Peristiwa Daerah

Permudah Pemantauan Gizi, Dinkes Gandeng GAIN Lakukan Pendataan Balita di e-PPGBM

Kamis, 01 Oktober 2020 - 13:57 | 149.85k
Proses entry data balita, melalui e-PPGBM (elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat) di Dinas Kesehatan didampingi GAIN (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Proses entry data balita, melalui e-PPGBM (elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat) di Dinas Kesehatan didampingi GAIN (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSODinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, berupaya semaksimal mungkin dalam entry data balita, melalui e-PPGBM (elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat). Validasi data tersebut dibantu oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN).

Validasi data balita melalui pengembangan e-PPGBM, mempermudah dalam mengamati permasalahan gizi pada balita. Untuk di Bondowoso, entry data berlangsung selama lima hari. Mulai 24-25 dan 28-30 September.

Dari 25 Puskesmas di 23 Kecamatan. Dibagi 5 puskesmas setiap hari. Pengembagan aplikasi e-PPGBM merupakan program Kementerian Kesehatan RI.

Adanya ketersediaan data secara akurat dan berkelanjutan, sangat penting dalam upaya perbaikan gizi masyarakat dan mendukung gerakan 1000 HPK (1000 hari pertama kehidupan).

e-PPGBM, merupakan penguatan surveilans gizi melalui kegiatan pemantauan status gizi (PSG) dapat dilakukan by name by address.

Kepala Dina Kesehatan Bondowoso, dr Mohammad Imron mengatakan, bahwa pertumbuhan balita ini menjadi indikator, khususnya SPM kesehatan. 

"Pertumbuhan balita itu kan lebih pada status gizinya. Pertumbuhan perkembangan sesuai dengan umur. Maka pemenuhan gizi seimbang harus didukung pencatatan dan pelaporan yang tepat," paparnya.

Dengan e-PPGBM nanti, akan mendapatkan data yang akurat dan cepat terkait status gizi pada balita. "Sehingga dengan data yang tepat atas status gizi balita kita. Kita bisa membuat perencanaan yang fokus, mana yang harus dicover Dinkes atau disupport OPD lain," paparnya.

Menurutnya, permasalahan gizi ini tak hanya menjadi tugas Dinas Kesehatan. Tapi juga OPD lain. Misalnya Ketahanan Pangan, Pertanian dan sebagainya. 

"Masalah gizi ini juga terkait masalah ekonomi, sosial budaya. Misalnya 1000 hari pertama kehidupan, apakah ibu itu memberikan ASI eksklusif, pemenuhan gizi dan sebagainya. Juga berkaitan dengan sanitasi," paparnya.

Sementara itu, District Coordinator GAIN Bondowoso, Sylvia Andriani mengatakan, bahwa GAIN memang diminta bantuan oleh Kemenkes. "GAIN memfasilitasi e-PPGBM. Bekerja sama dengan Dinkes Provinsi dan kabupaten," imbuhnya.

Sebenarnya kata dia, kegiatan ini sudah rutin. Namun untuk dua kali ini disupport GAIN. "Kami support pendanaan. Yang melakukan, tetap fasilitator, programmer gizi hingga tingkat puskesmas," imbuhnya.

Sementara fasilitator e-PPGBM, Yuni Dwi Rahmawati mengatakan, ada beberapa kendala dalam entry data balita dalam e-PPGBM. Mulai gangguan server, signal dan masalah NIK Balita. Adapun dari total 49.302 balita, sudah ada 72,12 persen capaian yang sudah berhasil dientry, per tanggal 1 Oktober 2020.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES