Olahraga

Termuda, Baholo Motene Menjadi Presiden Sepak Bola Wanita Lesotho

Jumat, 25 September 2020 - 07:03 | 73.39k
Baholo Motene. (FOTO: FIFA.com)
Baholo Motene. (FOTO: FIFA.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTABaholo Motene, pesepakbola wanita membuat sejarah. Diusianya yang masih 28 tahun ia  terpilih menjadi Presiden Komite Eksekutif Sepak Bola Wanita Lesotho.

Lesotho adalah sebuah negara enklave yang terletak di tengah negara-negara di Afrika Selatan berpenduduk 2 juta orang lebih. Luas negaranya lebih dari 30.000 km2 dengan ibukota Maseru.

Saat diwawancara FIFA.com, dengan bangga Motene mengatakan, ini adalah kemenangan bersejarah karena ini adalah mimpinya yang suatu hari akan ia capai dengan satu atau lain cara.

Pada usia 28 tahun, sebagian besar pesepakbola wanita mencapai puncak karir bermainnya.

Baholo-Motene-2.jpg

Crystal Dunn dan Julie Ertz misalnya, telah memenangkan lebih dari 200 caps yang digabungkan untuk tim nasional AS pada usia itu dan merupakan juara dunia. Sementara Dzsenifer Marozsan baru saja memenangkan topi internasionalnya yang ke-100, untuk menyebutkan hanya beberapa contoh. Namun Baholo Motene berbeda.

"Saya tidak pernah menyangka hal itu terjadi tahun ini karena saya masih dalam proses belajar," katanya.

"Tetapi sebagian besar pelatih dan administrator mendekati saya dan meminta saya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan yang diadakan pada Juli 2020 lalu. Mereka meyakinkan saya bahwa saya adalah kandidat yang sempurna. Saya berpikir panjang dan keras tentang hal itu sampai saya berkata pada diri sendiri: jangan pernah puas dengan yang terbaik kedua . Saya memiliki semua potensi dan dukungan untuk memenangkan pemilihan," tambahnya kemudian.

"Berkat hak asasi manusia dan kesetaraan gender, perempuan berbagi kekuatan dan peluang yang sama dengan laki-laki. Namun impian tidak dapat dicapai tanpa aturan. Untuk mengatasi tantangan yang saya hadapi, saya harus memastikan bahwa saya mendapat dukungan penuh dari keluarga saya," ujarnya lagi.

Kecintaan Motene pada sepak bola tumbuh dengan mantap ketika pada tahun 2007 ia mengambil bagian dalam Lesotho National Vision 2020 Games, di mana penampilannya yang mengesankan membuatnya dipanggil ke tim nasional U-17. Namun perjalanannya masih jauh dari selesai.

Ia kemudian membuat penampilan untuk tim senior Lesotho, berkompetisi di beberapa turnamen internasional termasuk kualifikasi Piala Dunia Wanita FIFA dan Kejuaraan Wanita COSAFA. Pada 2019 ia ditunjuk sebagai manajer tim nasional senior wanita oleh Asosiasi Sepak Bola Lesotho.

Karier internasionalnya berakhir ketika ia mendaftar militer pada 2014. Tapi itu tidak pernah menghentikannya untuk meraih impiannya.

"Saya juga melihat peluang untuk rekan satu tim saya di Klub Sepak Bola Wanita Lesotho Defense Force yang baru didirikan, banyak di antaranya masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan," katanya.

Pada tahun 2016, timnya terus mendominasi. Hasil positifnya, 15 pemainnya kini telah mendapatkan pekerjaan permanen. "Membantu wanita lain melalui sepak bola secara positif memengaruhi hidup saya," tegas Motene.

Komitmen kepada wanita lain dan tekad untuk terus mengembangkan sepak bola wanita di Lesotho inilah yang membedakan Motene. Meskipun sudah ada beberapa pekerjaan pengembangan di sisi wanita dalam permainan, pemain berusia 28 tahun yang dinamis ini masih memiliki banyak hal yang ingin ia capai. "Ada peningkatan besar dalam jumlah tim putri di Lesotho," ujarnya.

"Ada liga aktif, yang membantu meningkatkan kinerja tim nasional. Lebih dari 15 pemain bermain sepak bola di luar negeri. Kami memiliki pemain di Afrika Selatan dan dua di AS. Fokus saya adalah memberdayakan lebih banyak wanita untuk terlibat dengan permainan yang indah ini sehingga suatu saat kita bisa menjalankannya sendiri," jelas Motene.

Ia ingin memiliki lebih banyak tim dan liga aktif di distrik-distrik. Lesotho memiliki sepuluh distrik. Sehingga ia bisa mengadakan kursus penyegaran rutin khusus untuk sepak bola wanita dan lebih banyak kursus administratif bagi manajer untuk memungkinkan mereka menarik sponsor.

Saat ini masih Asosiasi yang mendanai Liga Super Wanita. Masalah insentif, kata dia, perlu diperhatikan untuk memberi para pemain sesuatu untuk memotivasi mereka. Lanskap sepakbola telah benar-benar berubah, sehingga perusahaan dapat mulai berinvestasi dalam sepak bola wanita sebagai baik.

Bahkan dalam beberapa bulan mendatang, dukungan tambahan untuk permainan wanita di Lesotho akan datang dari FIFA. Sebagai bagian dari Dana Bantuan Covid-19 FIFA , masing-masing dari 211 asosiasi anggota bisa mengajukan permohonan hibah hingga $ 500.000, untuk diinvestasikan dalam permainan wanita.

Asosiasi Sepak Bola Lesotho juga  telah mengajukan permintaan itu untuk mereka, serta mengajukan rencana strategis. Pendanaan akan ditargetkan untuk mendukung kompetisi domestik, tim nasional, peningkatan kapasitas, dan permainan akar rumput. Semua dipandu oleh peluncuran program Pengembangan Sepak Bola Wanitabaru dari FIFA.

Itulah latar belakang yang membawa Baholo Motene, pesepakbola wanita menorehkan sejarah di negaranya dengan menjadi Presiden Komite Eksekutif Sepak Bola Wanita Lesotho. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES