Peristiwa Daerah

Mengenal Arum Sabil, Tokoh Perkebunan yang Bikin Hasil Tani Jember Mendunia

Minggu, 27 September 2020 - 13:11 | 798.35k
Arum Sabil, tokoh perkebunan Indonesia. (Foto: Ammar Ramzi/TIMES Indonesia)
Arum Sabil, tokoh perkebunan Indonesia. (Foto: Ammar Ramzi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDONESIAArum Sabil bukan nama yang asing bagi dunia perkebunan Indonesia. Separuh hidupnya ia abdikan untuk bergelut dengan tanah Jember.

"Air mata saya tumpah di tempat ini. Masa kecil saya di sini. Bermain di sawah dan ladang yang bukan milik orang tua saya," ungkapnya.

"Orang tua saya buruh tani, untuk cari makan saja harus mengais sisa-sisa panen," tambahnya.

Arum Sabil B

Namun kondisi tersebutlah yang mampu 'memecut' dirinya hingga menjadi seperti yang sekarang ini.

"Ketika Tuhan menguji saya dengan harta, di mana sudah dimampukan untuk membeli sebidang tanah. Saya beli di sini," ujarnya.

Arum Sabil lantas merintisnya sedikit demi sedikit mulai tahun 1992. Saat ini, total dirinya telah memiliki ratusan warga yang ia bina untuk dapat melakukan perkebunan, pertanian, dan peternakan yang baik dan benar.

"Satu hal yang saya takutkan jika tidak kembali ke sini. Saya takut lupa siapa saya dulu. Lalu takut kehilangan rasa syukur. Paling merasa bisa, apa saja mampu dibeli. Ini yang saya takutkan. Maka saya putuskan untuk tinggal di sini, bergaul dengan masyarakat sini dan membuat sebuah peradaban," paparnya.

Sebuah peradaban yang ia sebut itu dilakukannya di pandepokan Arum Sabil. Dimana terdapat di dalamnya ratusan varian buah, seperti jeruk, durian, manggis, kelengkeng, nangka, duku, tebu, kelapa, dan buah-buahan lain khas Nusantara.

Salah satu varian yang paling sukses adalah Edamame. Edamame di sini bahkan berhasil menarik minat Jepang, negeri asal buah jenis kacang-kacangan itu. Ada pula lahan sawah, ladang jagung, kolam ikan, peternakan kambing dan ayam petelur.

Padepokannya menerapkan sistem organik dan zero waste (tidak ada sesuatu yang terbuang). Arum Sabil juga melakukan konservasi rusa. Ketika rusa dewasa sudah siap, ia lepaskan ke hutan.

Tak hanya bergelut di bidang perkebunan, Arum Sabil juga aktif menggelorakan pentingnya pendidikan untuk masyarakat pedesaan.

"Saya ini nggak bisa bahasa inggris, saya juga nggak mampu mengopersikan laptop. Tapi saya ingin memberdayakan anak-anak sekitar untuk belajar. Memberikan mereka pendidikan terbaik dengan kualitas standar internasional agar nantinya mau kembali ke daerahnya untuk membangun. Maka saya dirikan sekolah Pelita Hati di sini," pungkas Arum Sabil menceritakan usahanya membangun sebuah peradaban di Jember. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES