Peristiwa Daerah

Sidang Perdana, Kuasa Hukum Ryantori: Dakwaan Jaksa Terlalu Melebar 

Rabu, 30 September 2020 - 21:35 | 38.06k
Ir. Ryantori saat mengikuti sidang di Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo. (Foto: Rudi Mulya/ TIMES Indonesia)
Ir. Ryantori saat mengikuti sidang di Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo. (Foto: Rudi Mulya/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Sidang perkara atas terdakwa Ir. Ryantori Angka Raharja digelar di Pengadilan Negeri Sidoarjo, Rabu (30/9/2020). Sidang Nomor 723/Pid.Sus/PN/SDA dipimpin oleh hakim Achmad Peten Sili dengan agenda pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejari Sidoarjo.

Dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) disebutkan terdakwa Ir. Ryantori, membuat, menggunakan, dan menjual konstruksi Jaring Rusuk Beton Pasak Vertikal (JRBPV) yang persis dengan Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) milik PT Katama Suryabumi.

Beberapa gedung yang dibangun dengan Konstruksi JRBPV antara lain, Perkantoran RSUD Sumenep, Gedung IGD RSUD Sidoarjo, dan Gedung Mapolda Riau. Dalam surat dakwaan, Ir. Ryantori disebut telah melakukan hal tersebut tanpa izin pemegang paten yaitu PT Katama Suryabumi.

Penemu KSLL sendiri adalah Ir. Ryantori dan (alm) Sucipto. Ir. Ryantori, dengan PT Cipta Anugerah Indotama (CAI) disebut menggunakan KSLL dengan nama Jaring Rusuk Beton Pasak Vertikal (JRBPV) dengan sedikit memodifikasi dengan menambahkan beberapa rusuk.

Atas perbuatan terdakwa, PT Katama Suryabumi menderita kerugian immaterial dan kerugian materi senilai Rp 20 Miliar. Perbuatan terdakwa berupa tindak pidana paten, diancam dengan pasal 161 junto pasal 160 UU no 13 Tahun 2016 tentang Paten. 

Kuasa hukum Ir. Ryantori, M. Syahrul Borman mengatakan jika dakwaan Jaksa Penuntut Umum terlalu melebar dan tidak fokus keberadaan perkara. 

"Klien kami adalah penemu kontruksi ini, dan klien kami tidak melakukan tuduhan yang didakwakan Jaksa. Klien kami memodifikasi temuannya agar lebih kokoh lagi, dan tidak memakai nama Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) perbaikan milik PT Katama Suryabumi," jelas Syahrup usai persidangan, Rabu (30/9/2020). 

Tak hanya itu, Syahrul mengatakan dakwaan Jaksa juga terlalu melebar, fokus perkara kan seharusnya hanya di proyek pembangunan RSUD Sidoarjo, tapi dalam dakwaan klien kami juga harus bertangung jawab di proyek Riau dan di Sumenep Madura.

"Kan itu terlalu melebar, saya menyayangkan dakwaan Jaksa tersebut," kata Syahrul. 

Syahrul menambahkan jika klien nya (Ir. Ryantori red) juga tidak menerima royalti dari PT Katama Suryabumi selama 12 tahun. 

"Klien kami penemu kontruksi ini bersama alm Pak Cip, dan klien kami juga 12 tahun tidak menerima royalti. Dan klien kami tidak lakukan penjiplakan. Kami juga menilai bahwa kasus ini seharusnya masuk ranah perdata bukan pidana. Dakwaan Jaksa akan kami jawab dalam sidang lanjutan dengan agenda eksepsi pada Senin (12/10/2020) nanti," jelasnya. 

Sementara itu, Ir Ryantori menambahkan jika dirinya menolak kalau dikatakan plagiat (jiplak). "Perkara ini menjadi lucu dan aneh. Saya ini penemu Konstruksi Fondasi Jaring Rusuk Beton Pasak Vertikal digugat telah menjiplak Kostruksi Perbaikan Konstruksi Sarang Laba Laba temuan saya sendiri," urainya.

Ir. Ryantori Angka Raharja mengatakan, ia menyesal terlalu percaya dengan mantan anak buahnya. Ia menyerahkan semua permasalahan ini kepada kuasa hukumnya.

"Saya serahkan semua kasus ini ke penasehat hukum saya. Fakta dan keadilan pasti akan terkuak dipersidangan nanti,” tegas Ir. Ryantori Angka Raharja. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES