Peristiwa Daerah

Lubang di Situs Candi Patakan Jadi Misteri

Minggu, 27 September 2020 - 12:04 | 74.33k
Seorang petugas ekskavasi saat menggali kembali lubang di bagian atas bangunan utama Situs Patakan yang tertimbun tanah. (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Seorang petugas ekskavasi saat menggali kembali lubang di bagian atas bangunan utama Situs Patakan yang tertimbun tanah. (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Lubang sumuran berbentuk persegi empat yang berada di sisi belakang Situs Candi Patakan di Dusun Montor, Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur masih menjadi misteri.

Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho lubang dengan kedalaman sekitar 170 centimeter dan memiliki lebar sekitar 63 centimeter, serta adanya lubang yang mengarah sisi barat dan ke selatan itu, diperkirakan merupakan tempat persembunyian Raja Airlangga.

"Lubang sumuran itu seperti bunker, tempat sembunyi, yang cukup untuk satu orang. Untuk dipakai duduk di dalam dan ditutup bagian atasnya sudah tidak kelihatan," ujar Wicaksono Dwi Nugroho, Minggu (27/9/2020).

Sebab, dikatakan Wicaksono, lubang sumuran berbentuk persegi yang ditemukan dari ekskavasi tahap empat tersebut, batunya tertata rapi dengan disertai satu undakan di dalamnya.

"Kalau dihubungkan dengan bentuk situs Candi Patakan yang tanpa pintu dan tangga, bisa jadi lubang itu ke kayak bunker. Lubangnya cuma satu, kenapa cuma satu, kalau semisal untuk topo pendem bagi murid di padepokan harusnya ada banyak," katanya.

Apalagi, jika dihubungkan dengan Prasasti Terep yang saat ini berada di Museum Nasional, pernah terjadi penyerangan Istana Wotan Mas yang membuat Raja Airlangga melarikan ke Desa Patakan.

"Jadi Situs Candi Patakan ini sudah dirancang sebagai bangunan suci sebagai kamuflase tempat perlindungan," katanya.

Terlebih, di bagian atas bangunan utama yang berukuran 17,80 x 11,81 meter ini, ditemukan 2 bilik yang terpisah oleh altar yang kemungkinan adalah tempat para biksu untuk bersemedi.

Lebih lanjut Wicaksono menyebut, bangunan utama ini dirancang tidak memiliki tangga dan berfungsi sebagai tempat pertapaan yang mirip dengan gua, sehingga tidak bisa diganggu oleh orang atau binatang buas.

"Pola bangunan yang unik ini memang tidak ditemukan di lokasi lain, di Jawa juga tidak ada, di Indonesia juga tidak ada," ucapnya.

Seperti diketahui, situs Candi Patakan yang ditemukan pada tahun 2013 silam merupakan kompleks bangunan dengan luas 5.112 meter yang dibatasi dinding yang membentuk denah persegi empat dengan ukuran 72 meter x 71 meter.

Bangunan yang diperkirakan dari masa Airlangga tersebut merupakan bangunan rumah ibadah yang dilengkapi dengan stupa di sisi utara ini kemungkinan besar berasal dari abad 10 – 11 Masehi hingga masa Majapahit.

Bukti sahih lainnya, di sekitar Situs Candi Patakan, Lamongan ditemukannya fragmen keramik dari Dinasti Song pada abad 10-13 masehi. Selain itu, dari ekskavasi di lokasi ini, ada temuan mata uang China dari Dinasti Song dan Dinasti Ming abad 14-17 Masehi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES