Kopi TIMES

Perubahan dan Semangat Baca Mahasiswa

Kamis, 15 Oktober 2020 - 16:34 | 42.17k
Baihaki, Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Baihaki, Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Adalah sebuah keniscayaan bila zaman terus melaju kencang, merangsak meninggalkan batas teritorial agama dan budaya. Perubahan menjadi satu hal yang tidak bisa ditawar ketika mindset atau pola pikir manusia telah seirama dengan hembusan masa.

Di tengah hegemoni produk teknologi dan arus informasi yang kian bervariasi, mahasiswa jaman now seakan mau takluk begitu saja kepada berbagai tantangan, lebih tepatnya pada kemalasan. Hal ini tentu menjadi warning untuk masa depan bangsa, terlebih ketika kaum mudanya telah kehilangan semangat membaca.

Mengingat buku sebagai fondasi penyanggah paling vital dalam pembentukan kapasitas intelektual seseorang. Tidak bisa dibayangkan, akan dibawa kemana kapal besar bernama Indonesia ini ditangan generasi yang anti membaca.

Dalam sejarahnya, ayat pertama yang diturunkan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. adalah IQRA’ yang berarti bacalah. Hal yang secara eksplisit mengindikasikan bahwa sejak semula Allah SWT. senantiasa menekankan pentingnya membaca kepada seluruh umat manusia. Dengan membaca seseorang bisa mengetahui apa saja, juga dengan membaca ia pun mengambil peluang yang lebih besar untuk melampaui sejarah yang ada sebelumnya.

Hampir tidak ada satu peradaban besar yang lahir tanpa kapasitas keilmuan yang mumpuni. Semua itu tentu setelah melalui proses panjang utamanya kemauan untuk membaca, mengadopsi hingga meleburkannya pada satu entitas dimana keilmuan begitu dihargai dan dijunjung tinggi.

Perjalanan bangsa ini juga banyak ditentukan oleh mereka yang sepanjang hidupnya dilalui dengan banyak membaca. Tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Yamin, HOS Cokro Aminoto, KH Wahid Hasyim hingga Gus Dur adalah sebagian contoh kecil dari tokoh yang mendharma baktikan hidupnya untuk ilmu dan perjuangan. Patut kiranya bila agen of knowledge jaman now melanjutkan kebiasaan para pahlawan bangsa tersebut selama masih berstatus sebagai mahasiswa.

Kampus sebagai miniatur negara tentu memiliki peran yang cukup besar dalam menciptakan suasana serta iklim keilmuan yang kondusif untuk di kemudian hari, embrio-embrio yang siap dilahirkan tersebut dapat menjadi solusi bagi dinamika dan problematika bangsanya.

Pergeseran nilai dan perubahan paradigma yang terjadi pada hampir setiap aspek kehidupan, nyatanya memang telah merubah segalanya. Apa yang dulu dianggap sakral, bergengsi dan prestisius kini bisa dianggap biasa-biasa saja.  Padahal beberapa dekade lalu, seorang mahasiswa akan merasa sangat malu jika kemana mana tidak membawa sebuah buku, berbicara tanpa data yang akurat dan referensi yang kuat.

Namun hari ini kenyataannya malah sebaliknya. Sebagaimana juga terkuak dalam survei salah satu lembaga riset internasional yang menyebut Indonesia sebagai negara yang tingkat minat bacanya termasuk paling rendah di dunia.

Maka pada tulisan ringan inilah penulis mengajak seluruh pembaca utamanya mahasiswa untuk merefleksikan itu semua. Meminjam pendekatan epistimenya Sabrang Damar Mowo Panuluh: “Kelemahan itu bukan untuk ditutupi tapi untuk disadari dan dikuatkan’’.  

Dengan memahami besarnya tanggung jawab yang kelak akan diemban, sudah semestinya mahasiswa jaman now menjadi lebih akrab dengan buku, gemar berpetualang di tengah belantara khazanah keilmuan, tak sungkan menyelami samudera pengetahuan, berani  terbang melintasi cakrawala pemikiran hingga di kemudian hari kita menjadi tokoh Perubahan yang ikut berperan dalam kemajuan dan perbaikan bangsa ini. (*)

Semoga!

***

*)Oleh: Baihaki, Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Islam Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES