Peristiwa Daerah

Sempat Bersitegang dengan Polisi, Buruh Pertamina Akhirnya Diterima Pihak Pertamina

Senin, 28 September 2020 - 16:03 | 44.35k
Aksi saling dorong dan adu mulut antara para buruh Pertamina dan aparat polisi saat aksi demo di Gerbang Utama PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan Indramayu. (Foto: Nurhidayat/TIMES Indonesia)
Aksi saling dorong dan adu mulut antara para buruh Pertamina dan aparat polisi saat aksi demo di Gerbang Utama PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan Indramayu. (Foto: Nurhidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Ratusan buruh Pertamina di Indramayu sempat terlibat aksi saling dorong di depan kantor Pertamina RU VI Balongan, Senin (28/9/2020). Peristiwa terjadi ketika massa buruh menggelar aksi unjuk rasa mengenai honorarium. 

Keributan massa aksi dengan polisi pertama terjadi di jalan menuju gerbang utama PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan. Saat itu, massa yang merupakan gabungan serikat buruh dari GASBumi FSBmigas-KASBI dihalangi polisi saat hendak masuk.

"Padahal biasanya kita biasa demo ya di depan gerbang utama, kalau di sini terlalu jauh siapa yang akan mendengar tuntutan kita," ujar salah seorang peserta aksi.

Karena merasa dihalangi, mereka pun berupaya menerobos barikade polisi. Massa bersikeras masuk dan berorasi di depan gerbang utama.

Amarah buruh akhirnya bisa diredam setelah aparat kepolisian mengijinkan massa masuk dan menyampaikan aspirasinya di depan gerbang utama.

Beberapa saat kemudian, ketika massa tiba di gerbang utama, situasi kembali memanas. Hal itu dipicu aksi anggota polisi yang merebut kunci mobil yang dibawa pendemo untuk mengangkut pengeras suara.

"Kembalikan kunci mobilnya," teriak masa demo.

Permintaan pendemo tidak dihiraukan polisi dan tetap menyita kunci mobil. Petugas beralasan jika aksi massa buruh tidak mendapatkan izin sehingga disebut ilegal.

Ucapan polisi tersebut kembali menyulut emosi pendemo hingga terjadi aksi saling dorong dan adu mulut diantara buruh dan aparat. Situasi kemudian mereda setelah pihak Pertamina mau menemui perwakilan massa untuk berdialog.

Ketua Umum GASBumi FSBmigas-KASBI, Hadi Haris Kiyandi mengatakan aksi unjuk rasa yang dilakukan hari ini merupakan upaya untuk mengawal perundingan soal pengupahan tahun 2021. Mereka meminta agar proses perundingan tersebut dilaksanakan di Indramayu.

"Kita mau di Indramayu bukan di luar kota, karena kita ingin terbuka dan disaksikan semua buruh," ujar Hadi, Senin (28/9/2020).

Hadi menyatakan, selama ini perundingan tersebut selalu dilakukan di daerah lain, seperti di Kuningan atau Bandung Jawa Barat. Hal itu, ia dinilai tidak diharapkan buruh karena tidak transparan soal upah yang akan ditentukan.

"Dan juga karena sekarang lagi ada wabh Covid-19 sehingga berbahaya untuk keluar daerah," ujarnya.

Tak hanya soal besaran upah, aksi unjuk rasa tersebut juga untuk menyampaikan penolakan terhadap RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. "RUU omnibuslaw ini berdampak tidak baik untuk kedepannya khususnya bagi kami buruh dan masyarakat pada umumnya," ujarn Hadi.

Sementara itu, Unit Manager Comrel and CSR PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan, Cecep Supriyatna menjelaskan, aksi unjuk rasa buruh merupakan agenda tahunan yang dilakukan rutin setiap tahun. Buruh menyampaikan aspirasinya untuk mengawal pengupahan.

Cecep menegaskan bahwa pihaknya Supriyatna sangat terbuka, ia memastikan akan memenuhi tuntutan buruh Pertamina yakni proses perundingan upah dilakukan di Indramayu. "Mereka minta di sini (di Indramayu, red), kalau Pertamina di mana saja, kami terbuka tidak ada masalah termasuk dengan para buruh," ujar Cecep. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES