Indonesia Positif

Gelar Webinar Nasional Refleksi G30S/PKI, BEM UWG Tak Ingin Lupakan Sejarah

Selasa, 13 Oktober 2020 - 11:10 | 180.20k
Ketua BEM UWG, Adithya Tri Firmansyah R. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Ketua BEM UWG, Adithya Tri Firmansyah R. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Bagi bangsa Indonesia, tanggal 30 September selalu menjadi momentum mengenang dan memperbincangkan sejarah, yaitu sejarah Gerakan 30 September atau Gerakan 1 Oktober. Diskusi Online (Webinar Nasional) bertema “Pelembagaan Ideologi dan Isu Kebangkitan PKI”, digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang (UWG Malang) pada Rabu 30 September 2020.  Kegiatan pertama BEM UWG di masa pandemi Covid-19 ini dilakukan secara daring melalui room virtual zoom. 

Kegiatan Webinar Nasional ini  diprakarsai oleh Kementerian Politik, Hukum dan HAM BEM UWG dan didukung penuh oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UWG,  Dr. Ir. SRDm Rita Hanafie, MP ini menghadirkan dua pemantik, yaitu M. Ramadhana Alfaris, SS, MSi, dosen FH UWG dan Satriono Priyo Utomo, MHum, seorang Peneliti Sejarah.  Dua akademisi ini secara bergantian memantik diskusi dengan dipandu moderator Wakil Presiden Mahasiswa Mohammad Fauzi Fikri Haikal.

Presiden Mahasiswa atau Ketua BEM UWG, Adithya Tri Firmansyah R, dalam sambutannya menjelaskan tentang maksud dan tujuan digelarnya diskusi ilmiah ini, yaitu mencoba memahami potret isu yang tengah hangat diperbincangkan yaitu tentang Pelembagaan Ideologi Pancasila, dengan lahirnya BPI-P yang kemudian memunculkan isu komunisme.

Poster

“Diskusi ini bertujuan membangun diskursus intelektualitas bagi mahasiswa. Terbangunnya budaya intelektual di kalangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya diharapkan mampu menangkal komunisme. Apa yang dilakukan pemerintah melalui doktrinasi pelembagaan ideologi ini merupakan cara yang tidak tepat. Doktrinasi Ideologi Pancasila  seharusnya dilakukan dengan bukti dan kinerja bukan dilembagakan melalui agenda-agenda simbolik dalam struktur pemerintahan," kata Adith.

Rita Hanafie dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara diskusi ini menyampaikan pentingnya generasi muda, bahkan masyarakat pada umumnya mengetahui, mengerti dan memahami setiap tahapan perjalanan bangsa dan negara ini dengan benar.

“Pembahasan pro dan kontra harus dilakukan dengan pendekatan ilmiah sehingga menjadi pencerahan untuk semua pihak. Ilmu pengetahuan dan atmosfir akademik yang terus terjaga merupakan cara cerdas untuk menangkal komunisme,” ucapnya.

Rama, dosen Fakultas Hukum UWG yang saat ini sedang menjalani studi doktoralnya mengawali diskusi dengan melempar pertanyaan: Apa yang membuat Pancasila itu besar? Pertanyaan itu kemudian dijawab sendiri dengan memberikan penjelasan bahwa Pancasila bukan barang mati.

“Meski digali dari palung bumi kebudayaan atau sejarah Indonesia terdalam, Pancasila tidak seperti bahan tambang yang kemudian akan punah. Pancasila itu layaknya sebuah benda hidup yang dijemput dari perut bumi. Pancasila akan terus hidup dan abadi melintasi zamannya yang terus berubah dari waktu ke waktu. Jika dulu berukuran A, mungkin bertambah tahun ukuran itu berubah menyesuaikan zaman,” demikian Rama membuat pengibaratan.

Sementara itu Satriono menyampaikan bahwa pemuda milenial jangan sampai pemahamannya akan sejarah terekayasa atau direkayasa oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab. “Setiap disiplin ilmu pasti akan berkorelasi dengan sejarah. Potret tentang Gerakan 30 September ini semoga dapat memberi refleksi kepada kita semua untuk memperdalam referensi tentang kebenaran sejarah,” kata Satriono.

Webinar Nasional oleh BEM UWG Malang yang diikuti lebih dari 179 peserta yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat dari berbagai penjuru di tanah air ini mendapat acungan jempol dari para peserta. “Isu sensitif ini dikupas secara ilmiah sehingga menjadi kajian yang menarik. Argumen-argumen yang bermunculan sangat substantif,” komentar Rizky Aditya, mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-3 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES