Kopi TIMES

Pancasila dalam Tantangan

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 03:36 | 441.12k
Subhan Tomi, ASN Pemkab Aceh singkil.
Subhan Tomi, ASN Pemkab Aceh singkil.

TIMESINDONESIA, ACEH – Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa serta pedoman dalam bernegara dan melekat di nilai - nilai kehidupan rakyat Indonesia. Pancasila adalah pribadi rakyat dan bangsa Indonesia, mengandung makna sebagai ideologi nasional, cita-cita, dan tujuan negara.

Dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno merumuskan Pancasila untuk menjawab pertanyaan Ketua BPUPKI Radjiman Wedyodiningrat tentang dasar negara. Dalam istilah Soekarno (1947:1), Pancasila adalah philosofische grondslag, fondasi filosofis, 'oentoek di atasnja didirikan gedoeng Indonesia Merdeka jang kekal dan abadi'.

Kekhawatiran Kita timbul terhadap ancaman dan komitmen disertai pemahaman pada generasi saat ini yang akan datang terhadap Ideologi Pancasila, sebagai dasar negara yang menjadi pedoman dari nilai - nilai keberagaman bangsa, budaya, agama di Indonesia. 

Kita, mengetahui bersama dewasa, bagaimana hembusaan dari segelintir oknum-oknum yang ingin merusak nilai tatanan berbangsa mulai berani ingin mengusir dan merusak Ideologi Pancasila yang telah di rumuskan oleh para pejuang, pendiri bangsa Indonesia.  

Moral, sikap, tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh individu maupun golongan yang memikirkan diri / golongannya sendiri tanpa memedulikan orang lain menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila sudah mulai dilupakanoleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Akan sangat berbahaya bagi negara Indonesia bila generasi penurus bangsa, ideologinya banyak yang melenceng dari Pancasila.

Ancaman ideologi ini akan menghalalkan segala cara, lihat saja terkadang ditemukan diktat-diktat ataupun buku-buku dibidang pendidikan tersusupi paham-paham yang berbau radikalisme, komunis dan ideologi lainnya, ideologi pancasila merupakan kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada lima sila dalam Pancasila. 

Pentingnya pembinaan Ideologi

Penulis berharap peran tugas Lembaga tinggi negara MPR, DPR, BPIP, Instansi pemerintah pusat dan daerah, Lembaga kemasyarakat, serta peran serta selalu komponen bangsa yang menjadi jantung dari pembinaan ideologi pancasila, sudah seharusnya memprioritaskan dan mengambil langkah - langkah kepada Generasi muda yang akan datang, perlu pengenalan Pancasila di usia dini anak Indonesia sampai kepada seluruh lapisan masyarakat apapun profesi, jabatan yang di pegangnya perlu selalu di berikan pemahaman terhadap Pancasila. dengan begitu pesatnya perkembangan teknologi, informasi yang terkadang menyesatkan. 

Pemaknaan Pancasila  Sebagai Pedoman nilai berbangsa harus dicermati dari  segala sesuai yang merongrong ideologi Pancasila harus dicegah dan dilawan bersama. Karena kita sepakat bahwa Pancasila telah final sebagai satu-satunya pandangan hidup yang dapat mempersatukan seluruh negara, bangsa dan rakyat Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam konsideran di Keppres No 153 Tahun 1967.

Keberagaman menjadi ciri khas  Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain, harus dipahami sebagai bentuk pengamalan nilai Pancasila, bukan di jadikan sebagai senjata penghancur keberagaman itu sendiri. Yang wajib kita tanamkan adalah Indonesia menerima segala bentuk perbedaan, keberagaman yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. 

Misalkan,  Sila Pertama yaitu Ketuhanan yang maha  Esa membuktikan bahwa Indonesia memiliki bermacam kepercayaan atau agama tetapi saling menghormati keberagaman beragama hidup rukun dan damai. Ini harus tetap dijaga dan dilestarikan sebagai perwujudan dari nilai Pancasila oleh generasi yang akan datang bahwa tidak ada paksaan kepada siapapun untuk memeluk dan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing dan itu dijamin dalam UUD 1945. 

Melalui Lembaga tinggi negara, BPIP, Instalasi pemerintah, Lembaga dan peran serta masyarakat secara bersama untuk menjaga, merawat, mempertahankan, mengamalkan nilai Pancasila sebagai kesepakatan untuk menjaga bingkai kebhinekaan. Yang kita perlukan saat ini dan akan datang adalah tafsir Pancasila yang baik dan benar.  

Dengan demikian, religiusitas dan kebebasan beragama, humanisme, dan hak-hak asasi manusia, nasionalisme, demokrasi, serta keadilan sosial sebagai nilai-nilai pokok Pancasila bisa terus diterjemahkan melalui pergumulan dengan realitas hari ini, akan datang dan dipandu komitmen sejarah serta cita-cita bersama sebagai bangsa.

Hendaknya, kita sebagai warga negara menjadikan Pancasila jati diri orang Indonesia, dengan cara mengamalkan Lima butir Pancasila :
1.    Ketuhanan yang maha Esa
2.    Kemanusiaan yang adil dan beradab 
3.    Persatuan Indonesia 
4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan /perwakilan 
5.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Mudah-mudahan kita terhindar dari tindakan intoleransi, meragukan Pancasila bahkan yang terburuk tidak mengakui Ideologi Pancasila, Memang tugas BPIP, Instansi pemerintah serta peran serta masyarakat, sangatlah berat karena harus memberikan pemahaman yang benar tetapi dengan dukungan penuh masyarakat Indonesia yang beragam dan peduli terhadap masa depan bangsa,  dengan cara menanamkan nilai pendidikan didalam keluarga seperti kejujuran, disiplin, menghargai perbedaan pendapat tanpa harus ada diskriminasi dan paksaan didalam keluarga, dilingkungan pekerjaan dan pendidikan dapat di implementasikan dengan kegiatan seminar, simposium, diskusi serta penyuluh dan penglihatan media massa. 

Dengan Nasionalisme yang tinggi, kita mengambil peran sebagai agen perubahan yang dapat memberikan contoh dan manfaat bagi keluarga, lingkungan sekitar wujudnya pengamalan nilai yang terkandung didalam Pancasila,  menghormati martabat manusia, cinta kepada bangsa, berdedikasi, keadilan sosial, bergotong royong. 

Mari kita selamatkan generasi yang akan datang, pantang untuk berpecah, satu hati yaitu Pancasila, "Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman". 

***

*) Oleh: Subhan Tomi, ASN Pemkab Aceh singkil.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES