Peristiwa Daerah

RSBLK Tuban Menghapus Stigma Negatif Penyandang Kusta

Rabu, 30 September 2020 - 20:40 | 126.09k
Sejumlah ketrampilan klien eks penderita penyakit kusta di UPT RSBLK Tuban, Jawa Timur (30/09/2020) (Ahmad Istihar/TIMES Indonesia) 
Sejumlah ketrampilan klien eks penderita penyakit kusta di UPT RSBLK Tuban, Jawa Timur (30/09/2020) (Ahmad Istihar/TIMES Indonesia) 

TIMESINDONESIA, TUBAN – Banyak cerita terungkap dari klien penderita kusta di Panti Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Lara Kronis atau UPT RSBLK Tuban, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban Jawa Timur. 

Kusta atau lepra sejatinya bukan penyakit keturunan atau kutukan karena kusta disebabkan infeksi dari bakteri mycobacterium yang menyerang kulit manusia dan 20 tahun lamanya masa inkubasi bakteri tersebut.

"Perlu adanya penanganan khusus bagi penderita kusta baik kalau pengobatan maupun pasca pengobatan," ungkap Kepala UPT RSBLKB Tuban, Adi Suwarno di Singgahan Tuban, Rabu (30/9/2020) 

Adi menjelaskan terdapat 100 klien yang saat ini mendapatkan rehabilitasi sedangkan untuk penderita yang sudah negatif kusta tercatat 169 kepala keluarga (KK) sembuh dan kembali ke lingkungan masyarakat. 

Meski demikian, kalangan masyarakat masih mengisolasi eks klien serta mengucilkan penderita kusta di lingkungan sosial.

RSBLK-Tuban-2.jpg

Seperti cerita Fatimah, perempuan asal Kota Nganjuk yang lebih memilih bertempat tinggal di area RSBLK Tuban, daripada harus kembali ke kampung halaman karena kekhawatiran tidak diterima masyarakat.

"Sudah sepuluh tahun tinggal di panti sini untuk terapi penyembuhkan dan menjalani aktivitas," ceritanya. 

Fatimah mengaku bila penyakit kusta dideritanya sudah mulai negatif atau sembuh. Akan tetapi kesembuhan ini tidak ada jaminan, bila dirinya kembali pulang ke tempat asalnya maka ia akan diterima. 

"Pengennya sih sembuh total tapi ngak mungkin sembuh terus pulang kampung karena kebanyakan masyarakat masih berpandangan negatif penyakit kusta," paparnya.

Lain lagi kisah Jaenuri yang menderia kusta sejak 2019.  "Awalnya sih beban pikiran berat yang selalu hantui tadinya bercengkrama dengan teman - teman terus tiba -tiba dijahui karena kusta," ceritanya

Namun kini, kata Jaenuri sangat bersyukur selama menjadi klien RSBLK, dirinya mendapat bimbingan dari petugas. "Untuk mencukupi kebutuhan banyak loh klien di sini diajarkan keterampilan pembuatan paving, mebel dan sapu lidi," sambungnya.

Risiko dan stigma turunan ini, tentu akan berbeda jika melihat kehidupan atau aktivitas kegiatan klien RSBLK Tuban. Karena para eks klien dalam menjalankan aktivitas keseharinya layaknya orang umum sehat tanpa mengalami penyakit.

Data dihimpun dari Antara dan dikutip laman Diskominfo Jatim, Rabu (30/9/2020). Indonesia menduduki peringkat ke 3 setelah India dan Brazil untuk epidemilogi kusta sebanyak 18.994 kasus, Brazil 33.995 kasus dan India sebayak 127.295 kasus. 

Sedangkan Provinsi Jawa Timur peringkat 1 Indonesia tingkat jumlah penderita kusta yakni 30 persen dari total angka 18.994 tersebut, termasuk di RSBLK Tuban, dengan rincian 4.183 penderita, 8 persen di antaranya anak-anak. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES