TIMESINDONESIA, SURABAYA – Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar Webinar seri 4 dengan tema Vokasi kuat, menguatkan Indonesia melalui link and match pendidikan vokasi dengan dunia industri melalui aplikasi Zoom dan Youtube channel.
Acara ini menghadirkan dua pemateri seperti Direktur SDM PELINDO III, Edi Priyanto, SKM, MM dan Dirjen Vokasi Kemdikbud Wikan Sakarinto, PhD dengan dipandu moderator Muslikha Nourma Rhomadhoni SKM, MKes yang juga sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) D-IV Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Unusa.
Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, MEng mengapresiasi acara yang digelar oleh FKes yang mengedukasi tentang pendidikan vokasi. Melalui acara ini, masyarakat bisa memahami bagaimana pendidikan vokasi.
Direktur SDM PELINDO III, Edi Priyanto, SKM, MM
"Jadi acara ini sangat membantu siswa untuk memilih pendidikan vokasi, dimana saat ini vokasi ini mulai dilirik beberapa industri," ucap Jazidie, Jumat (25/9/2020).
Sementara itu, Direktur SDM Pelindo III, Edi Priyanto, SKM, MM menjelaskan perlu adanya komunikasi dari universitas dengan industri.
Hal ini dikarenakan banyaknya lulusan sekolah vokasi kurang dapat berkomunikasi lisan atau pun tulisan dengan baik, Kurang Inisiatif, mudah bosan, kurang dapat bekerjasama dalam sebuah tim dan umumnya kurang tahan mengahadapi tekanan dalam dunia kerja.
"Jadi perlu adanya komunikasi yang terjadi pada universitasi dengan dunia industri agar bisa menghasilkan lulusan yang memang berkompeten," ucap Edi.
Pria yang dulu pernah menjabat sebagai Humas Pelindo III ini menjelaskan komunikasi dengan industri ini jangan hanya serimonial namun perlunya komunikasi yang intens.
"Seperti industri juga diikut sertakan dalam penyusuanan kurikulum pendidikan, atau bahkan praktisi dari industri yang biasa mengajarkan ke mahasiswa vokasi," ujar Edi.
Sedangkan dirjen vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud Wikan Sakarinto, PhD menilai jika lulusan vokasi juga tidak hanya harus berkompeten. Namun harus di dukung dengan Kemampuan hard skill, soft skill, kejujuran dan integritas.
"Jika semua itu ada pada lulusan vokasi akan dengan mudah untuk berkembang di dunia industri," ungkap Wikan.
Wikan menjelaskan jika industri dengan universitas mulai bisa melalukan komunikasi yang baik dengan kebutuhan yang diperlukan dalam industri.
"Selain menyusun kurikulum, industri bisa membantu universitas dengan program corporate Social Responsibility (CSR)," jelasnya dalam webinar yang digelar Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |