Peristiwa Daerah

Prof Dr Syamsul Maarif, Penjaga Negara Penakluk Bencana 

Jumat, 25 September 2020 - 09:20 | 98.21k
Prof Dr Syamsul Maarif, MSi. (FOTO: Dok. Pribadi Syamsul Maarif)
Prof Dr Syamsul Maarif, MSi. (FOTO: Dok. Pribadi Syamsul Maarif)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Nama besar Prof Dr Syamsul Maarif dalam dunia kebencanaan sudah tidak asing lagi. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur pada 27 September 1950 ini adalah mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berlatar belakang militer. 

Tidak terhitung berapa kali terjadi bencana alam di Indonesia, Kinerja BNPB di bawah kepemimpinan Syamsul Maarif cukup menonjol dan berhasil melakukan penanganan serta evakuasi korban serta menyelesaikan pemulihan pasca bencana.

Tidak hanya itu saja, Syamsul Maarif juga memberikan informasi pencegahan dan melatih kesigapan masyarakat akan bencana alam. 

Syamsul-Maarif-2.jpg

Pada saat terjadi bencana di Aceh akhir tahun 2004, Syamsul Maarif terlibat langsung dalam penanganan tsunami, saat itu pria yang pernah menjadi Danrem Bhaskara Jaya Surabaya, Kasdam V/Brawijaya dan Kapuspen TNI di era reformasi ini sudah menjabat Aster Kasum TNI. Syamsul Maarif juga terlibat dalam penanganan gempa di Yogyakarta pada tahun 2006 silam. 

Pada tahun yang sama Syamsul Maarif  berperan aktif mengendalikan bencana asap saat terjadi kebakaran hutan, di Kalimantan maupun di Sumatra tahun 2006. 

Bahkan, atas jasa dan peran sertanya dalam penanggulangan bencana gunung Gunung Merapi, Universitas Gajah Mada dalam Malam Anugerah Insan Berprestasi dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-61 UGM di Balai Senat, memberikan penghargaan Nusa Reksa Pratama pada tahun 2010. 

Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi. 

Pada tahun 2011 Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Republik Indonesia juga memberikan penghargaan Bintang Mahaputera Utama.

Syamsul Maarif beserta istri juga menerima gelar adat Sangsako yang diberikan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Padang Pariaman dan Kota Pariaman, Tahun 2012. 

Gelar yang diterima Syamsul Maarif , Yang Dipertuan Raja Maulana Pagar Alam, dan Nanik Kadaryani diberi gelar Puti Reno Anggun Suri sebagai penghargaan atas peran serta jasanya pada penanganan paska gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009.

Selama berkarier di dunia militer dan penanggulangan bencana, Syamsul Maarif telah melakukan penugasan di luar negeri. Penugasan pertama di Program Sus Tactical Intellegence Officer di Amerika Serikat pada tahun 1985 – 1986. 

Beberapa penugasan lain antara lain di negara – negara ASEAN, Selandia Baru, Kamboja, Australia, Turki, Spanyol, Belanda, dan Mesir.

Selain pendidikan milter yang diperoleh saat ikut Akmil Magelang dan lulus tahun 1973, ia juga menempuh pendidikan S1 Universitas Terbuka Prodi Fisip Universitas Airlangga, S2 Ilmu Sosial Universitas Airlangga dan S3 Sosiologi Militer Universitas Indonesia. 

Syamsul Maarif dipercaya Presiden untuk mengisi posisi kosong sebagai Kepala Pelaksana Harian Bakornas sebagai eselon I hingga ketika BNPB terbentuk tahun 2008 dia diangkat sebagai Kepala BNPB dengan posisi setingkat menteri. 

Ia bersama BNPB yang dipimpinnya berkerja keras mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan yang terjadi di Indonesia secara terpadu dan juga melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.

Mengenai seni, ternyata Syamsul Maarif juga hobi dengan musik beraliran jazz, bahkan sudah menciptakan beberapa lagu. 

Tidak hanya lagu beraliran jazz yang diciptakan oleh Syamsul Maarif, Hymne Bhakti Pertiwi dan Mars Tangguh adalah lagu yang diciptakan sebagai perenungan kepada penggiat kemanusiaan. 

Bahkan selain lagu, Syamsul Maarif juga mengarang puisi yang berjudul Senandung Kenangan. Puisi tersebut dipersembahkan Prof. Dr. Syamsul Maarif untuk mengenang rekan-rekan Cadaka Dharma, PuncakTidar yang gugur sebagai Kusuma Bangsa. 

Selama berkarir dalam penanggulangan bencana pula ia telah beberapa kali menjadi pembicara seminar internasional di Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Swiss, Kanada, Selandia Baru, Kamboja, Australia, Turki, Spanyol, Belanda, dan Mesir. Sepanjang tahun 2004-2006, ia menjadi Ketua Pokja Sosial Ekonomi Kerjasama Indonesia-Malaysia. 

Publikasi ilmiahnya pun telah banyak. Baik jurnal ilmiah internasional, jurnal ilmiah nasional, buku atau bagian dari buku yang diterbitkan tingkat nasional, artikel ilmiah populer di media massa, dan makalah tidak diterbitkan. 

Buku yang telah diterbitkan antara lain: Militer Pasca Perang Dingin: Militer Posmo (2010), Militer Dalam Parlemen 1960-2004 (2010), Perilaku Kolektif Dan Gerakan Sosial (2011), Kapital Sosial (2011), Merapi Menyapa Kehidupan, Hidup Harmonis di Lereng Merapi (2012), Pikiran dan Gagasan Penanggulangan Bencana di Indonesia (2012), Lima Tahun BNPB: Tumbuh, Utuh, Tangguh (2013), dan sebagainya. 

Selain itu, juga telah menyusun beberapa bahan ajar perkuliahan di bidang Kapital Sosial, Sosiologi Politik, Sosiologi Lingkungan, Sosiologi Kebencanaan, Manajemen Bencana, Analisis Risiko Bencana, dan Analisis Statistika Lingkungan dan Kebencanaan.

Di dunia akademik, aktif menjadi dosen tidak tetap di Jurusan Sosiologi, FISIP, Universitas Jember, dosen tetap di Program Studi Magister of Disaster Management for National Security, Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia, dosen Pascasarjana di Universitas Bung Hatta, Padang, serta dosen tamu di ITB Bandung, UGM Yogyakarta, Sesko TNI-AD dan Sesko TNI. 

Banyak melakukan bimbingan kepada mahasiswa S1, S2,d an S3. Selain itu, juga menjadi Ketua Dewan Pembina Ikatan Ahli ke-Bencanaan Indonesia (IABI), Ketua Dewan Pembina Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI), Ketua Dewan Penasihat Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana (Planas PRB), dan anggota Advisory Board Pusat Penelitian Mitigasi Bencana, ITB Bandung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES