Pendidikan

Rektor UWM Edy Suandi Sebut Ekonomi Indonesia Rendah Karena Ketimpangan

Jumat, 25 September 2020 - 23:51 | 89.57k
Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Prof Dr Edy Suandi Hamid M Ec. (FOTO: UWM for TIMES Indonesia)
Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Prof Dr Edy Suandi Hamid M Ec. (FOTO: UWM for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTARektor UWM (Universitas Widya Mataram) Yogyakarta, Prof Dr Edy Suandi Hamid mengatakan, berbagai upaya telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan belum menuai hasil.

Sejak masa kolonial hingga sekarang, masalah kemiskinan dan ketimpangan masih saja melekat di Indonesia. Tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan dari 60 persen di tahun 1970 menjadi 9,78 persen pada bulan Maret 2020.

Dalam ukuran absolut, jumlah kemiskinan masih besar yaitu sekitar 26,42 juta jiwa yang hidup di bawah garis kemiskinan. Begitu juga dengan ketimpangan yang ditandai dengan Rasio Gini meningkat dari 0.350 di tahun 1965 menjadi 0.381 di tahun 2020.

“Karena itu perlu upaya dan perhatian serius dari pemerintah dalam menangani masalah tersebut,” kata Edy Suandi dalam acara Zoom Video Conference yang bertema Implementation of Research to Improve Social and Economic Welfare yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Palembang.

Acara konferensi internasional ini diikuti sekitar 233 peserta dan berlangsung selama dua hari pada hari Jumat dan Sabtu, 25 – 26 September 2020.

Prof Edy menambahkan, dalam 10 tahun terakhir penurunan penduduk miskin masih sangat lambat dan Rasio Gini ketimpangan cenderung meningkat.

Dalam mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia, pemerintah perlu mengatasi hambatan dari program tersebut antara lain dengan melakukan koordinasi antar lembaga yang rendah, kebijakan yang bersifat konsumtif, rendahnya follow-up program serta rendahnya ketersediaan layanan dasar.

“Karena itu, intervensi pemerintah sangat diperlukan agar masyarakat miskin memiliki akses untuk meningkatkan pendapatannya dan mengurangi disparitas pendapatan di masyarakat,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) periode 2008-2009 ini.

Ia menambahkan, masyarakat yang rentan miskin menjadi masalah utama kemiskinan di Indonesia. Dampak Pandemi Covid-19 saat ini menyebabkan mereka yang rentan akan berada pada kemiskinan yang mendalam. Pemerintah memprediksi kemiskinan di Indonesia akan meningkat sekitar 10,6 persen di tahun 2020.

“Sementara dari World Bank memproyeksikan tingkat kemiskinan di Indonesia akan meningkat dalam dua skenario yaitu skenario ringan sekitar 10,7 persen sedangkan skenario berat sebesar 11,6 persen di tahun 2020,” papar Edy.

Pada kesempatan tersebut, narasumber lain yang turut berpartisipasi dalam konferensi internasional diantaranya Prof Dr Masato Tominaga (Profesor dari Saga University, Japan), Prof M Lufti Arslan (Profesor dari Istanbul Medeniyet University, Turkey), Prof Datuk Ts Dr Ahmad Fauzi Ismail (Wakil Rektor Penelitian dan Inovasi Universitas Teknologi Malaysia) serta Dr Mohammad Ali (UCLA,USA).

Sebelumnya konferensi internasional tersebut dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan yang diwakilkan oleh Dr H Akhmad Najib SH M Hum, Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr Abid Djazuli MM dan Ketua Majelis Dikilitbang PP Muhammadiyah, Prof Dr Lincolin Arsyad M Sc. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES