Wali Kota Hingga Keraton Kanoman Cirebon Tolak Perubahan Nama Provinsi Tatar Sunda
TIMESINDONESIA, CIREBON – Wacana pergantian nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda yang diajukan sejumlah kelompok para budayawan dan tokoh-tokoh sejarawan Sunda ini ditanggapi Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis.
Azis menolak perubahan nama tersebut. "Intinya untuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk tidak menggagas sesuatu yang bisa menimbulkan perpecahan antar daerah di Provinsisi Jawa Barat, seharusnya saling menguatkan kesatuan dan persatuan," kata Azis dengan raut wajah kecewa, Jumat (16/10/2020).
Azis mengatakan, keberagaman bahasa yang dimiliki Provinsi Jawa Barat menjadi simbol saling memiliki satu sama lain. "Orang cirebon bisa menggunakan bahasa sunda, orang pariangan banyak yang bisa menggunakan bahasa cirebon," ujarnya.
Kalo memang ini akan ditetapkan lanjutnya, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis akan pasang badan menolak keras pergantian nama yang jelas menggunakan salah satu suku.
Menurut Azis Jawa Barat dengan keberagaman suku adalah kekayaan budaya yang seharusnya dijaga bukan untuk menjadi perpecahan.
"Jangan pakai nama suku, Suku yang ada di Indonesia itu kekayaan budaya kita, apabila ini terjadi jangan sampai menjadi perpecahan," Kata Azis dengan tegas.
Sementara itu, tidak sedikit dari budayawan di Kota Cirebon menanggapi kabar ini dengan penolakan, diantaranya Juru Bicara Kesultanan Kanoman Ratu Raja Arimbi Nurtina yang juga dikenal tokoh pemerhati budaya menolak adanya perbuahan nama tersebut.
"Menurut saya, pemerintah provinsi perlu mengkaji ulang perubahan nama ini, karena Jawa Barat didalamnya bukan hanya satu suku, tapi ada beberapa suku dengan keanekaragaman bahasanya," jelasnya.
Tokoh pemerhati budaya, Jajat Sudrajat yang juga tokoh budayawan juga lantang menolak wacana ini perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda. "Menurut saya itu sah-sah saja, namun tetap saja sebagai orang Cirebon saya tidak terima. Walaupun keturunan Cirebon adalah dari suku Sunda melalui Raden Walangsungsang. Tetap saja Cirebon tidak bisa disamakan dengan suka Sunda meski mayoritasnya orang Sunda," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |