Peristiwa Daerah

Kreasi Mahasiswa UM, Vermak Kayu dengan Motif Batik di Kayutangan Heritage Malang

Senin, 12 Oktober 2020 - 21:20 | 120.72k
Kreativitas mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) berkreasi di Kampung Kayutangan Heritage Kota Malang. (FOTO: Humas UM)
Kreativitas mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) berkreasi di Kampung Kayutangan Heritage Kota Malang. (FOTO: Humas UM)

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa pada umumnya berkuliah atau sekaligus aktif berorganisasi. Bagi mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), aktivitas pengabdian kepada masyarakat juga penting. Salah satunya melakukan pembinaan di kawasan Kayutangan Heritage Kota Malang.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Pertama, pembuatan kayu yang bermotifkan batik. Hasil dari kegiatan ini, ada yoyo, gasing, dan bakiak panjang.

Permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak pribumi masa kolonial ini akan dipamerkan di pojok dolanan.

Kelompok pengabdian masyarakat melakukan kegiatan di Kampung Heritage Kayutangan, Kota Malang Sabtu (10/10) lalu. Kelompok ini dinaungi oleh LP2M Universitas Negeri Malang (UM).

Di tangan mahasiswa kreatif ini, kegiatan menjadi hidup. Ada pembuatan souvenir berupa gelang, kalung, dan hiasan tas, serta liontin dari resin yang dicap tulisan Kayutangan.

"Nantinya akan dibagikan atau diperjualbelikan kepada wisatawan," kata Lisa Sedyawati selaku koordinator pengabdian.

mahasiswa-Universitas-Negeri-Malang-2.jpg

Ada juga wall decor, gambar berisikan kegiatan masa lalu. Wall decor itu bisa digunakan untuk hiasan interior maupun eksterior rumah. Lalu ada sign system untuk digunakan di warung area kampung heritage kayutangan.

Selain itu, ada juga pelatihan pembuatan cup lampu khas kolonial, dan tulisan-tulisan rumah. Tulisan ini digunakan untuk rumah heritage, seperti rumah 1870, dan Jengki, agar suasana khas kolonial tergambarkan kembali.

Maket juga terpampang di rumah 1870. Maket ini berbentuk rumah-rumah yang merupakan ikon dari 3 RW. Ada rumah Nomsim, Kalisukun, dan Jekob. Harapannya rumah ini digunakan sebagai mini museum dari kampung heritage kayutangan.

"Sebenarnya cita-cita kami inikan dibawah LP2M UM, ingin membuat suatu lokasi, suatu rumah dimana rumah itu digunakan sebagai mini museum (pusat budaya kampung heritage kayutangan)," imbuhnya.

Ada juga media edukasi pengunjung berbasis aplikasi, namanya Wisata Budaya Kampung Heritage Kayutangan. Aplikasi ini menyediakan fitur yang menggambarkan tentang sejarah, budaya, agama, kesenian, bahasa, sistem perekonomian, teknologi, pendidikan dari kayutangan.

Folding map karya Swastika Dhesti Anggriani, dosen Pendidikan Seni Rupa UM, juga diberikan kepada pihak pengelola Kampung Heritage Kayutangan. Dikarenakan peta sebelumnya dianggap kurang komunikatif.

Wall decornya memiliki tema sesuai spot-spot foto yang ada. Ada gambar yang menceritakan anak-anak bermain permainan tradisional, peperangan, penduduk pribumi yang mengasuh anak pimpinan Belanda, dan penggembala kerbau. Gambar ini juga bisa di jual kepada wisatawan.

Dosen Seni dan Desain UM, Abdul Rahman Prasetyo, mengatakan sebagai objek wisata, Kampung Kayutangan Heritage Kota Malang diyakini ke depan membutuhkan pusat oleh-oleh khas daerah. Sehingga menjadi peluang untuk memberdayakan warga sekitar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES