Peristiwa Daerah

Cerita Pemilik Warung Soto Bathok Cirebon yang Mempekerjakan Difabel

Selasa, 13 Oktober 2020 - 23:55 | 62.10k
Para difabel ketika mengikuti lomba olahraga. (Foto: Dokumentasi Eko Wakil Ketua Atlet)
Para difabel ketika mengikuti lomba olahraga. (Foto: Dokumentasi Eko Wakil Ketua Atlet)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Keberadaan difabel tak bisa dipandang sebelah mata. Banyak potensi yang bisa digali dari para difabel untuk mereka bertahan hidup. Seperti yang dilakukan Eko, pemilik Soto Bathok Cirebon.

Eko memfasilitasi para difabel sebagai atlet olahraga. Dia mengatakan para difabel adalah murid-murid sekolahnya di SLB Kota Cirebon.

"Di bidang olahraga ada atlet junior, ada senior, mereka dari sekolah SLB. Saya kebetulan ngajar disana, jadi saya cari atlet ga kesulitan karena sebelumnya udah liat potensi dari tiap anak difabel. Kalau ada event olahraga kita juga ajukan ke Pemda," kata Eko Sebagai Wakil Ketua Atlet dan Pemilik Usaha untuk Para Difabel, Selasa, (13/10/2020).

Para difabel b

Dia mengatakan, pihak sekolah juga sudah menyiapkan alat-alat olahraga yang dibutuhkan dan dipakai latihan. Namun, selama pandemi kegiatan dinonaktifkan untuk sementara.

Eko mengaku potensi yang dimiliki para difabel ini menjadi salah satu alasannya membuka usaha. Eko kemudian melibatkan para difabel untuk membantu mengembangkan usahanya.

"Ini kita melihat keahlian-keahlian dari tiap anak difabel. Ada yang bisa nyuci, servis, masak dan lain-lain. Mereka juga setelah lulus SLB ikut pelatihan yang di fasilitasi oleh pemerintah. Jadi saya tinggal pilih aja mereka yang memiliki potensi dan potensinya dibidang apa gitu," Tambahnya.

Mendirikan usaha karena ingin membantu, dan menjadikan para difabel memiliki kegiatan serta pemasukan untuk hidupnya.

Dia menambahkan, mendirikan usaha juga tak lepas dari masukan para difabel. Ada yang meminta buka usaha laundry karena bisa mencuci, ada yang buka konter karena bisa servis.

Beberapa usaha yang sudah didirikan ada Laundry, konter ponsel, pembuatan plat nomor, serta Warung makan soto bathok Jogja.

"Untuk sistem pembagian saya tidak terlalu mengambil untung. Yang penting dari tiap usaha bisa menutupi untuk bayar tempat, listrik, air, dan keperluan modal lagi. Dan uang pesangon untuk mereka, walaupun mereka sudah setuju mungkin karena jumlahnya belum seberapa. Kalo ada sisa baru di kasihkan ke saya untuk di simpan," Ujar Eko.

Eko mengaku niat usaha yang dibangunnya adalah ibadah. Untuk mendapatkan berkah dan bisa membantu mereka para difabel.

"Harapannya bisa menambah usaha lagi, sehingga makin banyak difabel yang bisa kita bantu, memiliki kegiatan yang positif dan Mereka bisa kita rangkul untuk terus semangat dan menata masa depan," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES