktivitas lahan lain yang ada di lingkungannya.

"Tujuannya untuk pengembangan ketersediaan pangan yang beranekaragam tiap rumah tangga dalam suatu wilayah dusun," tutur Sutaji.

Menurut Sutaji, konsep KRPL yang ditumbuh kembangkan mempunyai pengertian sebagai kawasan atau wilayah yang dibangun dari beberapa unit-unit rumah tangga yang menerapkan prinsip pemanfaatan pekarangan secara optimal yang ramah lingkungan.

"Ditopang pula oleh maksimalisasi produktivitas untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya berbasis partisipatif aktif dan kolektifitas terintegrasi dalam masyarakat," terang Sutaji.

Sutaji menjelaskan, pada hakekatnya KRPL ini merupakan suatu gerakan masyarakat yang mandiri untuk meningkatkan kapasitas pangan secara bersama melalui pemanfaatan lahan pekarangan dan sekitarnya secara optimal.

"Oleh karena itu untuk mewujudkan suatu KRPL diperlukan sentuhan terhadap aspek teknis produksi dan ekonomi. Selain itu yang tidak kalah urgensinya adalah adanya sentuhan perubahan perilaku dan peningkatan kapasitas SDM masyarakatnya," terang Sutaji.

Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Srono, Margawati, mengatakan, selama ini kelompok binaanya selalu aktif dalam hal diskusi pemberdayaan pertanian. Bahkan lebih dari itu, KWT Sri Tanjung merupakan salah satu kelompok tani wanita yang inovatif di Kecamatan Srono.

Pertanian Srono 3

"Kami terus berikan pendampingan. Agar bukan hanya sekedar pekarangan rumah saja yang dibuat indah, tapi sisi lain daripada itu adalah setidaknya ada tambahan penghasilan bagi ibu rumah tangga. Kami dorong juga untuk bisa menciptakan suatu produk," terangnya.

Pendampingan yang dimaksud, lanjut Margawati, mulai dari hal tehnis hingga sifatnya prosedural.

"Mulai pengetahuan tentang tanaman, teknik dasar menanam, cara pemupukan, perawatan, memanen hingga bagaimana mengolah hasil panen," ucap Margawati.

Sementara itu Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda mengatakan, selama ini program dan inovasi yang terus dilakukan dalam rangka Ketahan Pangan keluarga adalah SISTER SAY yaitu program KRPL/P2L (Pemanfaatan Pangan Lestari) yg dimodifikasi menjadi SISTER SAY (Sistem Ternak dan Sayur) urban farming sehingga efektif dan efisien mencukupi kebutuhan pangan keluarga dengan memanfaatkan lahan pekarangan.

Selain daripada itu, Dinas Pertanian juga terus memberikan penyuluhan kepada petani melalui pendekatan kelompok tani agar pengetahuan, keterampilan maupun sikap petani menjadi lebih baik dalam mengelola usaha tani guna meningkatkan kesejahteraannya.

"Dalam melaksanakan tugas agar berjalan efektif dan efisien, setiap Penyuluh Pertanian  kami selalu ada tahapan-tahapan. Mulai persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan melaporkan kegiatan penyuluhan dan pengembangan penyuluhan pertanian," ujar Ilham.

Hal itu dilakukan agar semua program jangka pendek dan jangka panjang dari pemerintah untuk petani bisa benar-benar terarah serta dirasakan manfaatnya. Sebelumnya pada Jumat (16/10/2020), Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi memperingati Hari Pangan Sedunia.

Dan berbagai upaya optimal sudah dilakukan melalui peningkatan produksi dan kualitas produk hasil pertanian guna menunjang terwujudnya kemandirian dan ketahanan pangan. Termasuk mendukung urban farming yang dilakukan Kelompok Wanita Tani di Srono, Kabupaten Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES