Peristiwa Daerah

Kader Syarikat Islam Banjarnegara Diharapkan Jadi Kader Militan

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 06:00 | 48.18k
Ketu DPC Syarikat Islam Banjarnegara H Mushabihin SAg MM dan jajaran pengurus(FOTO Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Ketu DPC Syarikat Islam Banjarnegara H Mushabihin SAg MM dan jajaran pengurus(FOTO Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARASyarikat Islam lahir pada 16 Oktober 1905. Awalnya bernama Syarikat Dagang Islam. Yakni perserikatan para pedagang Islam dalam rangka mengentaskan eksploitsi oleh penjajah Belanda saat itu.

Syarikat Dadang Islam terus berkembang dan anggotanya tidak hanya dari kalangan pedagang saja sehingga atas ide H Samanhudi, salah seorang pedagang batik asal Solo, namanya kemudian diubah menjadi Sarikat Islam (SI)

Dalam perkembangannya, SI terus berkembang di bawah kepemimpinan tokoh muda H Omar Said  Cokroaminoto. Pada Tanggal 16 Oktober 2020 ini Syarikat Islam memperingati hari lahir yang ke-115 Miladiyah dan Hijriahnya ke-119.

Demikian disampaikan Ketua DPC Syarikat Islam Banjarnegara H Mushabihin SAg MM saat berbincang-bincang dengan TIMES Indonesia, Jumat malam (16/10/2020) usai mengikuti peringatan HUT SI serentak seluruh Indonesia secara virtual di Gedung DPC SI Banjarnegara.

"Kegiatan malam ini kita mendengarkan sambutan Ketua Umum Syarikat Islam, Prof Dr Hamdan Zulfa MA. Karena masih dalam suasana Covid-19 maka kegiatan di sini dilaksanakan secara singkat. Usai sambutan kami di DPC kemudian menggelar doa dan makan bersama," kata Mushabihin.

Mushabihin menggarisbawahi pesan Ketua DPP SI bahwa kaum SI harus menjadi kaum yang terdepan. Karena lahirnya Indonesia diawali dari SI dengan tokoh utamanya, H Omar Said Cokroaminoto. Karena awal kemerdekaan RI juga dari keberadaan Cokroaminoto, maka SI diharap menjadi kaum terdepan.

Pada momen ini pula, Mushabihin berharap agar lembaga-lembaga terbentuk di bawah Syarikat Islam untuk senantiasa menguatkan perjuangan didasari dengan sebersih-bersih tauhid dan setinggi-tinggi ilmu. Artinya jika kita memiliki ilmu yang tinggi maka kita akan menjadi orang yang bijak.

"Kalau kita ilmunya tinggi, maka kita akan menjadi luwes.Tapi kalau restensinya sedikit maka maka kita akan terpasung pada masalah yang khusus. Kita juga harus memiliki siasah (strategi)," jelasnya.

Maka dari itu dirinya mengharapkan SI menjadi kader militan yakni berpegang teguh pada Islam yang washatiah (moderat) dan tidak boleh kaum SI mengembangkan atau memperdebatkan khilafiyah. 

"Karena persoalan khilafiyah sudah selesai di imam madhab. Maka kaum Syarikat Islam boleh melakukan apapun jika sepanjang itu jelas dasarnya," tegas Mushabihin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES