Politik Pilkada Serentak 2020

Cabup Bandung Kurnia Agustina Ingin Generasi Muda Kenali Jati Dirinya

Kamis, 15 Oktober 2020 - 21:26 | 65.47k
Cabup Bandung Kurnia Agustina. (FOTO: Tim NU for TIMES Indonesia)
Cabup Bandung Kurnia Agustina. (FOTO: Tim NU for TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada Serentak 2020

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Calon Bupati (Cabup) Bandung Kurnia Agustina mengingatkan kembali kepada generasi muda atau milenial di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung tentang nama Karapyak. Sebab, nama Karapyak kini sudah mulai memudar. Padahal, warga di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot memiliki kaitan erat dengan sejarah nama tersebut. 

Secara historis, kata Teh Nia, sapan Kurnia, Karapyak merupakan asal muasal nama Dayeuhkolot. Sebelum berubah nama, Dayeuhkolot dulunya bernama Karapyak, yang artinya rakit penyeberangan. Karapyak secara geografis letaknya berada tepat di Cekungan Bandung.

Kata Teh Nia, pada zaman pemerintahan dulu, Karapyak merupakan pusat pemerintahan atau ibu kota dalem Bandung pada zaman dulu berdasarkan piagam Sultan Agung Mataram.  

"Kita semua menjadi saksi sejarah saat ini. Bahwa di Desa Citeureup, yang ada di Dayeuhkolot ini di zaman Bupati Bandung tahun 1641 ini menjadi ibu kota Dalem Bandung dengan nama Karapyak," kata Teh Nia saat bersilahturahmi dengan masyarakat dan tokoh di Desa Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot, Kamis (15/10/2020).

Cabup bandung nomor urut 1 dengan jargon NU Pasti Sabilulungan tersebut menyebut, meski nama Karapyak sudah mulai muncul, namun ia menyayangkan jika nama tersebut tidak ada yang mengabadikan. Salah satunya, kata dia, nama Karapyak tidak pernah dijadikan nama jalan, nama desa, atau nama-nama tempat lainnya di Kecamatan Dayeuhkolot, atau di Kabupaten Bandung. 

"Nama Karapyak tidak pernah diabadikan, padahal nama ini mengingatkan kita semua tentang asal usul Kabupaten Bandung," kata dia. 

Menurut Nia, generasi muda di Kabupaten Bandung sudah harus mengenal jati dirinya. Termasuk asal muasal dirinya menjadi bagian bagi masyarakat Kabupaten Bandung, terutama masyarakat di Kecamatan Dayeuhkolot. 

Sebab, dengan terus mengingat nama Karapyak yang saat ini bernama Desa Citeureup, maka akan membawa tambahan inspirasi dan wawasan generasi muda atau milenial untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi melakukan pembangunan di Kabupaten Bandung. 

"Saat bernama Karapyak, lokasi ini selalu terendam banjir. Karena lokasinya di cekungan. Kaitannya adalah dari periode ke periode berikutnya harus mengubah paradigma menata lingkungan, tata kelola masyarakat yang sehat, dan mandiri," jelasnya. 

Maka dari itu, pembangunan sarana dan prasarana umum di Kabupaten Bandung terutama di titik-titik banjir harus dilakukan secara simultan dan berkelanjutan. Selain itu generasi milenial juga diminta untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Menurut Nia, harus betul-betul dilakukan sebagai upaya yang tiada henti untuk memperbaiki kehidupan sosial kemasyarakatan dan pembangunan.

Pernyataan Teh Nia ini mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat setempat. Karena itu, para tokoh masyarakat menyatakan dukunganya dan bersiap akan memenangkan pasangan Cabup Bandung Kurnia Agustina dan Cawabup Bandung Usman Sayogi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES