Pendidikan

Bank Kedelai, Wujud Integrasi Pembelajaran dan Green School di SMA Pradita Dirgantara

Jumat, 25 September 2020 - 11:35 | 44.57k
Siswa SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah melakukan kegiatan penelitian tentang pertumbuhan kedelai. (FOTO: SMA Pradita Dirgantara)
Siswa SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah melakukan kegiatan penelitian tentang pertumbuhan kedelai. (FOTO: SMA Pradita Dirgantara)

TIMESINDONESIA, BOYOLALI –  "Jika kita ingin anak-anak berkembang, kita perlu memberi mereka waktu untuk terhubung dengan alam dan mencintai bumi sebelum kita meminta mereka untuk menyelamatkannya". (David Sobel). Kata-kata indah tersebut sangat tepat mewakili SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah.

SMA Pradita Dirgantara  adalah sebuah sekolah bertaraf internasional yang membuat inovasi unik dalam pembelajaran di tengah situasi pandemi saat ini, yaitu program Bank Kedelai

Media pembelajaran ini diinisiasi oleh Dr. Sutanto, DEA, Manajer Penjaminan Mutu SMA Pradita Dirgantara, dan beberapa guru.

SMA-Pradita-Dirgantara.jpg

“Apa yang kamu inginkan di sekolah? Saat masuk ke sekolah, apa yang ingin dilihat, dengar, alami, dan rasakan? Pertanyaan ini sangat perlu diinspirasi oleh semua orang. Program bank kedelai merupakan alternatif untuk melatih dan memberikan pengalaman belajar kontekstual kepada anak-anak. Pemahaman tentang proyek pembelajaran dasar ini memberikan pemahaman tentang makna hidup yang sebenarnya,” tutur Sutanto, Jumat (25/9/2020).

“Merujuk dari penelitian di Jepang bahwa anak muda saat ini semakin sedikit minatnya terhadap dunia agrikultur. Mereka lebih tertarik pada teknologi. Inilah yang juga menjadi kekhawatiran kami terhadap generasi bangsa Indonesia yang jelas-jelas bangsa kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Inilah yang harus kita tonjolkan pada dunia. Bank kedelai menjadi program belajar yang bermakna unutk siswa agar mereka juga dapat menjadi duta pangan, misalnya,” jelas Sutanto.

Sutanto menjelaskan, Bank Kedelai memberikan pengalaman belajar kepada siswa yaitu, sekolah hijau atau green school dan pembelajaran kontekstual terintegrasi.  Konsep ini dikembangkan oleh SMA Pradita Dirgantara, meski dalam situasi pandemi.

Bank Kedelai

“Pertama, konsep green school, siswa belajar lebih banyak dari cara mereka belajar daripada dari apa yang diajarkan kepada mereka. Kedua, pembelajaran kontekstual terintegrasi membantu siswa untuk mengumpulkan beragam pengetahuan secara komprehensif. Kajian ini juga dikenal sebagai kajian interdisipliner yang mempertemukan disiplin ilmu pada seluruh siswa untuk mencapai tujuan dengan memahami kompleksitas dan mengambil keputusan yang bermakna, ” kata Sutanto.

Denny M. Fajar, S.Pd, M.Sc., guru biologi sekaligus koordinator program menuturkan bahwa program bank kedelai ini dijalankan masih secara daring. Awalnya, guru memberikan arahan tentang apa yang harus dilakukan siswa, mulai dari proses penentuan bibit, penanaman, hingga panen. Setiap minggu siswa diwajibkan untuk melaporkan data kepada guru koordinator hingga akhirnya proses sosialisasi proyek dilaksanakan.

“Ini mengajarkan kepada siswa untuk menerapkan green school di rumah mereka. Mereka belajar tentang pertanian. Mereka akan belajar menjadi peneliti sekaligus menjadi seorang petani. Selain itu, siswa belajar tentang pembelajaran kontekstual terintegrasi, misalnya biologi, kimia, sosial, budaya, dan kewirausahaan. Ini tentunya juga melibatkan orang tua dan itu nilai yang penting,” tuturnya.

Bank Kedelai2

SMA Pradita Dirgantara telah menerapkan sistem green school dan pembelajaran kontekstual terintegrasi sejak awal berdiri pada tahun 2018 dan ditandai dengan penanaman pohon oleh almarhum B.J Habibie, Presiden RI ke-3.

Adapun integrasi pembelajaran kontekstual tampak dalam beberapa mata pelajaran. Misalnya, Integrasi pembelajaran pada biologi, kimia, dan kewirausahaan. Siswa dapat belajar tentang pemanfaatan jamur (biologi), kandungan gizi/uji coba pangan (kimia), dan pemasaran produk kedelai. 

Bank kedelai ini terus berlanjut sampai akhirnya siswa kembali ke sekolah dengan membawa benih kedelai yang selanjutnya akan ditanam di sekolah. Selain itu, kedelai juga bisa diolah menjadi berbagai olahan makanan dan bisa didistribusikan secara komersial," kata Denny.

SMA Pradita Dirgantara

Program ini dinilai berhasil karena siswa dapat menanam kedelai dengan baik dan mendapatkan pembelajaran komprehensif dari kegiatan tersebut..

“Bank kedelai melatih saya untuk memahami cara menanam yang benar karena ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Selain itu, program ini membuat saya lebih mengenal alam karena sebelumnya saya lebih nyaman dengan urusan teknologi. Jadi, ini program yang bagus untuk masa depan kita, ” kata Nimas Putri Larasati, siswa SMA Pradita Dirgantara.

SMA Pradita Dirgantara meyakini program Bank Kedelai akan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan di bidang agrikultur atau agroteknologi sehingga sektor pertanian Indonesia dapat bersaing secara global. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES