Peristiwa Daerah

Situs Patakan Menyimpan Sejumlah Mitos, Apa Saja?

Senin, 28 September 2020 - 18:52 | 35.36k
Proses ekskavasi tahap 4 Situs Patakan yang berada di Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Proses ekskavasi tahap 4 Situs Patakan yang berada di Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGANSitus Patakan yang berada di Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan tidak hanya menyimpan sejarah peradaban pada masa lampau, tetapi juga diselimuti olah sejumlah mitos.

Keberadaan mitos di sekitar Situs Patakan tersebut diungkapkan oleh Suraji, yang tak lain adalah Kepala Dusun Patakan.

Suraji menyebutkan, mitos yang pertama adalah, jika seseorang dengan sengaja mengambil benda yang berada di sekitar Situs Patakan lalu dibawa pulang, maka orang tersebut akan selalu merasa tidak tenang.

"Yang mengambil barang akan selalu kepikiran untuk mengembalikan barang tersebut," kata Suraji, Senin (28/9/2020).

Apalagi jika orang yang mengambil benda tersebut memiliki niatan untuk merusak situs, maka dampaknya akan lebih parah.

"Ada saja akibatnya. Semisal pernah ada yang membawa batu lumpang, maka mau tidak mau harus mengembalikan," tuturnya.

Tidak hanya itu, batu putih yang menjadi struktur bangunan maupun yang berada di lingkungan komplek Situs Patakan juga dipercaya masyarakat setempat memiliki mitos tersendiri.

Pasalnya, kata Suraji, dulu ketika masyarakat setempat masih banyak yang menekuni usaha pembakaran batu kapur, ada salah satu pengusaha mengambil batu dari sekitar situs untuk diolah menjadi kapur.

Setelah dilakukan proses pembakaran seperti biasanya, ternyata batu-batu tersebut tidak bisa matang. "Dari situ akhirnya batu itu dikembalikan dan tidak ada lagi yang ambil batu dari sini," katanya.

Selain itu, sebuah sungai kecil yang berada di sisi timur Situs Patakan juga dipercaya masyarakat setempat memiliki mitos.

Suraji mengungkapkan, jika seorang pejabat yang memiliki hati yang tidak bersih melintasi atau menyeberangi sungai yang disebut dengan Kali Lanang itu, maka jabatannya akan jatuh.

Selain mitos, Suraji juga menjelaskan bahwa sebelum ditemukan dan dilakukan ekskavasi, Situs Patakan dulunya sering dikenal sebagai lokasi persembunyian para pencuri kayu.

"Dulu banyak pelaku pencurian kayu yang bersembunyi di tempat ini. Karena warga tidak ada yang berani mendekat ke sini," ucap Suraji.

Terlepas dari mitos tersebut, Situs Patakan saat ini telah menjadi lokasi yang menarik untuk dikunjungi. Apalagi proses ekskavasi tahap 4 yang baru saja berakhir, membuat bentuk bangunan yang diduga kuat sebagai peninggalan masa Airlangga tersebut semakin terlihat jelas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES