Ekonomi UMKM Tangguh

Mundhut Petis, dari Olahan Dapur Jadi Bisnis Menggiurkan

Kamis, 15 Oktober 2020 - 14:43 | 82.53k
Munik saat menunjukkan kreasi Mundhut Petis yang telah dikemas. (Foto: Eko Santoso for TIMES Indonesia)
Munik saat menunjukkan kreasi Mundhut Petis yang telah dikemas. (Foto: Eko Santoso for TIMES Indonesia)
FOKUS

UMKM Tangguh

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Berawal dari kreasi ibundanya yang acapkali membuat petis untuk kudapan keluarga, Munik Indah (36) berhasil mengemas olahan petis "Mundhut Petis" jadi produk bisnis menggiurkan.

Munik menerangkan, dirinya memulai bisnis petis di awal Januari 2020. Ide bisnis tersebut diambil dari kebiasaan ibunya yang sering membuat petis sebagai pelengkap gorengan saat berbuka puasa bersama keluarga. Dari situlah, lama-kelamaan dirinya terpikirkan untuk menjual gorengan petis.

Saat awal berbisnis, dia mengaku petisnya belum banyak dikenal orang. Awalnya,  dirinya hanya menjual dengan cara online. Dalam sehari jualannya hanya laku 5 sampai 10 piece. Satu bungkus berisi 200 gram petis dengan mematok harga Rp 13.000. 

Lambat laun, kini omzet jualan petisnya mengalami kenaikan, terutama di awal pandemi Corona. Ia pun kaget, dari 50 piece orderan dalam waktu dua minggu, omzetnya lama-lama mengalami kenaikan hingga 50 piece dalam sehari.

"Saya sempat bingung. Tiba-tiba orderan datang saja. Kalau dulu dapat orderan segitu banyak mas. Nah dari situ mulai ada reseller-reseller untuk 'Mundhut Petis' ini," kata Munik Indah di kediamannya, Jl Belimbing Raya, Peterongan, Kamis (15/10/2020).

Singkat cerita, banyaknya orderan petis yang ia dapat, membuat banyak orang ingin jadi reseller dari produk olahan petis yang mengadopsi resep ibunya. Para reseller inilah yang kemudian diakui Munik berperan dalam memperluas pasar penjualan petis, mengingat mereka juga menjual secara offline.

Indah menerangkan, saat ini produksi petisnya bisa menghasilkan kurang lebih seribu sampai dua ribu bungkus petis yang dikemas per bungkusnya 200 gram tersebut dalam sehari. Untuk menunjang itu, dirinya bisa menghabiskan 50 kilogram udang dalam sehari untuk bahan dasarnya. Pemilihan bahan dasar yang bagus sangat menentukan kualitas dari petis itu sendiri.

"Pemilihan bahan dasar sangat penting. Untuk itu, kita gunakan udang yang segar. Selain itu untuk bumbu juga kita pilih-pilih dulu. Dan untuk Mundhut Petis ini nggak ada bahan pengawetnya. Hitamnya murni dari udang," ujarnya.

Ditanya soal nama Mundhut Petis, Indah menerangkan hal tersebut memiliki makna tersendiri. Mundhut (bahasa Jawa) artinya membeli.

"Jadi Mundhut Petis itu saya sendiri yang kasih nama. Artinya beli petis. Kalau mundhut itu kan halus ya, jadi harapannya dari anak kecil sampai dewasa bisa membeli dan mencicipi petis saya," ucapnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES