Peristiwa Daerah

Sisi Lain Haris Ajee, Hingga Cita-Cita Berangkatkan Haji Orang Tua

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 21:25 | 217.59k
Haris Ajee atau Muhammad Haris, pria kelahiran Jember yang belakangan viral di media sosial. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Haris Ajee atau Muhammad Haris, pria kelahiran Jember yang belakangan viral di media sosial. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Beberapa bulan terakhir, nama Haris Ajee mulai jadi perbincangan, khususnya di daerah tapal kuda. Ia muncul di media sosial sebagai 'pedagang jamu'. Gaya bicaranya yang super cepat, namun tak ada satupun kosa kata yang terlewatkan dan salah. Membuatnya banyak digemari.

Pemilik nama lengkap Muhammad Haris ini memiliki selera humor yang tinggi, dengan gaya permainan kosa kata yang dicampur adukan dengan Bahasa Madura. Ciri khas ini membuat namanya terus jadi sorotan.

Alhasil, media sosialnya, baik Instagram, TikTok dan sebagainya banyak diserbu warganet. Pengikutnya pun terus bertambah. Hingga ribuan followers.

Dengan gaya super nyerocosnya itu. Banyak perusahaan, baik UMKM hingga jasa travel, menggunakan jasa Haris untuk mengenalkan produknya. Bahkan ia pun sempat diundang ke luar provinsi.

Namun di balik keceriaannya dan namanya yang makin melejit. Tak banyak orang tahu, sisi lain dari pria kelahiran Jember 5 November 1992 tersebut. Mulai dari masa kecil hingga kisahnya menjadi selebgram.

Pria bernama lengkap Muhammad Haris ini mengaku, punya cita-cita menjadi seorang perawat. Alasannya, agar bisa menyembuhkan orang lain. Namun cita-citanya kandas karena ia hanya bisa menyelesaikan sekolah dasar (SD).

"Saya tidak bisa melanjutkan sekolah, karena terkendala biaya. Namun saya sekarang tetap jadi 'dokter jiwa'. Bisa membahagiakan orang lain yang lagi galau," kata Haris, mengeluarkan sejurus humornya.

Sebelum terkenal di media sosial, ia sempat ikut tetangganya berjualan mie. Sekitar 2014 lalu. Di titik itulah ia mulai belajar berbicara.

"Awalnya saya pendiam. Namun karena tiap hari dengar pembeli mie yang ghibah, kadang ikut menimpali. Akhirnya jadilah seperti ini locer (lancar)," katanya saat datang ke Galeri Ijen Batik Tamanan Bondowoso, Sabtu (10/10/2020).

Berhenti jualan mie. Ia kemudian masuk di Tanoker, yakni komunitas belajar dan bermain untuk anak-anak. Ia jadi tour guide dan juga pendamping anak. "Jadi bakat ngacepek (cerewet) saya, tersalurkan di sana. Karena banyak tamu, dan harus terus berbicara hingga tamu pulang," terangnya.

Meski sudah dikenal banyak kalangan dan sering mendapatkan endorsan. Prinsip hidup Haris tetap rendah hati. Bahkan tak jarang, ia mengisi acara tanpa dibayar. Ia juga mengisi acara hiburan baik sebagai MC atau penyanyi, bahkan dua-duanya sekaligus.

"Ada yang mau ngundang tak punya uang. Ya ndak apa-apa, meski hanya diberi bungkusan berkat. Tak apa-apa saya ikhlas. Tujuh berkatnya, jadi juga saya sedekahkan ke tetangga di rumah," papaprnya.

Namun demikian kata dia, ada juga yang bayar mahal. Namun ia tak menyebutkan berapa nominalnya. "Jadi saya gak narget. Terpenting yang bayar ikhlas, saya ikhlas. Akhirnya berkah," katanya.

Diceritakannya juga, bahwa ia sempat dihina karena cara bicara dan gestur tubuhnya yang seperti itu. "Tapi segala hinaan akan saya balas dengan prestasi. Terpenting orang tua saya dan saudara saya menerima saya apa adanya," kata Haris tegas. 

Menurutnya, ia punya seorang kakak perempuan, yang sudah menikah dan sudah punya anak. "Saya dua bersaudara dan saya bungsu," imbuhnya.

Penghasilannya saat ini kata dia, untuk membantu ekonomi keluarga. Bahkan untuk membenahi bangunan di rumahnya. "Saya saat ini fokus membenahi dapur dulu," akunya.

Haris punya cita-cita yang sangat besar, dan ingin sekali bisa diwujudkan. Yakni memberangkatkan kedua orang tuanya ke tanah suci Makkah. "Itu kayaknya masih jauh. Tapi yang bisa saya lakukan betulin dapur dulu," terangnya, sementara matanya berkaca-kaca. 

Menurutnya, keduanya orang tuanya adalah petani. Ayahnya tukang bangunan dan ibunya mencari rumput. Meski sudah terkenal ia tak sungkan tetap membantu kedua orang tuanya. "Saya suka juga ngarek (cari rumput)," terangnya.

Haris Ajee atau Muhammad Haris berharap, agar pemuda itu tak perlu gengsi. Sebab hidup tak hanya butuh teori tapi praktik, dan bisa memaksimalkan potensi dirinya. "Jadi prinsip hidup saya yang penting jujur, cari rezeki yang halal dan tak pernah Sombong," pesannya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES