TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pasar barter yang diinisiasi untuk membangkitkan UMKM di wilayah Banguntapan Bantul kini terus berkembang. Dengan munculnya dua pasar sejenis. Masing-masing pasar Covid di desa Jambidan Banguntapan Bantul dan pasar serupa di desa Jagalan Banguntapan Bantul. Bahkan saat ini sedang dirintis pasar Bokser (Bokong Semar) di desa Singosaren Banguntapan Bantul.
Ditemui di pasar barter, Sabtu (10/10/2020) Camat Banguntapan Bantul Fauzan Muarifin menjelaskan pasar barter muncul saat kondisi sulit di masa pandemi. Untuk bertahan UMKM di Banguntapan melakukan transaksi secara barter, memanfaatkan grup WhatsApp yang dibentuk kecamatan.
Dengan sistem COD ternyata langkah ini mampu membuat UMKM bertahan. Agar terdapat kepastian lokasi barter. Maka disediakan lokasi khusus yang sampai saat ini disebut pasar barter. Pasar ini jiga mematuhi protokol kesehatan jumlah pedagang dibatasi maksimal 30, selain kegiatan transaksi seminggu sekali.
"Masyarakat harus sehat tetapi juga harus dapat tetap makan," tegas Fauzan.
Untuk mengantisipasi kerumunan, konsep serupa diciptakan di setiap desa. Memasuki tahap Adaptasi Kebiasaan Baru, konsep pasar barter sangat relevan karena dapat menggerakkan ekonomi masyarakat. Namun tetap mematuhi protokol kesehatan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |