Kopi TIMES

Millenial Buta Politik? Ah.. Hidup Jadi Gak Asik!

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 01:25 | 84.14k
Eriga Agustiningsasi, S.KM, Penyuluh Kesehatan; Freelance Writer.
Eriga Agustiningsasi, S.KM, Penyuluh Kesehatan; Freelance Writer.

TIMESINDONESIA, JAKARTAPOLITIK. Satu kata yang banyak tidak disukai untuk membahasnya, tak terkecuali generasi millenial. Generasi muda yang lahir di zaman serba modern, serba praktis dan instan ini memang mempunyai ciri khas tersendiri dibanding dengan generasi sebelumnya.

Generasi yang serba instan ini memang menghendaki segala keinginannya bisa terpenuhi dengan cepat dan gak ribet. Ingin hasil yang maksimal, namun proses minimalis. Bisa?

Politik dengan pembahasan yang detail dan berat bagi kaula muda ini memang tak banyak diminati. Apalagi jika menyangkut masalah sistem misalkan sistem politik, ekonomi, kesehatan bahkan hukum. Inginnya yang langsung bisa mereka nikmati dan asik misalkan berbagai macam hiburan yang hanya bisa membuat mereka ketawa-ketiwi, viral, terkenal dapet uang deh!. Jadi kaya raya. Politik? Enggak dulu deh! Rumit bikin pusing!

Padahal pemuda memiliki potensi yang luar biasa. Energik, pikiran masih fresh, fase kritis kritisnya, solutif, kreatif dan inovatif. Sayang banget kan jika potensi yang segudang itu diangggurin begitu saja? Atau hanya disalurin dengan joget-joget seru seruan saja tiada guna.

Tidak dapat dipungkiri memang terjadi pergeseran makna politik. Politik kini diidentikkan dengan kekuasaan yang syarat dengan kepentingan segelintir orang, kepentingan kelompok, perebutan kekuasaan, gonta ganti partai, money politic dan apa saja yang serba rumit bagi millenial. Berbanding terbalik dengan kehidupan millenial yang instan, bahkan malas untuk memikirkan yang lain. Mikirin diri sendiri dulu deh.

Faktanya hidupan kita memang tidak terlepas dari keputusan politik. Bagaimana tidak? RUU Cipta Kerja yang baru disahkan kemarin, Senin 05 Oktober 2020 (CNNIndonesia.com 06/10/2020) merupakan hasil dari keputisan politik yang berdampak besar bagi buruh di Indonesia.

Termasuk kebijakan WFH (Work From Home), sekolah dari rumah di  masa pandemi itu pun hasil dari keputusan politik. Kebijakan pembiayaan kesehatan maupun pendidikan pun juga hasil dari keputusan politik. Kebijakan kenaikan harga harga kebutuhan pokok, BBM, hingga tabung gas melon pun juga hasil keptusan politik. Hukum pun nuga demikian.

Politik sangat erat dengan keberlangsungan kehidupan kita di bumi ini. Hidup jadi gak asik donk jika semua serba mahal, jika banyak pengangguran, jika biaya pendidikan maupun kesehatan semakin tinggi, jika hukum tak lagi adil, tajam ke bawah, tumpul ke atas, bahkan bisa dibeli. Ya kan?

Lalu, apakah kita masih buta dengan politik atau bahkan tidak mau tahu dengan politik atau bahkan alergi?

 

***

 

*)Oleh: Eriga Agustiningsasi, S.KM, Penyuluh Kesehatan; Freelance Writer.

 

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES