Pemerintahan

Hadapi Fenomena La Nina, Bupati Sleman Minta Masyarakat Tak Panik

Kamis, 15 Oktober 2020 - 08:31 | 36.00k
Bupati Sleman Sri Purnomo ketika menerima rombongan BMKG Yogyakarta. (FOTO: Humas Pemkab Sleman for TIMES Indonesia)
Bupati Sleman Sri Purnomo ketika menerima rombongan BMKG Yogyakarta. (FOTO: Humas Pemkab Sleman for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTABupati Sleman, Yogyakarta, Sri Purnomo meminta kepada masyarakat tidak panik terkait dengan fenomena La Nina. Sebaliknya, pemerintah daerah dan masyarakat perlu melakukan langkah antisipasi untuk mencegah dampak buruh terhadap fenomena alam tersebut.

“Kami menginstruksikan OPD terkait seperti DPUPKP untuk membersihkan parit-parit dan memastikan saluran air ke embung yang ada di Sleman berfungsi dengan baik. Hal ini untuk antisipasi jika hujan lebat terjadi, air dalam jumlah besar dapat tertampung dan tidak menimbulkan banjir,” kata Sri Purnomo dalam siaran pers kepada TIMES Indonesia, Kamis (15/10/2020).

Tak hanya itu, Sri Purnomo telah menginstruksikan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman untuk menginventarisir pohon-pohon rawan tumbang untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

“Kami juga berkoordinasi dengan BMKG untuk memberikan informasi wilayah potensi longsor pada Pusdalop BPBD Kabupaten Sleman  untuk melakukan langkah antisipasi meminimalisir kerugian materi dan mengupayakan keselamatan warga Kabupaten Sleman,” tambah Sri Purnomo.

Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogjakarta, Reni Kraningtyas mengatakan, fenomena alam La Nina yaitu potensi angin kencang, banjir, dan tanah longsor. Fenomena ini diprediksi akan terjadi pada Januari hingga Februari 2021. Fenomena ini diprediksi terjadi di wilayah Kabupaten Sleman bagian barat dan utara serta Kabupaten Kulon Progo bagian utara.

“Pada wilayah tersebut awal musim hujan diprediksikan dimulai pada Oktober dasarian II hingga Oktober dasarian III. Wilayah terakhir yang memasuki musim hujan pada November dasarian I adalah wilayah Gunungkidul,” terang Reni.

Reni menambahkan musim hujan yang saat ini mulai berlangsung ditambah fenomena La Nina akan menambah intensitas curah hujan hingga 40%. Musim hujan di Wilayah DIY sendiri puncaknya diprediksikan pada bulan Januari hingga Februari 2021.

“Peningkatan curah hujan ini berdampak menimbulkan potensi bencana. Kami berharap pemerintah daerah dapat mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi,” papar Reni saat audiensi dengan Bupati Sleman Sri Purnomo membahas tentang fenomena La Nina. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES