Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Penemuan Rangka Kelelawar di Griyasanta Malang

Senin, 12 Oktober 2020 - 11:38 | 99.17k
Dr. Sama’ Iradat Tito, S.Si., M.Si, Kepala Pusat Studi Kelestarian Dan Keseimbangan Lingkungan (PUSDI K2L) FMIPA Unisma Malang dan Anggota Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI).
Dr. Sama’ Iradat Tito, S.Si., M.Si, Kepala Pusat Studi Kelestarian Dan Keseimbangan Lingkungan (PUSDI K2L) FMIPA Unisma Malang dan Anggota Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Rangka kelelawar ditemukan di wilayah Griyasanta Malang pada tanggal 27 Desember 2018 dan baru dilaporkan saat ini kepada Pusdi K2l FMIPA Unisma Malang. Rangka kelelawar dengan panjang 22 cm ini setelah diidentifikasi adalah jenis kelelawar pemakan buah. Hal ini didukung oleh adanya bukti muntahan kelelawar yang ditemukan disekitar lokasi dan masih terlihatnya lalu lalang kelelawar oleh beberapa narasumber.

Selain itu kawasan Griyasanta malang terdapat beberapa tanaman yang disukai oleh kelelawar pemakan buah, salah satunya adalah tanaman ketapang (Terminalia catappa) yang buahnya disukai dan disebarkan oleh kelelawar. Mamalia frugivora (pemakan buah) ini pada umumnya hanya memakan daging buah dan biji yang relatif kecil sedangkan biji yang besar dimuntahkan.

Menyikapi penemuan tersebut, ada beberapa tanggapan yang dapat diberikan tim Pusdi K2l Unisma Malang yaitu:

Pertama, masyarakat tidak perlu panik dengan mengetahui hal ini karena informasi kelelawar yang ditengarai sebagai penyebar virus Corona masih belum lengkap dalam penyampaiannya. Menurut Jurnal Scientific Reports, Covid-19 saat ini ada di tubuh kelelawar pemakan serangga (Microchiroptera) dan belum ada laporan mengenai virus ini di kelelawar jenis pemakan buah (Megachiroptera). Hal ini diestimasi akibat habitus kelelawar pemakan serangga yang memakan serangga vektor penyakit.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kedua, Habitat kelelawar berhubungan erat dengan tempat mencari makan (foraging area) dan sarang/tempat tinggal (roosting area). Tempat mencari makan dan tinggal dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tipe tempat bertengger, makanan dan air, morfologi terbang, ukuran koloni, serta siklus reproduksi. Jarak antara area roosting dan mencari makan bisa mencapai 5 km pada satu malam. Atap-atap rumah dan bangunan menjadi salah satu roost kelelawar. Hal ini dikarenakan ancaman terbesar bagi kelelawar adalah kehilangan habitat tempat tinggal dan tempat mencari makan, bukan dari musuh alaminya seperti ular sanca, elang dan burung hantu.

Ketiga, kelelawar sangat peka terhadap kebisingan, karena kebanyakan jenis kelelawar mempunyai alat pendengaran yang sangat sensitif sebagai adaptasi dari aktifitas hidupnya di malam hari. Oleh karena itu mengapa kelelawar memilih tempat bertengger pada pohon-pohon tinggi dan gedung-gedung tua yaitu untuk menghindari kebisingan yang disebabkan oleh manusia dan hewan lainnya. Dengan demikian perlu adanya monitoring dan evaluasi lokasi lokasi yang menimbulkan kebisingan tertentu di setiap daerah yang bersinggungan dengan habitat asli kelelawar. Para ilmuwan juga meyakini bahwa semakin kelelawar mengalami stress maka duplikasi virus yang ada didalam tubuhnya juga meningkat yang akan berdampak pada keberlanjutan ekosistem.

Keempat, kelelawar memiliki peranan penting dalam rantai ekosistem baik kelelawar pemakan serangga maupun kelelawar pemakan buah. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan kembali kebijakan-kebijakan dibeberapa daerah yang memburu dan memusnahkan hewan ini.

Adapun jika tidak ingin berdampingan, maka ada baiknya akademisi, pebisnis, komunitas, media dan pemerintah secara bersama sama membangunkan tempat tinggal baru dan lingkungan baru yang sesuai untuk kelelawar. Desain rumah kelelawar sudah dimiliki oleh Pusdi K2l Unisma Malang. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*Penulis: Dr. Sama’ Iradat Tito, S.Si., M.Si, Kepala Pusat Studi Kelestarian Dan Keseimbangan Lingkungan (PUSDI K2L) FMIPA Unisma Malang dan Anggota Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES