Kopi TIMES

Jum'at Berkah: Wirid yang Paling Utama

Jumat, 16 Oktober 2020 - 10:14 | 192.90k
Zulfan Syahansyah At-Tijani
Zulfan Syahansyah At-Tijani

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wirid atau bisa juga disebut dzikir merupakan satu ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada banyak versi bacaan wirid yang bisa dibaca dan diamalkan. Dari sekian banyak versi bacaan wirid atau dzikir, tentu ada yang lebih utama antara satu dengan lainnya.
Edisi Jum'at Berkah kita kali ini akan mengupas wirid yang lebih baik untuk kita amalkan. Berikut pembahasannya, dan selamat membaca.

Dzikir yang paling utama adalah  Al-Qur'an. Tiadalah dzikir atau wirid yang keutamaannya melebihi membaca kitab Allah yang diturunkan kepada Rasulullah ini. 

Al-Qur'an adalah kalamullah yang tiada kebatilan di dalamnya. Baik saat diturunkannya, hingga akhir zaman. 

Termasuk dzikir serta wirid yang terkandung (dianjurkan) di dalam Al-Qur'an adalah bersolawat kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana firman-Nya:
{إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما}
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersolawat kepada Nabi (Muhammad). Wahai orang-orang yg beriman, bersolawatlah kepadanya, dan sampaikan juga salam untuknya. (QS. Al-Ahzab: 56)

Dan termasuk dzikir serta wirid yang dianjurkan di dalam Al-Qur'an juga adalah berdzikir kepada Allah dengan Ism al-Mufrad "Allah". Firman-Nya:
{فاذكروا الله كذكركم آباءكم أو أشد ذكرا}
"Berdzikirlah (untuk mengingat) Allah, sebagaimana kalian mengingat orang tua kalian, bahkan dengan dzikir yang melebihi itu" (QS. Baqarah: 200).

Disunnatkan dzikir secara berjama'ah dengan suara keras.  Sebagaimana sabda Nabi:
{لا يقعد قوم يذكرون الله عز وجل؛ إلا حفتهم الملائكة، وغشيتهم الرحمة، ونزلت عليهم السكينة، وذكرهم الله فيمن عنده}
Tidaklah sekelompok orang duduk sambil berdzikir kepada Allah kecuali mereka akan dikelilingi oleh malaikat, dilimpahi rahmat, dianugerahi ketentraman, dan disebut oleh Allah di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya".

Adapun dzikir harian yang menjadi amalan mudawamah (tetap), sebagaimana dzikir para murid Tijani, maka dalam hal ini, syariat juga menganjurkannya. Ini sebagaimana sabda Nabi:
{أحب الأعمال إلى الله تعالى أدومها وإن قل}
"Paling dicintainya amalan oleh Allah SWT adalah yang paling istiqamah dalam menjalankannya, meskipun hanya sedikit"
Karenanya, sungguh tidak masuk akal seorang muslim yang bisa istiqamah dalam menjalankan sesuatu tanpa mengetahui bilangannya. 

Do'a tidak lain merupakan satu di antara beberapa komponen mulia dalam beribadah. Sedemikian mulianya, hingga Allah SWT berfirman:
{وقال ربكم ادعوني أستجب لكم إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين}
"Dan Tuhanmu berfirman: Berdo'alah kamu semua kepada-Ku, niscaya Aku akan mengijabahi (do'a) kalian. Sesungguhnya orang-orang yang angkuh dalam beribadah (berdo'a) kepada-Ku, akan masuk ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan terhina" (QS. Gafir: 60).

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak mau berdo'a tergolong kelompok yang angkuh, alias sombong dalam beribadah. Semoga Allah melindungi kita dari termasuk kelompok ini.

Berdo'a sebagaimana Allah mengilhami hamba-Nya, diperbolehkan dalam syari'at, meskipun redaksi bacaan do'a tersebut tiada termaktub dalam nas, baik Al-Qur'an ataupun hadis Nabi.

Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
{لا يزال يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم}
"Do'a seorang hamba senantiasa diijabahi (oleh Allah), selama itu bukan sesuatu yang dosa, atau memutus silaturrahmi". Edisi Jumat Berkah hanya bisa dibaca di TIMES Indonesia setiap hari Jumat. (*)

*) Zulfan Syahansyah At-Tijani

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES