Peristiwa Nasional

Meutya Hafid: Siaran Digital Lebih Berkualitas dan Hidupkan Demokratisasi Penyiaran

Minggu, 11 Oktober 2020 - 22:29 | 57.29k
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. (Foto: Humas Pemprov NTB)
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. (Foto: Humas Pemprov NTB)

TIMESINDONESIA, MATARAM – Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengatakan bahwa perubahan siaran analog ke siaran digital akan memiliki banyak manfaat dan lebih menguntungkan.

Menurut Meutia, selain mampu menyajikan konten informasi yang lebih beragam dan berkualitas, siaran digital akan menghidupkan ruang demokrasi dalam dunia penyiaran.

"Konten yang disajikan, tidak hanya informasi nasional, tapi juga konten-konten lokal yang menginspirasi kemajuan indonesia. Demikian juga dengan digitalisasi, akan lebih banyak masyarakat yang bisa ikut terlibat dalam dunia usaha penyiaran. Sehingga tidak hanya dikuasai oleh pengusaha media tertentu saja,"  ungkap Meutia, saat membuka sosialisasi dan publikasi yang diinisiasi KPI Pusat bertajuk Menjaga Indonesia dan Perbatasan Melalui Penyiaran Digital, di hotel DMax di Praya Lombok Tengah Minggu (11/10/2020).

Meutia berujar siaran digital akan diberlakukan tahun 2022 mendatang akan memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Disamping lebih efisien dari sisi teknologi dan lebih menjamin secara kualitas informasi dan mendorong demokratisasi pola penyiaran. 

"Siaran digital juga dapat mengatasi persoalan blank spot. Karena  ada keharusan bagi pemerintah untuk membantu site of the box untuk masyarakat bisa mengakses siaran digital," ungkap politisi Golkar yang sekaligus mantan jurnalis itu.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio mengatakan pada tahun 2022 sebagai ambang akhir penyiaran analog secara nasional di tanah air. Karena itu, masyarakat diharap mulai membiasakan diri dengan siaran digital.

"Dari sisi manfaat, pola siaran digital ini jauh lebih baik ketimbang siaran analog seperti saat ini," katanya

Agung berpendapat digitalisasi penyiaran merupakan suatu keniscayaan. Ini karena sistem tersebut sudah digunakan hampir di seluruh negara di dunia. Sementara di ASEAN, hanya Indonesia dan Timor Leste yang belum melakukan transformasi sistem teknologi digital ini secara penuh.

"Indonesia telah menggunakan pola penyiaran analog hampir 60 tahun lebih. Padahal jika dibanding negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia merupakan pionir yang akan melaksanakan sistem siaran digital lebih awal. Bahkan, Thailand menjadikan Indonesia sebagai contoh persiapan digital justru sudah lebih dulu melaksanakannya," papar Agung.

Ia menambahkan, lewat sistem penyiaran digital, masyarakat akan lebih mudah menangkap siaran televisi dimana saja berada. Kualitas gambar dan suara yang diterima juga lebih jernih dan sangat jelas. Sistem siaran ini sekaligus menyudahi persoalan blank spot di tanah air.

"Kelebihan lain dari digitalisasi penyiaran ini membuat pemerataan layanan informasi publik. Masyarakat Indonesia yang berada di wilayah terdepan dan perbatasan juga bisa denga mudah menikmati siaran," ucap Agung.

Sementara, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengapresiasi langkah KPI, karena di masa pandemi Covid-19 ini terus melakukan sosialisasi yang memiliki ekstrernalisasi yang positif.

Bang Zul sapaannya meminta agar daerah blank spot di NTB segera teratasi dengan baik demi menunjang perpindahan sistem dari penyiaran analog ke digital atau ASO (Analog Switch Off).

"Mungkin tidak bisa tahun ini, mudah-mudahan awal atau pertengahan tahun depan," pintanya.

Setelah adanya digitalisasi penyiaran lanjutnya, Gubernur Dr. Zul berharap sektor pariwisata mampu ditunjang dengan baik. Terlebih di masa pandemi saat ini diharap mampu membantu dan menggeliatkan daerah.

"Masyarakat sudah menunggu sosialisasi tentang siaran digital. Semoga dengan hadirnya sosialiasi pelaku media dan pelaku bisnis jadi lebih terbuka sehingga cahaya di ujung terowongan itu semakin kelihatan," kata Zulkieflimansyah dihadapan Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid(*)

Ekoran-12-10-2020-Meutya-Hafid-Siaran-Digital-Lebih-Berkualitas.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES