Glutera News

Beragam Penyakit Sering Muncul Saat Musim Pancaroba

Rabu, 07 Oktober 2020 - 14:13 | 104.21k
Ilustrasi (Foto: Gluteranews)
Ilustrasi (Foto: Gluteranews)

TIMESINDONESIA, JAKARTAMusim pancaroba adalah musim peralihan antara musim kemarau ke musim penghujan, atau sebaliknya. Musim ini biasa ditandai dengan cuaca atau perubahan suhu udara yang tidak menentu, seperti banyak angin dan hujan.

Kenapa musim pancaroba mengundang banyak penyakit?

Suhu udara dan cuaca yang tak menentu di musim pancaroba, dinilai dapat meningkatkan potensi munculnya berbagai penyakit. Berikut ini alasan mengapa musim pancaroba bisa meningkatkan potensi penyakit. 

1. Pada musim pancaroba (terutama dari kemarau ke musim hujan), orang cenderung lebih sering berada atau berkumpul di tempat tertutup. Keadaan ini juga menyumbang pada peningkatan risiko penularan infeksi.

2. Virus dan bakteri dinilai mampu hidup lebih lama dan berkembang pada suhu serta kelembapan yang lebih rendah, seperti pada musim pancaroba.

3. Musim pancaroba dianggap berpotensi membuat aliran darah menyempit, mengurangi kadar vitamin D, serta menurunkan sistem imun tubuh.

Penyakit yang sering muncul di musim pancaroba

Berikut adalah beberapa penyakit yang perlu Anda waspadai terjadi pada musim pancaroba. 

1. Influenza

Infeksi saluran pernapasan, seperti influenza, lebih mudah terjadi dan ditularkan pada musim pancaroba. Apa alasannya?

Anda biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di ruang tertutup sehingga kontak antarorang menjadi lebih dekat. Rendahnya kelembapan pada musim perlahian ini juga membuat virus flu bertahan lebih lama.

Gluteranews 1

Influenza umum ditandai dengan batuk, pilek, hingga sakit tenggorokan. Gejala lain kemudian menyusul, seperti demam hingga pegal-pegal.Anak-anak, kalangan lanjut usia (lansia), dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah dinilai lebih mudah untuk mengalami flu.

2. Demam Berdarah Dengue

Perubahan suhu yang tidak menentu pada musim pancaroba dapat menyebabkan populasi nyamuk meningkat dengan cepat. Oleh karena itu, penyakit yang dibawa oleh nyamuk, seperti demam berdarah dengue (DBD) lebih mungkin terjadi.

DBD sering ditandai dengan sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, serta bintik-bintik merah di kulit.Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih umum dialami oleh orang yang sudah pernah terpapar virus dengue atau memiliki sistem imun yang lemah.

3. Chikungunya

Mirip dengan DBD, chikungunya merupakan infeksi virus yang disebarkan lewat gigitan nyamuk. Kondisi ini bisa menyebabkan demam selama beberapa hari serta nyeri sendi yang bisa bertahan selama beberapa minggu.

4. Asma

Asma adalah kondisi menyempit dan membengkaknya saluran napas yang juga memproduksi lebih banyak lendir. Keadaan ini membuat proses bernapas sangat sulit, memicu batuk-batuk, dan menimbulkan suara mengi atau bengek.

Temperatur udara yang lebih rendah serta angin yang lebih kencang berpotensi membawa lebih banyak alergen (pemicu alergi). Inilah yang berhubungan dengan meningkatnya kasus asma selama musim pancaroba.Tidak hanya itu, adanya gangguan saluran pernapasan (seperti flu) juga menambah risiko serangan asma.

5. Diare

Peningkatan jumlah virus dan bakteri selama musim pancaroba diduga merupakan penyebab banyaknya kasus diare pada musim ini. Infeksi virus atau bakteri di balik diare biasanya terjadi akibat konsumsi makanan yang telah terkontaminasi.

Gejala diare umumnya berupa tinja yang encer dan sakit perut yang melilit. Sejumlah gangguan pencernaan lain juga bisa menyertai, seperti kembung dan mual.

Diare biasanya akan sembuh dalam beberapa hari dengan pengobatan mandiri di rumah. Misalnya, banyak minum dan beristirahat.Namun jika diare terus berlangsung atau tidak kunjung sembuh meski sudah 24 jam, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter.

6. Infeksi saluran pernapasan

Berdasarkan sebuah studi, infeksi saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh virus paling banyak terjadi di musim hujan. Penyakit ini paling banyak terjadi pada anak-anak balita, karena sistem imunitas anak-anak belum terbentuk sempurna.

Sebagaimana infeksi saluran pernapasan atas, gejala infeksi saluran pernapasan bawah adalah batuk. Hanya saja, batuk yang terjadi lebih berat dan kadang diiringi dengan dahak dan lendir. Gejala lain yang mungkin dialami adalah sesak napas, meningkatnya frekuensi pernapasan, rasa sesak di dada, atau bunyi mengi saat bernapas. Infeksi saluran pernapasan bawah bisa berupa bronkhitis, pneumonia, dan bronchiolitis.

Gluteranews 2

Infeksi saluran pernapasan ini ditularkan melalui percikan ludah yang mengandung virus, saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Bisa juga dengan kontak tidak langsung melalui permukaan benda yang sudah terkontaminasi virus dari percikan ludah atau sentuhan tangan orang yang terinfeksi. Salah satu cara yang efektif mencegahnya yaitu menjaga kebersihan dan rajin mencuci tangan.

Meski umumnya penyakit musim pancaroba tidak berbahaya, namun lebih baik melakukan upaya pencegahan, seperti menerapkan hidup bersih dan menjaga lingkungan tetap bersih. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terjangkit berbagai penyakit yang kerap muncul di musim pancaroba. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES