Peristiwa Nasional

Kementan RI Fasilitasi Ekspor Ekstrak Minyak Mete ke Eropa

Senin, 12 Oktober 2020 - 16:52 | 49.32k
Gedung Kementan RI. (FOTO: Kementa RI)
Gedung Kementan RI. (FOTO: Kementa RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) memfasilitasi PT Nutricell Pacific mengekspor lima ton ekstrak minyak mete untuk bahan baku obat hewan ke Jerman dengan nilai Rp 917 juta.

Ekspor ke negara Eropa ini merupakan yang perdana dilakukan Nutricell, setelah sebelumnya baru menjangkau pasar Asia Tenggara, yakni Vietnam.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Nasrullah dalam keterangan di Jakarta, Senin menyebutkan peningkatan ekspor ini juga merupakan salah satu target Kementan.

Kementan RI terus berupaya meningkatkan ekspor berbagai komoditas pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks).

"Program Gratieks harus dimaknai dengan tiga hal, salah satunya sistem budi daya yang dilakukan sudah mampu memenuhi kebutuhan tidak hanya dalam negeri tapi mampu menyuplai kebutuhan dunia," katanya.

Dengan Gratieks, lanjut Nasrullah, diharapkan kegiatan ekspor dapat membuka peluang ekspor bagi para peternak Tanah Air, serta meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.

Ia menjelaskan bahwa komoditas peternakan Indonesia telah mampu menembus pasar internasional seperti daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, dan obat hewan.

Ekspor bahan baku obat hewan ke Jerman dengan nilai 53.000 euro ini merupakan kedua kali, setelah pada 2019, Nutricell mengekspornya ke Vietnam.

CEO Nutricell Suaedi Sunanto menegaskan sejak mendapatkan izin produksi pada 2015, perusahaan terus berbenah diri untuk menjadi pemain industri obat hewan yang mampu memberikan kontribusi terhadap tercukupinya kebutuhan protein bagi masyarakat Indonesia.

Nutricell terus berkomitmen untuk menghadirkan produk unggul yang aman untuk manusia dan hewan target, menciptakan gugus kendali mutu keamanan pangan, dan membangun jaringan laboratorium global bersama mitra.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Kementan Fadjar Sumping mengatakan situasi dan perkembangan industri farmasi obat hewan sudah bergerak ke arah produk yang aman, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Hal ini juga tidak lepas dari tugas dan fungsi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) sebagai unit pelayanan teknis (UPT) di bawah Kementan yang bertugas untuk menjamin mutu obat hewan yang berkualitas dan aman, untuk terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan pada tahun 2020 periode Januari-Agustus tercatat mencapai 201.708 ton dengan nilai 540,15 juta dolar AS atau setara Rp7,83 triliun.

Dengan program Gratieks, Kementan RI menargetkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada 2024 naik 300 persen menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES