Wujudkan Pilbup Banyuwangi Berkualitas, Mahasiswa Kalibaru Gelar Dialog Publik

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Forum Komunikasi Mahasiswa Kalibaru (FKMK) menggelar acara dialog publik tentang Pilbup Banyuwangi di aula SMK Negeri Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (10/10/2020).

Acara itu dihadiri oleh sejumlah organisasi masyarakat, perwakilan partai politik, GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah dan tokoh pemuda Kalibaru.

Narasumber yang hadir adalah Anggota KPU Banyuwangi Divisi Hukum Dian Mardianto, Bawaslu Banyuwangi yang diwakili anggota Panwascam Kalibaru Aliya Pamuji  dan anggota DPRD Banyuwangi fraksi PPP, Syamsul Arifin.

Ketua FKMK, Hoyrul Hidayah mengatakan, dialog interaktif digelar untuk mewujudkan Pilkada 2020 yang berkualitas sesuai realitas ditengah pandemi Covid-19.

"Jadi inj sesuai instruksi dari Bapak Presiden yang menginginkan Pilkada tahun ini berkualitas," ungkap Hoyrul.

Dalam dialog tersebut, Anggota KPU Banyuwangi Divisi Hukum Dian Mardianto menyebut persiapan KPU dalam kontestasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi sudah matang. Meski masih ada beberapa penyempurnaan.

"Pada prinsipnya semua sama seperti konsep pemilihan pada sebelumnya. Namun hanya sedikit ada modifikasi," terang Dian.

Modifikasi yang dimaksud, kata Dian, lebih kepada teknis ketika pencoblosan. Mulai dari pengaturan jam datang ke TPS, hingga tambahan pekerjaan bagi anggota KPPS.

"Nanti saat pencoblosan kita bagi menjadi lima gelombang. Pemilih datang ke TPS mulai pukul 07.00 - 13.00 Wib," ujar Dian.

Untuk Linmas yang sebelumnya ditugaskan hanya untuk menjaga TPS, di tahun ini ada tambahan pekerjaan. Yakni harus menjaga dan memastikan pemilih patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Seperti memeriksa suhu tubuh pemilih, mencuci tangan hingga memastikan semua memakai masker," tuturnya.

Dian juga menjelaskan pada Pilkada tahun 2020 ini kemungkinan alat pencoblos kertas suara menggunakan tusuk gigi. Bahkan tinta yang biasa digunakan untuk menandai pemilih usai mencoblos rencananya tidak dicelupkan, tapi diteteskan.

"Karena untuk mencegah Covid-19. Semua alat hanya digunakan sekali dan tidak digunakan berulang-ulang," cetus Dian.

Selain itu, setiap TPS juga rencananya akan disediakan bilik khusus bagi pemilih yang saat pencoblosan sedang demam atau dalam keadaan sakit.

"Misal suhu tubuh saat diperiksa 37 derajat. Kita langsung bawa ke bilik. Kita juga ada tim kesehatan nantinya. Sehingga protokol pencegahan Covid-19 benar benar dijalankan dan tidak ada kluster baru," ujar Dian.

Komisioner Bawaslu Banyuwangi, Anang Lukman yang sedianya ikut menjadi narasumber berhalangan hadir dalam acara dialog publik tersebut. Namun diwakili oleh Panwascam Kalibaru Aliya Pamuji.

Menurut Aliya, sejuah ini terkait dengan pengawasan jelang Pilkada di wilayah kerja Kecamatan Kalibaru terpantau dalam keadaan aman dan kondusif.

"Tidak ada pelanggaran-pelanggaran berat yang terjadi. Kami meyakini diwilayah lain hampir sama seperti Kalibaru," terangnya.

Sementara itu anggota DPRD Banyuwangi Fraksi PPP, Syamsul Arifin mengaku dalam konsestasi Pilkada 2020 ini menjadi hal penting adalah terkait dengan seluruh kesiapan di lapangan. Sebab berbeda dari tahun tahun sebelumnya.

"Iya, kita menggelar Pilkada ditengah Pandemi Covid-19. Tentu persiapan harus lebih matang, utamanya prosedur patuh terhadap protokol kesehatan," tuturnya.

Syamsul juga memberikan sedikit gambaran politik kepada para hadirin yang datang bahwa dalam kontestasi Pilkada yang akan digelar pada 9 Desember mendatang, tidak boleh berpolitik uang.

"Jadi jangan memanfaatkan keadaan lah ditengah pandemi seperti ini. Tidak boleh itu, dilarang," ujar Syamsul.

Meski digelar saat hujan deras. Namun acara dialog publik tentang Pilbup Banyuwangi tersebut berjalan dengan lancar. Para peserta nampak antusias mengikuti jalannya kegiatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement