Peristiwa Internasional

Rally of Hope II, Seruan Perdamaian, Kolaborasi dan Kerjasama Pemimpin Global

Senin, 28 September 2020 - 14:16 | 66.32k
Interfaith water ceremony dalam UPF Rally of Hope II, Minggu (27/9/2020). (foto: Dok. UPF)
Interfaith water ceremony dalam UPF Rally of Hope II, Minggu (27/9/2020). (foto: Dok. UPF)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Universal Peace Federation (UPF) sukses menutup agenda Rally of Hope yang kedua. Acara tiga jam tersebut menghadirkan 12 pemimpin dunia, disertai dengan hiburan kelas wahid, Minggu (27/9/2020).

Menurut Ketua Panitia Yun Young-ho, dua juta orang dari 194 negara diberikan tiket untuk menonton secara daring, sementara sebanyak seratus juta pemirsa menyaksikan reli itu melalui berbagai penyedia siaran dan wadah internet.

Tema yang diangkat berfokus pada realisasi sebuah dunia yang damai melalui inter-dependen, kemakmuran bersama, dan nilai-nilai universal.

Pertemuan reli ini berfungsi sebagai seruan bagi para pemimpin nasional dan dunia bahwa kesejahteraan umat manusia dan nasib planet kita ada di tangan para pemimpin yang bertanggung jawab.

Berulang kali, para pemapar menyerukan kolaborasi dan kerja sama untuk bergerak melampaui tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal ini untuk memberikan harapan dan keyakinan kepada masyarakat dan bangsa. Mereka menghargai hati Dr. Moon yang merangkul, pengorbanan tanpa pamrih dan komitmen yang teguh untuk perdamaian dunia dengan mengadakan acara seperti itu.

Selain itu, para delegasi terhormat menghargai dan mendukung upaya UPF untuk mengatasi kendala utama perdamaian dunia melalui soft-power diplomacy (diplomasi kekuatan-lunak).

Beberapa kali dalam pidatonya selama 28 menit, Mother Moon mengatakan bahwa masalah mendasar yang dihadapi saat ini adalah mementingkan diri dan keserakahan.

“Kemanusiaan,” Mother Moon menekankan, saat ini berada dalam posisi yang sama sekali tidak sejalan dengan Tuhan.

Keegoisan dan berbagai kelemahan lain dari sifat manusia telah menyebabkan sejarah manusia menjadi sejarah yang ditandai oleh konflik, perpecahan, dan perselisihan yang terus-menerus. Dan bahkan sampai hari ini perang dan konflik masih berlanjut.

Mother Moon secara khusus meminta negara-negara seperti China, Amerika dan Korea untuk memikirkan tentang warisan budaya dan warisan lingkungan yang akan mereka tinggalkan untuk generasi mendatang.

Interfaith water ceremony 2

Mother Moon memiliki rekomendasi khusus bagi setiap negara: China harus mencegah penandusan dari Gurun Gobi agar memperluas lahan yang dapat dihuni.

Amerika harus melayani Tuhan, warganya harus menjadi anak-anakNya yang pengasih dan berbagi berkat dengan yang lain.

Korea harus kembali ke akarnya yaitu kesalehan dan bakti, yang menghormati orang tua mereka dan menjaga leluhur mereka sebagaimana istiadat pada hari raya Chuseok yang akan datang (mirip dengan Thanksgiving di Amerika= pengucapan syukur).

Tanpa menyebut nama bangsa secara spesifik, Mother of Peace (Bunda Perdamaian) meratapi pemborosan sumber daya manusia dan alam dalam pembuatan senjata perang.

“Menjadi kaya dan makmur itu mungkin tanpa mengedapankan jalan melalui perang,” ungkapnya terkadang sambil menahan air mata.

“Telah tiba waktunya untuk melepaskan keinginan untuk menginvestasikan sumber daya dalam persenjataan," tegasnya menambahkan.

Para pembicara termasuk: Yang Mulia Samdech Heng Samrin, Presiden Majelis Nasional Kamboja saat ini; H.E. Jose de Venecia, Jr., mantan Ketua DPR 5 kali dari Filipina; dua mantan Wakil Presiden AS, Yang Mulia Richard Cheney (2001-2009) dan Yang Mulia Dan Quayle (1989-1993); Yang Mulia Jose Manuel Barroso (2004-2014), mantan Ketua Komisi Eropa; dua Kepala Negara dari Afrika, Presiden Evaristo Carvalho dari São Tomé dan Príncipe (sejak 2016) dan Presiden Nigeria Goodluck Jonathan (2010-2015); Yang Mulia Yousaf Raza Gillani, Perdana Menteri Pakistan (2008-2012); Hon. Dan Burton, mantan Ketua DPR AS (1983-2013); Dr. Thomas G. Walsh, Ketua UPF Internasional; dan Uskup Munib Younan, Mantan Presiden Federasi Lutheran Sedunia dan Yang Mulia Kardinal Kelvin Felix menyampaikan pesan perdamaian di awal Reli.

Pertunjukan musik dipersembahkan oleh Balet Rakyat Little Angles Korea yang terkenal dan Kim Myung-gon, seorang aktor dan penyanyi Korea Selatan yang juga Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Korea. Universal Peace Federation (UPF), sebuah NGO berstatus konsultatif umum dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, didirikan oleh Rev. Dr. Sun Myung Moon dan istrinya, Dr. Hak Ja Han Moon pada tahun 2005. Reli ini juga diadakan untuk menandai Haul UPF yang ke 15.

Rally of Hope pertama, yang diadakan pada 9 Agustus, menarik beberapa juta pemirsa daring melalui 188 stasiun penyiaran dan 5.000 outlet berita dari 155 negara seluruh dunia.

Acara tersebut menampilkan Perdana Menteri Kamboja Yang Mulia Samdech Hun Sen, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon, serta mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Newt Gingrich, bersama dengan pejabat dunia lainnya. Reli bulan September ini dibangun di atas sukses Reli bulan Agustus fokus pada konsep sentral yang sama dan sangat dibutuhkan tentang interdependen, kemakmuran bersama dan nilai-nilai universal.

Berikut kutipan atau ringkasan presentasi pesan damai dan doa:

Uskup Munib Younan, Mantan Presiden, Federasi Lutheran Dunia, memulai doanya dengan mengemukakan bahwa ketidakpastian, penderitaan, dan kematian yang disebabkan oleh Covid-19 mengingatkan kita pada kemanusiaan bersama.

Dia mengakui peringatan 75 tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengungkapkan rasa terima kasih kepada Mother Moon yang telah menginisiasikan dan menjadi tuan rumah Rally of Hope ini dan mengatakan bahwa organisasi keagamaan harus menemukan nilai-nilai bersama dari kasih, harapan, martabat dan kesinambungan.

Interfaith water ceremony 3

Yang Mulia Kardinal Kelvin Felix, mengingatkan, bahwa kita semua adalah anak-anak Tuhan, keluarga-Nya, dan kita memiliki tugas sakral untuk bekerja-sama mewujudkan perdamaian di dunia ini.

Ia pun berterima kasih kepada Mother Moon atas usahanya yang tak kenal lelah untuk mewujudkan perdamaian dan memohon rahmat Tuhan atas kerja UPF. Doanya adalah membawa kasih di mana ada kebencian, pengampunan di mana ada luka, dan harapan di mana ada keputusasaan.

Pesan Sambutan

Dr. Thomas G. Walsh, Ketua UPF Internasional, mengatakan Rally of Hope memberikan peta-jalan ke depan yang sangat diperlukan pada masa-masa krisis.

Mother Moon, tegasnya, meminta kita untuk menggantikan kepentingan materialistis dan kepentingan diri-sendiri dengan cita-cita altruistik yang berpusat pada prinsip interdependen, kemakmuran bersama, dan nilai-nilai universal (bagian dari tema acara).

Dia menyoroti Konferensi Kepemimpinan Internasional (ILC) virtual selama 3 hari yang baru saja selesai, 11-13 September, yang disaksikan oleh ratusan ribu orang secara daring, dengan 250 pembicara ahli dari 170 negara, yang diadakan secara bersamaan dalam tiga pengelompokan kontinental berbasis zona waktu.

Yang Mulia Goodluck Jonathan, Presiden Republik Federal Nigeria (2010-2015), menunjukkan bahwa Rally of Hope menangani lebih dari sekedar pandemi saat ini, termasuk perubahan iklim, konflik, dan kemiskinan.

Ia mengungkapkan terima kasih atas kepemimpinan Dr. Moon dalam UPF sepeninggal suaminya delapan tahun lalu dan mengapresiasi komitmen para pemimpin dunia untuk berpartisipasi dalam Reli.

Semangat kebersamaan, kolaborasi, dan mutualisme kemitraan ini akan membantu dalam memperoleh momentum yang lebih besar dan menjadi momen transformatif bagi dunia.

Ucapan Selamat

Dan Burton, mantan Anggota Dewan Perwakilan AS (1983-2013) memulai dengan mengungkapkan terima kasihnya yang tulus karena telah menyatukan para pemimpin dunia untuk perdamaian.

Bekerja sama dengan UPF dan anggota parlemen lainnya, Dan Burton sedang menerapkan sistem komunikasi peringatan dini pandemi, yang akan menyelamatkan banyak nyawa di masa depan.

Dia menyimpulkan dengan mengatakan, "Tidak ada seorang pun di mana saja di dunia ini yang melakukan sebanyak yang dilakukan Mother Moon, untuk mencari solusi bagi beberapa masalah tersulit yang pernah dihadapi dunia."

Jose de Venecia, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Filipina (1992 - 1998 dan 2001 - 2008) memuji Dr. Moon, atas upaya tanpa lelah memajukan perjuangan untuk perdamaian di dunia kita yang bermasalah.

Damai, katanya, adalah kerinduan universal kita dan sasaran bersama kita namun paling sulit dan elusif. Sang Ketua Dewan de Venecia menyerukan dihidupkannya kembali pembicaraan Enam Partai akan reunifikasi Korea, dengan mengatakan bahwa hal itu harus didukung oleh ASEAN, seluruh Kawasan Asia Pasifik, dan bahkan para penganut agama moderat.

Pidato Utama

Yang Mulia Evaristo Carvalho, Presiden Republik Demokratik São Tomé dan Príncipe, menyampaikan ucapan selamat yang terhangat kepada UPF dan Dr. Moon, yang menyebutnya sebagai pejuang tak kenal lelah untuk perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan umat manusia, khususnya di benua Afrika.

Ungkapan slogannya untuk bergerak maju adalah, 'Membangun Kedamaian Bersama.' Ia menerapkannya di beberapa bidang: partisipasi pemuda dalam pembangunan sosial, pendidikan nilai-nilai universal, dialog dan kerja-sama, hormat terhadap martabat manusia, dan penguatan keluarga. Dia juga menyerukan akan "hati nurani manusia yang baru" dalam hidup untuk kebaikan sesama.

Yang Mulia Richard Cheney, Wakil Presiden Amerika Serikat ke-46 (2001-2009) dan pembaca setia The Washington Times, memuji Dr. Moon dan UPF karena telah mengatur pertemuan para pemimpin dunia yang mengesankan.

Dia menunjukkan bahwa di masa-masa sulit ini, seperti biasanya, mengejar perdamaian di panggung global menuntut kredibilitas, kejelasan tujuan, komitmen keamanan global dan berpegang pada nilai-nilai yang mempertahankan sekutu, yaitu, kemerdekaan bangsa-bangsa, penentuan nasib rakyat sendiri, dan keadilan di bawah supremasi hukum.

Yang Mulia Dan Quayle, Wakil Presiden ke-44 Amerika Serikat (1989-1993), memuji dan memberi selamat kepada Dr. Moon, pendiri The Washington Times.

Menerima kekerasan, disfungsi, dan penderitaan manusia yang tak terpikirkan di tengah pandemi global ini, dia mengatakan cara terbaik untuk bersatu adalah dengan mengenali nilai-nilai universal yang kita miliki bersama.

Dia juga mengidentifikasi pentingnya keluarga, dengan mengatakan, keluarga adalah segalanya dan mengapresiasi tema UPF, Satu Keluarga dalam Naungan Tuhan. Nasihatnya kepada kaum muda adalah untuk terlibat dalam pelayanan publik dan membuat perbedaan melalui pelayanan.

Yang Mulia José Manuel Barroso, Presiden Komisi Eropa (2004-2014) dan peraih Hadiah Nobel Perdamaian (2012), berterima kasih kepada Dr. Moon dan UPF atas undangannya, mencatat bahwa ini adalah masa yang sangat sulit.

Oleh karenanya, dia percaya bahwa lebih penting dari apa pun untuk kembali ke hal-hal inti, ke nilai-nilai mendasar, terutama martabat menjadi manusia. Ini berarti berfokus pada kebaikan publik yang mensyaratkan komitmen baru pada multilateralisme dan lebih banyak kerja sama internasional di arena publik. Akhirnya, dia menyerukan dialog yang sopan, penuh hormat, dan seimbang pada semua tingkat sosial. (*)

Yang Mulia Samdech Heng Samrin, Presiden Majelis Nasional, Kerajaan Kamboja, memuji pekerjaan Dr. Moon dalam menyatukan para pemimpin dunia untuk Rally of Hope.

Untuk ke depan, tegasnya, adalah bekerja sama melalui peningkatan kerja-sama internasional dan solidaritas universal untuk kebaikan kita bersama.

Dia menguraikan beberapa langkah tindakan, termasuk: mengembangkan rencana pemulihan yang konkret, meningkatkan perjalanan dan perdagangan lintas batas, mempercepat transformasi teknologi digital, dan menjaga perdamaian. Mengulangi dirinya sendiri, dia berkata, "Perdamaian harus berjalan berbarengan dengan pembangunan."

Yang Mulia Yousaf Raza Gillani, Perdana Menteri ke-18 Pakistan (2008-2012), mengapresiasi komitmen teguh dan teguh dari Mother Moon untuk mempromosikan perdamaian dan harmoni.

"UPF dapat mengubah dunia kita dengan cara yang luar biasa di masa datang," ujarnya.

Yang Mulia Gillani adalah penyintas Covid-19, jadi dia berdoa untuk vaksin, bahwa itu harus menjadi milik semua umat manusia.

Dengan nada optimis dia menyatakan kita harus keluar dari tantangan ini dengan lebih kuat, lebih baik, dan penyayang dari sebelumnya. Hal ini, katanya, merupakan kesempatan untuk memulai perjalanan membangun dunia yang dilandasi persaudaraan dan empati.

Rally of Hope ini adalah yang terbaru dari rangkaian kegiatan yang mencakup KTT, konferensi kepemimpinan, dan webinar yang diadakan sepanjang tahun ini.

Tema umum yang berfokus pada pencarian prinsip-prinsip bersama dari 'interdependen, kemakmuran bersama, dan nilai-nilai universal' (lihat www.UPF.org).

Program-program ini melibatkan jutaan pemirsa global dan mempertemukan ribuan pemimpin dunia dari berbagai bidang, termasuk kepala negara, anggota parlemen, pengusaha, media, pemimpin agama, akademisi, pemimpin wanita dan pemuda. Tiga produksi daring sedang dicanangkan untuk sisa tahun ini. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan di kawasan Asia Pasifik, kunjungi https://upfasia.org/(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES