Politik Pilkada Serentak 2020

Kesejahteraan Guru Jadi Prioritas Cabup Qosim

Kamis, 15 Oktober 2020 - 15:01 | 43.19k
M Qosim saat berdialog dengan siswa (Foto: Dokumen Media Center Paslon QA for TIMES Indonesia)
M Qosim saat berdialog dengan siswa (Foto: Dokumen Media Center Paslon QA for TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada Serentak 2020

TIMESINDONESIA, GRESIK – Calon bupati nomor urut 01 pada Pilbup Gresik, Moh Qosim menaruh perhatian tinggi dalam bidang pendidikan. Kesejahteraan guru serta mengedepankan pendidikan vokasional menjadi prioritas.

Selama mendampingi Sambari Halim Radianto sebagai Wakil Bupati Qosim mengalokasikan anggaran pendidikan lebih dari 20 persen dari ketentuan nasional. 

Hingga 2019 lalu, kekuatan anggaran pendidikan di Kabupaten Gresik mencapai 22 persen dari APBD. Sehingga tudingan bahwa anggaran pendidikan paling rendah di Jatim yang hanya 0,40 persen dari APBD adalah tidak benar.

Sesuai data yang ada, persentase anggaran pendidikan 2019 sudah mencapai 22 persen atau Rp 680 miliar. Jumlah itu merupakan alokasi untuk belanja langsung dan belanja tak langsung.

"Untuk mengetahui alokasi anggaran pendidikan, tidak bisa hanya dilihat pada belanja langsung di Dinas Pendidikan. Dan, alokasi anggaran untuk itu jauh lebih besar dari belanja langsung di Dinas Pendidikan Gresik," ungkapnya, Kamis (15/10/2020).

Disebutkan Qosim, pos belanja di pendidikan Kota Pudak cukup banyak mulai belanja hibah ke lembaga pendidikan swasta, belanja hibah untuk bantuan operasional sekolah (BOS) APBD untuk SD, MI, SMP, MTs. 

Alokasi ini meliputi belanja untuk sekolah negeri dan swasta, madrasah diniyah (madin), pondok pesantren (ponpes), insentif guru swasta baik di sekolah negeri maupun swasta. "Sehingga jika ditotal dari APBD murni, secara persentase 22 persen," terang mantan Kepala SMAN 1 Gresik ini.

Dijelaskan, untuk 2019, belanja Bosda sekolah swasta yang mencapapai 112 miliar. Belum lagi, yang hibah Bosda dan untuk sarana prasarana (sarpras) sekolah swasta pada APBD 2019 mencapai Rp 98 miliar.  

Selama 10 tahun ini, anggaran pendidikan di Gresik terus mengalami kenaikan. Pada awal pemerintahan Sambari-Qosim, pada 2010 anggaran pendidikan ditetapkan sebesar Rp 137,256 miliar. Kemudian 2011 naik menjadi Rp 187,782 miliar, tahun 2012 Rp 179,835 miliar, 2013 naik lagi jadi Rp 188, 624 miliar.

Bahkan di tiga tahun terakhir ini kenaikan mencapai 40 persen. Seperti pada 2017 kami anggarkan sebesar Rp 267,639 miliar kemudian melonjak  2019 melonjak  menjadi Rp 680 miliar. 

"Dan jika masyarakat Gresik memberi amanat kepada Qosim-Alif, maka pada 2021 mendatang anggaran pendidikan akan kami naikkan menjadi Rp 875 miliar," jelas Qosim.

Sementara untuk kesejahteraan guru dan tenaga pendidik, tidak hanya untuk guru yang di sekolah negeri saja yang memperoleh insentif, tapi guru non sertifikasi yang di swasta pun juga mendapat insentif dan jumlahnya naik 100 persen.

 “Saya berkomitmen sejak awal untuk memperjuangkan kesejahteraan guru swasta maupun guru non sertifikasi, agar kesejahteraan pendidik generasi bangsa ini bisa terwujud,” tegas Qosim.

Perhatian untuk kesejahteraan guru itu salah satunya dengan menaikkan anggaran insentif guru swasta dan guru non insentif tahun 2020 ini dari yang semula mendapat Rp 500 ribu menjadi Rp 1 juta untuk guru swasta. "Serta guru non sertifikasi dari Rp 300 ribu menjadi Rp 600 ribu," ungkap Cabup Qosim(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES