Peristiwa Daerah

Akademi Unej: Kampanye Virtual Jadi Alternatif di Tengah Pandemi Covid-19

Senin, 28 September 2020 - 16:42 | 48.64k
Didik Suharijadi, Dosen Program Studi Televisi dan Film Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Unej). (Foto: Humas Unej for TIMES Indonesia)
Didik Suharijadi, Dosen Program Studi Televisi dan Film Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Unej). (Foto: Humas Unej for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Semakin bertambahnya kasus positif Covid-19, membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) menerbitkan aturan pembatasan kampanye di Pilkada 2020. Di antaranya menyebutkan kampanye hanya bisa dihadiri oleh 50 orang saja. Jika hal tersebut dilanggar maka paslon tersebut akan mendapatkan sanksi tegas. Oleh karena itu kampanye virtual jadi salah satu alternatif bagi paslon.

Menurut Didik Suharijadi, Dosen Program Studi Televisi dan Film Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Unej), jika terkait dengan untuk kepentingan kampanye virtual maka harus tetap mengadopsi prinsip bagaimana informasi visual dapat ditampilkan secara nyata di layar. 

Artinya sisi pengambilan dan manajemen gambar harus dilakukan secara profesional agar tetap menarik dan informatif. 

“Tim komunikasi dan kreator isi kampanye paslon harus tetap melihat audience dan konteks atau situasi yang ada, artinya siapa lawan bicara yang dihadapi,” tutur Didik, Jember, Senin (28/9/2020).

Didik yakin dalam situasi pandemi Covid-19 maka masyarakat akan berpikir dua kali jika akan menghadiri kampanye konvensional yang mempertemukan banyak orang dalam satu lokasi. 

"Kampanye virtual akan memberikan banyak keuntungan. Di antaranya bisa direkam dan dibagikan ke berbagai platform media sosial sehingga gaungnya bisa panjang karena bisa diviralkan di berbagai grup yang ada," ujarnya.

Pola kampanye virtual menurutnya sangat efektif dilakukan. Pasalnya, pasangan calon tidak harus pergi melakukan konsolidasi dari tempat lain ke tempat lain. 

Kemudian dia mencontohkan paslon dapat berada di sebuah lokasi dengan 25 orang peserta. Kegiatan ini kemudian bisa disiarkan ke lokasi lain atau ke orang lain dalam satu waktu. 

"Jika ingin efesien, cara kampanye virtual tersebut bisa diterapkan. Jangan satu orang satu akun, sebab siapa yang kemudian mau mendengarkan kampanye paslon? Bagi audience hanya dianggap membuang-membuang kuota datanya saja," imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES