Ekonomi

Kerajinan Kayu Warga Binaan Lapas Banyuwangi Diminati Perusahaan Asing

Kamis, 24 September 2020 - 19:50 | 76.65k
Pembuatan kerajinan kayu di Lapas Kelas IIA Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Pembuatan kerajinan kayu di Lapas Kelas IIA Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kerajinan kayu buatan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kabupaten Banyuwangi (Lapas Banyuwangi) diminati 5 perusahaan asing. Di antaranya, 3 perusahaan besar dari Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Ada perusahaan Mitsubishi, Kowabo, Daiso, Asung dan Lennox. Kelima perusahaan ini sangat berminat dengan hasil karya perabotan rumah yang terbuat dari kayu ini.

"35 persen handicraft yang kita ekspor ke 3 negara, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang dari Lapas Banyuwangi. Kita terus melakukan kerjasama dengan Lapas untuk memenuhi kuota ekspor ke 3 negara itu," ujar Bambang Hariyono, pemilik Oesing Craft, Kamis (24/9/2020).

Untuk itu, Lapas Banyuwangi kelas IIA dengan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Perindustrian (Disnaker trans), Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi dan Oesing Craft melakukan Perjanjian Kerjasama (PKS).

Bambang Hariyono mengaku, kesempatan masa pandemi ini menjadi langkah awal untuk menambah kapasitas ekspor. Sebab, pandemi Covis-19 saat ini membuat banyak negara memulai terobosan baru untuk melakukan penetrasi ekspor ke beberapa negara. 

"Saat pandemi ini menjadi start awal sebenarnya bagi negara untuk melakukan penetrasi ekspor. Makanya kita dorong ini untuk peningkatan. Kita sudah melakukan kerjasama dengan perusahaan besar di 3 negara itu," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Perindustrian Banyuwangi, Alam Suderajat menyambut baik adanya peningkatan kapasitas ekspor barang kerajinan tangan dari warga binaan Lapas Banyuwangi. Hal ini berdampak positif terhadap pembangunan SDM warga binaan.

Menurutnya, sangat luar biasa kolaborasi dan sinergitas Lapas dengan berbagai stakeholder khususnya eksportir. Ini sangat membantu untuk peningkatan kualitas angkatan kerja.

"Tentu produk yang dihasilkan yang harus diminati pasar. Sebenarnya kita masih kurang pelatihan disini. Karena bentuk ekspor yang lain juga masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan ekspor," pungkasnya. 

Sementara itu, Kalapas Banyuwangi, Ketut Akbar Heri Ahjar menambahkan, selain pelatihan handycraft, Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) menambah pelatihan terhadap warga binaan Lapas Banyuwangi.

Yang terbaru, adalah kerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi. Warga binaan diberikan pelatihan otomotif, hidroponik dan perikanan.  "Ada 60 warga binaan selama 3 bulan ini mendapatkan pelatihan otomotif, hidroponik dan perikanan. Tentu ini menambah SDM warga binaan," ujarnya. 

Bagi Lapas Banyuwangi ini, dorongan dari Disnakertrans, BLK dan Oesing Craft memberikan pengalaman dan motivasi bagi warga binaan. Diharapkan, usai menjalani hukuman, ilmu yang didapat dari pembinaan di lapas Kabupaten Banyuwangi bisa bermanfaat saat kembali ke masyarakat nanti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES