Indonesia Positif

Kurikulum MBKM di UM Jember Selaras dengan Pengembangan Institusi

Senin, 28 September 2020 - 16:19 | 131.11k
Workshop Kurikulum Outcome Based-Education MBKM via Zoom. (Foto: Disa Yulistian)
Workshop Kurikulum Outcome Based-Education MBKM via Zoom. (Foto: Disa Yulistian)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Sejak munculnya pandemi Covid-19, banyak kebiasaan yang berubah dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah tombak dari pencetak generasi bangsa, penting adanya untuk tetap fleksibel dengan keadaan. 

Sehingga dalam kondisi yang masih belum mereda ini, sinergi dan inovasi dengan perspektif yang memandang dari sudut pandang positif sangat diperlukan.

Dalam rangka mendukung implementasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang telah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) termasuk salah satu universitas yang mendapat hibah Program Bantuan Program Studi Menerapkan Kerja Sama Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).

Sesuai surat dari Kemendikbud Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 2087/E2/BP/2020, UM Jember lolos evaluasi dan penilaian dari proposal yang diajukan untuk Penerima Program Bantuan Program Studi Menerapkan Kerja Sama Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Dari total 28 program studi (prodi) yang ada, UM Jember mendapat bantuan paling tinggi dari seluruh PTM, yaitu 10 prodi.

Di antaranya adalah Prodi Agroteknologi, Prodi Akuntansi, Prodi Ilmu Komunikasi, Prodi Ilmu Pemerintahan, Prodi Manajemen, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan Biologi, Prodi Psikologi, Prodi Teknik Informatika, dan Prodi Teknik Sipil. 

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, LP3 UM Jember mengadakan Workshop Kurikulum Outcome Based-Education MBKM, Senin (28/9/2020). 

Dr. Tanzil Huda M.Pd., Ketua LP3 UM Jember sebagai pembicara berujar bahwa UM Jember akan menyesuaikan program dengan standar yang sudah ditentukan dan penyesuaian program.

Kebijakan implementasi MBKM di UM Jember selaras dengan strategi pengembangan institusi,

“Terutama terkait dengan misi nomor 1 yaitu menyelenggarakan pendidikan yang bermutu," kata Tanzil.

Hal lain disampaikan oleh Dr. Ir. Syamsul Arifin, M.T.

Dia berujar bahwa capaian yang harus didapat yaitu mampu merekontruksi Kurikulum Pendidikan Tinggi dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sesuai dengan SN-Dikti dengan pendekatan OBE (Outcome-Based Education).

Dia menjelaskan bahwa tantangan pendidikan abad 21 adalah peran dan strategi dalam menjembatani kesenjangan antara proses pendidikan di Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan kebutuhan inovasi. 

Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mewadahi pendidikan abad 21 adalah Outcome-Based Education (OBE). 

"OBE adalah pendekatan yang menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif," terang Syamsul.

Ada 5 konsep dan prinsip pendidikan berbasis capaian pembelajaran. 

Yaitu berfokus pada capaian pembelajaran; perancangan kurikulum berdasar capaian; keselarasan antara penilaian, proses pembelajaran, capaian pembelajaran; dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, dan penerapan siklus P-D-C-A. 

Syamsul juga menjelaskan, karateristik OBE ada pada fokus pada hasil belajar CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan). 

“Mengadopsi keterampilan belajar abad 21 dan kemampuan yang diperlukan di era industri 4.0/5.0. Kemudian, kurikulum dan mata kuliah disusun secara terstruktur dan sistematis berdasarkan penjabaran yang selaras dari CPL," imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES